backup og meta

Dermatitis Venenata

Dermatitis Venenata

Saat berada di luar ruangan, Anda lebih rentan untuk terkena gigitan serangga, termasuk tomcat. Gigitan serangga ini ternyata dapat berisiko menyebabkan penyakit kulit yang disebut dengan dermatitis venenata.

Ketahui gejala, penyebab, serta cara mengobatinya dalam ulasan berikut ini.

Apa itu dermatitis venenata?

Dermatitis venenata adalah reaksi iritasi pada kulit yang disebabkan oleh gigitan atau kontak langsung antara kulit dengan liur atau bulu serangga.

Biasanya, jenis serangga pemicunya adalah kumbang dari marga paederus yang terbang pada malam hari atau biasa disebut tomcat.

Inilah mengapa dermatitis venenata juga dikenal sebagai dermatitis paederus. Jenis dermatitis yang satu ini lebih sering terjadi di wilayah beriklim tropis.

Kontak dengan kumbang paederus menimbulkan ciri khas berupa bercak kemerahan pada kulit. Bercak dapat menyebar ke sekitar mata dan berkembang menjadi luka lepuh yang terasa perih.

Luka lepuh sering kali berbentuk linear (memanjang) sehingga kondisi ini juga kerap disebut sebagai dermatitis linearis.

Jika tidak ditangani dengan baik, luka lepuh dapat berujung menjadi infeksi kulit atau meninggalkan bekas luka.

Tanda dan gejala dermatitis venenata

penyebab dermatitis kontak

Gejala kondisi ini biasanya muncul dalam 8 – 24 jam setelah terjadi kontak. Namun, kumbang dari jenis yang lain mungkin baru menimbulkan gejala dalam 24 – 48 jam.

Banyak penderita justru tidak menyadari bahwa mereka telah berkontak dengan kumbang paederus. Berikut ini tanda dan gejala dermatitis venenata.

  • Bercak kemerahan di kulit.
  • Gatal pada kulit yang terkena.
  • Area kulit yang terdampak terasa panas atau perih.
  • Nyeri pada kulit seperti ditusuk-tusuk.
  • Benjolan atau lenting berisi cairan.

Pada kasus yang parah, kulit yang terdampak bahkan bisa tampak lebih gelap atau mengalami kematian jaringan.

Racun serangga dapat menyebar apabila Anda membunuh serangga yang menempel pada kulit atau menggosok kulit yang gatal.

Jika Anda menyentuh mata, racun dapat menyebabkan peradangan pada bagian putih mata atau kulit di sekitar mata.

Berapa lama dermatitis venenata dapat sembuh?

Gejala dermatitis venenata ringan biasanya membaik setelah dua hari. Gejala tingkat sedang dengan luka lepuh mungkin berlangsung selama 7 – 8 hari. Sementara itu, kulit yang tampak lebih gelap umumnya baru pulih setelah satu bulan.

Kapan harus periksa ke dokter?

Gejala iritasi ringan dapat membaik dengan membersihkan kulit yang terkena racun menggunakan air dan sabun. Di sisi lain, gejala dermatitis venenata parah sebaiknya ditangani dengan pengobatan.

Segera kunjungi dokter apabila muncul gejala demam, nyeri sendi, atau nyeri otot.

Pemeriksaan juga diperlukan jika racun serangga menyebabkan peradangan pada bagian dalam telinga atau memicu gejala rinitis (alergi musiman).

Penyebab dermatitis venenata

Berbeda dengan dermatitis pada umumnya, dermatitis venenata disebabkan oleh racun paederin.

Mengutip DermNet New Zealand, paederin merupakan zat kimia yang berpotensi kuat mengiritasi kulit.

Racun ini dihasilkan oleh bakteri pseudomonas yang terdapat pada hemolimfa serangga. Hemolimfa adalah cairan yang beredar dalam tubuh serangga, mirip seperti darah pada manusia.

Jika kulit yang terkena paederin tidak lekas dibersihkan, zat ini dapat menyebabkan pelepasan enzim protease yang menguraikan lapisan pelindung kulit.

Racun paederin juga menghancurkan ikatan kimia antara sel-sel kulit.

Sementara itu, sel kulit tidak bisa memperbaiki diri karena paederin turut menghambat pembentukan protein, pembentukan DNA, dan pembelahan sel.

Diagnosis dermatitis venenata

Proses diagnosis diawali dengan pemeriksaan fisik berupa pengamatan bentuk bercak pada kulit, pengikisan kulit, hingga luka lepuh dan kerak yang terbentuk setelah luka lepuh mengering.

Setelah itu, dokter kemungkinan akan melakukan biopsi guna mengambil sampel kulit yang bermasalah.

Biopsi berperan penting karena dermatitis paederus memiliki gejala yang sangat mirip dengan kondisi lain, seperti:

Pengobatan dermatitis venenata

Dermatitis venenata pada dasarnya merupakan salah satu bentuk dermatitis kontak iritan sehingga pengobatan keduanya tak jauh berbeda. Berikut ini beberapa pilihan pengobatannya.

1. Bersihkan area kulit yang terkena

Begitu gejala muncul, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah membersihkan kulit dengan air bersih dan sabun.

Langkah ini bertujuan untuk membersihkan racun paederin dari kulit dan mencegahnya menyebar ke bagian tubuh lain. Setelah itu, kompres kulit dengan lap bersih yang dibasahi air dingin

Cara ini juga dapat membantu meredakan gejala gatal yang mungkin muncul, sehingga racun serangga tidak menyebar ke area kulit lainnya ketika Anda tidak sengaja menggaruk kulit.

Begitu gejala muncul, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah membersihkan kulit dengan air bersih dan sabun.

Langkah ini bertujuan untuk membersihkan racun paederin dari kulit dan mencegahnya menyebar ke bagian tubuh lain.

2. Obat-obatan

Salep scabies atau kudis

Setelah dibersihkan, Anda bisa mengoleskan obat kortikosteroid. Beberapa jenis salep eksim kortikosteroid dapat dibeli bebas tanpa resep dokter, tapi pastikan Anda mengikuti anjuran pemakaian pada kemasan obat.

Anda juga dapat meredakan nyeri dan gatal dengan obat lain, seperti losion calamine, krim mentol, dan obat anestesi topikal.

Beberapa merek anestesi topikal mengandung lidocaine dan benzocaine juga tersedia di apotek seperti halnya obat kortikosteroid.

Gejala dermatitis venenata yang parah kemungkinan perlu diatasi dengan obat-obatan lain.

Dokter terkadang memberikan tingtur yodium (larutan yodium, alkohol, dan sejumlah bahan lain) untuk menetralkan racun dan sebagai antiseptik.

Apabila luka lepuh sudah terinfeksi, dokter akan meresepkan antibiotik dalam bentuk minum. Jenis antibiotik yang digunakan umumnya adalah ciprofloxacin dan antibiotik lain dalam golongan sejenis.

Pencegahan dermatitis venenata

Cara paling ampuh mencegah dermatitis venenata adalah dengan menghindari kontak terhadap pemicunya, yakni kumbang paederus seperti tomcat.

Selain itu, Anda harus tahu cara mengatasi kumbang yang menempel pada kulit. Di bawah ini adalah beberapa tips sederhana yang bisa Anda lakukan.

  • Mengenali ciri-ciri kumbang paederus.
  • Mengurangi populasi kumbang paederus di sekitar tempat tinggal.
  • Menggunakan lampu yang tidak memancarkan sinar ultraviolet.
  • Mematikan lampu saat tidur.
  • Tidur memakai kelambu selama menetap di wilayah dengan populasi serangga yang tinggi.
  • Mengusir kumbang paederus yang menempel pada kulit tanpa membunuhnya.
  • Tidak menggosok kulit yang terkena racun paederus.
  • Segera membersihkan tangan yang terkena kumbang paederus dengan air bersih dan sabun.

Jika Anda merasa mengalami gejalanya, segera kunjungi dokter spesialis kulit untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Hindari menggosok kulit yang terkena racun agar gejala tidak menyebar ke bagian tubuh lain.

Kesimpulan

  • Dermatitis venenata merupakan sejenis dermatitis kontak iritan yang disebabkan oleh kontak dengan kumbang paederus atau tomcat.
  • Gejalanya bisa berupa bercak kemerahan di kulit yang terasa gatal dan terkadang dapat disertai dengan rasa nyeri, panas, dan perih.
  • Pengobatan untuk penyakit ini antara lain membersihkan area kulit yang terkena dan pemberian obat-obatan seperti salep kortikosteroid atau obat gatal.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Paederus dermatitis. (2020). Retrieved 15 August 2024 from https://dermnetnz.org/topics/paederus-dermatitis/

Fahri, M., Hidayat Nur., and Ismail S. (2019). Dermatitis Venenata. Jurnal Medical Profession (MedPro), 1(1), 23–27.

Karthikeyan, K. and Kumar, A. (2017). Paederus dermatitis. Indian Journal of Dermatology Venereol Leprol, 83(4), 424–431.

Uzunoğlu, E., Oguz, I. D., Kir, B., & Akdemir, C. (2017). Clinical and Epidemiological Features of Paederus Dermatitis Among Nut Farm Workers in Turkey. The American journal of tropical medicine and hygiene, 96(2), 483–487.

Litchman, G. (2023). Contact Dermatitis. NIH. Retrieved 15 August 2024, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459230/

Versi Terbaru

20/08/2024

Ditulis oleh Diah Ayu Lestari

Ditinjau secara medis oleh dr. Dinda Saraswati Murniastuti, Sp.DV

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

7 Cara Ampuh Mengobati Dermatitis Stasis, Eksim yang Muncul di Kaki

Dermatitis Numularis


Ditinjau secara medis oleh

dr. Dinda Saraswati Murniastuti, Sp.DV

Spesialis Kulit dan Kelamin · Mydervia Dermatology


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 20/08/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan