backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

4

Tanya Dokter
Simpan

Berbagai Macam Dermatitis Menurut Penyebab dan Gejalanya

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 29/12/2020

    Berbagai Macam Dermatitis Menurut Penyebab dan Gejalanya

    Penyakit kulit dermatitis merupakan peradangan kronis pada kulit yang menyebabkan bengkak, ruam kemerahan, dan rasa gatal. Ada macam-macam dermatitis dan tiap jenisnya memiliki gejala, faktor pemicu, serta pengobatan yang berbeda-beda.

    Macam-macam dermatitis yang paling umum

    gejala alergi kulit

    Setiap orang bisa mengalami dermatitis. Meski demikian, tiap orang mungkin memiliki dermatitis yang berbeda antara satu sama lain.

    Beberapa macam dermatitis cenderung menyerang kelompok orang atau usia tertentu, misalnya seperti dermatitis atopik (eksim) yang rata-rata terjadi pada bayi. Di sisi lain, Anda juga bisa saja terkena lebih dari satu jenis dermatitis secara bersamaan.

    Berikut adalah berbagai jenis dermatitis yang paling umum.

    1. Dermatitis atopik (eksim)

    Dermatitis atopik umum dikenal sebagai eksim atau eksim kering. Pasalnya, penyakit ini membuat kulit menjadi gatal, kering, dan mengelupas. Jika kulit yang terdampak terus digaruk, gejalanya akan bertambah parah sehingga kulit semakin rusak.

    Penyebab eksim berhubungan dengan perbedaan gen yang memengaruhi kemampuan kulit dalam melindungi tubuh dari kuman, alergen, dan zat pemicu iritasi. Risikonya lebih tinggi pada orang dengan riwayat eksim, alergi, atau asma dalam keluarga.

    Oleh karena sifatnya genetik, eksim biasanya muncul sejak bayi dan bisa berlanjut hingga dewasa. Pada akhirnya, eksim menjadi penyakit kronis (menahun) yang gejalanya dapat muncul kapan saja.

    Dermatitis atopik tidak bisa disembuhkan, tapi gejalanya dapat dikendalikan dengan cara berikut.

  • Menjaga kulit tetap lembab dengan rutin mengoleskan pelembab.
  • Mengoleskan obat kortikosteroid pada kulit sesuai anjuran dokter.
  • Mengonsumsi obat-obatan yang mengontrol kerja sistem imun.
  • Melakukan terapi sinar ultraviolet (UV).
  • 2. Dermatitis kontak

    Peradangan kulit akibat kontak langsung dengan suatu zat dikenal sebagai dermatitis kontak. Penyakit ini ditandai dengan ruam kemerahan, gatal, dan kulit kering bersisik. Terkadang, muncul bengkak atau luka lepuh yang bisa pecah mengeluarkan cairan.

    Ada dua jenis dermatitis kontak, yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi. Keduanya dibedakan berdasarkan penyebab dan zat yang menjadi pemicunya.

    Dermatitis kontak iritan

    Ini adalah dermatitis kontak yang paling umum. Reaksi terjadi karena kulit mengalami cedera akibat gesekan, suhu rendah, zat kimia seperti asam, basa, dan deterjen, atau pemicu lainnya. Zat atau produk yang menjadi pemicunya antara lain:

    • produk pembersih seperti bleach atau deterjen,
    • alkohol gosok,
    • sabun, sampo, dan pembersih badan lainnya,
    • tanaman tertentu,
    • pupuk, pembersih hama, dan lain-lain.

    Dermatitis kontak alergi

    Kondisi ini terjadi ketika Anda bersentuhan dengan zat yang memicu respons sistem imun pada kulit. Reaksi juga bisa muncul apabila alergen memasuki tubuh Anda lewat makanan, obat, atau prosedur medis seperti pemeriksaan gigi.

    Zat dan produk yang kerap menjadi pemicunya yakni:

    • logam perhiasan,
    • obat-obatan, termasuk krim antibiotik dan obat alergi antihistamin,
    • deodoran, sabun, cat rambut, dan kosmetik,
    • tanaman seperti poison ivy, serta
    • lateks dan karet.

    3. Dermatitis seboroik

    dermatitis seboroik adalah eksim kulit kepala

    Dermatitis seboroik sedikit berbeda dengan jenis dermatitis lain. Peradangan biasanya menyerang kulit kepala dan menyebabkan kulit kering bersisik seperti ketombe. Pada remaja dan orang dewasa, gejala juga bisa muncul di dahi, dada, serta pangkal paha.

    Penyakit ini berawal dari pertumbuhan jamur Malassezia yang tidak terkendali. Sistem imun berusaha membasmi jamur dengan menghasilkan peradangan. Namun, respons tersebut justru menimbulkan gejala yang semakin parah saat terjadi:

    • stres,
    • suatu penyakit atau perubahan hormon,
    • perubahan cuaca menjadi dingin dan kering, atau
    • paparan produk pembersih yang kasar pada kulit.

    4. Neurodermatitis

    Neurodermatitis merupakan penyakit kulit yang berawal dari timbulnya rasa gatal pada area kecil kulit. Jika bagian kulit yang gatal terus digaruk, akan muncul bintik-bintik merah kecil yang kemudian melebar menjadi bercak.

    Penyakit ini dapat menyebabkan gatal di berbagai bagian tubuh seperti leher, lengan dan kaki, hingga area kelamin. Penyebabnya tidak diketahui, tapi risikonya lebih tinggi pada wanita, penderita gangguan kecemasan, dan orang dengan riwayat eksim dalam keluarga.

    5. Dermatitis numularis

    Dermatitis numularis atau eksim diskoid adalah penyakit kulit yang ditandai dengan ruam merah berbentuk melingkar seperti koin. Penyakit ini juga bisa menimbulkan luka lepuh berisi cairan yang lambat laun dapat mengering menjadi borok.

    Penyebab pastinya tidak diketahui, tapi pemicunya bisa berasal dari kulit yang kering dan sensitif, gigitan serangga, atau jenis dermatitis lain. Eksim diskoid yang muncul di kaki mungkin disebabkan karena kurangnya aliran darah pada tubuh bagian bawah.

    Jenis dermatitis lainnya yang perlu diketahui

    Ciri-ciri dan gejala eksim

    Selain dermatitis yang banyak dialami orang, ada pula macam-macam dermatitis lain yang dibedakan dari lokasi munculnya gejala, bentuk ruam pada kulit, dan lain-lain. Berikut di antaranya.

    1. Dermatitis venenata

    Dermatitis venenata memiliki gejala khas berupa luka lepuh panjang yang terasa perih dan panas. Kondisi ini kerap salah dikira sebagai herpes zoster, padahal penyebabnya adalah gigitan, liur, atau bulu serangga yang menempel pada kulit.

    2. Dermatitis herpetiformis

    Dermatitis herpetiformis adalah gangguan autoimun akibat penumpukan antibodi IgA, yang biasanya dipicu oleh konsumsi gluten. Gejalanya mirip dengan gigitan serangga, tapi rasa gatalnya sering tidak tertahankan sehingga harus ditangani dengan obat.

    3. Dermatitis stasis

    Dikenal juga sebagai eksim vena, penyakit ini disebabkan oleh kurangnya aliran darah menuju kaki. Penderita dermatitis stasis biasanya juga menderita obesitas, tekanan darah tinggi, gagal ginjal, dan penyakit lain yang mengganggu peredaran darah.

    4. Dermatitis perioral

    Dermatitis perioral menyerang kulit sekitar mulut. Penyebab pastinya tidak diketahui, tapi mungkin berhubungan dengan masalah kemampuan perlindungan kulit, sistem imun, atau ketidakseimbangan jumlah bakteri dan jamur pada kulit wajah.

    5. Dermatitis intertriginosa

    gejala psoriasis
    Sumber: MedicineNet

    Umum dikenal sebagai intertrigo, penyakit kulit ini menimbulkan ruam di lipatan kulit, seperti di belakang telinga, leher, dan selangkangan. Bakteri tumbuh subur di lipatan kulit yang lembap. Lambat laun, pertumbuhannya dapat menyebabkan peradangan.

    6. Dermatitis medikamentosa

    Dermatitis medikamentosa disebut juga erupsi obat. Pasalnya, kondisi ini disebabkan oleh penggunaan obat minum, suntik, atau hirup yang tanpa disadari memicu reaksi alergi. Namun, reaksinya perlu dibedakan dengan dermatitis kontak akibat obat oles.

    7. Dermatitis eksfoliatif

    Dermatitis eksfoliatif atau eritroderma ditandai dengan ruam kemerahan dan kulit yang mengelupas dalam area luas. Penyebabnya sangat beragam, mulai dari reaksi obat, jenis dermatitis lain, kanker berupa leukemia dan limfoma, hingga gangguan autoimun.

    8. Dishidrosis

    Dishidrosis menimbulkan rasa gatal hebat dan luka lepuh pada telapak tangan, telapak kaki, dan ujung jari. Penyebabnya tidak diketahui, tapi kemungkinan berkaitan dengan genetik karena banyak dialami orang dengan riwayat eksim dalam keluarga.

    Dermatitis pada dasarnya merupakan peradangan pada kulit. Penyebab dan gejalanya yang sangat beragam membuat dermatitis terbagi menjadi banyak jenis. Macam-macam dermatitis bisa saja membutuhkan pengobatan yang berbeda.

    Ini sebabnya Anda perlu berkonsultasi ke dokter apabila mengalami gejala dermatitis. Dokter akan menjalankan serangkaian pemeriksaan untuk menentukan diagnosis dan tipe dermatitis yang Anda alami sehingga pengobatan menjadi lebih optimal.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 29/12/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan