backup og meta

11 Penyebab Perut Kembung, dari Makanan hingga Penyakit

11 Penyebab Perut Kembung, dari Makanan hingga Penyakit

Perut kembung merupakan masalah pencernaan yang dapat terjadi pada siapa saja. Umumnya, perut kembung ditandai dengan perut yang begah disertai dengan sesak karena perut terasa penuh. Lantas, apa saja penyebab perut kembung? 

Berbagai penyebab perut kembung

Pada dasarnya, perut kembung (meteorismus) merupakan hal yang normal terjadi dan termasuk proses biologis yang dapat dialami setiap orang. 

Kondisi ini biasanya terjadi karena adanya penumpukan gas dalam saluran pencernaan yang dipicu oleh gangguan sistem pencernaan seperti di bawah ini.

1. Produksi gas dalam usus

Penyebab utama terjadinya perut kembung adalah peningkatan produksi gas dalam usus. Begini, beberapa orang memiliki sistem pencernaan yang tidak mampu mencerna makanan tertentu, seperti biji-bijian. 

Pada kondisi tertentu, tubuh akan melepaskan gas dalam bentuk hidrogen, metana, atau karbon dioksida. Nantinya, gas akan keluar lewat serdawa atau kentut. 

Bila pembentukan gas terlalu cepat, gas akan menumpuk pada saluran cerna, sehingga menyebabkan perut kembung, mual, dan begah. 

2. Konsumsi makanan pemicu gas

produk olahan susu

Peningkatan gas sebenarnya tidak terjadi begitu saja. Ada sejumlah faktor dan kondisi yang bisa menjadi dalang di balik gejala masalah pencernaan ini. 

Salah satunya adalah konsumsi jenis makanan yang membutuhkan waktu lebih untuk dicerna oleh tubuh. Berikut beberapa contoh makanan penyebab perut kembung

  • Kacang-kacangan. Makanan ini mengandung karbohidrat kompleks jenis polisakarida yang sulit dicerna lambung. 
  • Makanan berlemak. Asupan lemak berlebihan dapat memperlambat proses pencernaan dan pengosongan lambung. Akibatnya, perut mungkin terasa tidak nyaman karena kembung dan begah. 
  • Buah dan sayur tertentu. Beberapa jenis buah yang tinggi akan gula, pati, dan serat dapat memicu produksi gas berlebih, seperti kol, brokoli,  wortel, dan apel. 
  • Biji-bijian. Sama halnya dengan buah dan sayuran yang disebutkan, biji-bijian mengandung serat yang tinggi. Alhasil, biji-bijian termasuk makanan yang sulit dicerna tubuh. 
  • Susu dan produk olahannya. Susu sapi dan produk olahannya mengandung laktosa yang dapat meningkatkan produksi gas, sehingga perut menjadi kembung dan begah. 
  • Minuman bersoda. Soda dan minuman berkarbonasi lainnya dapat memicu penumpukan gas berlebih dalam sistem pencernaan. 

3. Makan dan minum terlalu cepat

Tak hanya pilihan makanan yang dikonsumsi, kebiasaan makan setiap harinya ternyata bisa menjadi pemicu perut kembung, contohnya minum atau makan terlalu cepat

Makan dan minum dengan tergesa-gesa dapat menjadi penyebab perut kembung dan begah. 

Hal ini dikarenakan kebiasaan yang satu ini membuat lebih banyak udara masuk ke dalam sistem pencernaan ketika Anda mengunyah atau berbicara. 

4. Porsi makan terlalu banyak

Penyebab perut kembung selanjutnya adalah karena makan berlebihan atau makan dalam porsi yang banyak dalam satu kali makan.

Ketika Anda makan berlebihan, perut akan merenggang untuk menyesuaikan asupan makanan yang masuk. Akibatnya, Anda mungkin merasa sesak dan begah setelah makan.

Sebagai gantinya, cobalah mengurangi porsi makan, tetapi dengan frekuensi lebih sering, seperti 4 – 5 kali makan dalam sehari. 

5. Minum minuman beralkohol

Alkohol merupakan senyawa yang dapat memicu peradangan. Jadi, minum minuman beralkohol dapat menyebabkan pembengkakan di tubuh, termasuk perut. 

Peradangan ini dapat diperparah dengan cairan yang sering dicampur dengan alkohol, seperti minuman manis atau soda. Alhasil, perut kembung tak dapat dihindari.

Obat-obatan pemicu perut kembung

Tidak hanya makanan atau minuman, beberapa obat-obatan juga bisa menyebabkan perut kembung, contohnya ibuprofen, statin, antidepresan, antibiotik, antikolinergik, opioid, dan obat penurun tekanan darah.

6. Intoleransi laktosa

Intoleransi laktosa terjadi ketika tubuh sulit mencerna laktosa pada susu dan produk olahannya. 

Masalah pencernaan ini dapat terjadi akibat tubuh tidak memproduksi enzim laktase yang dibutuhkan dalam proses pencernaan. Bila enzim ini tidak ada, laktosa akan sulit dicerna, sehingga bisa memicu gangguan pencernaan.

Selain perut kembung, intoleransi laktosa ditandai dengan diare hingga sakit perut usai minum susu. 

7. Penyakit celiac

Kondisi medis yang menjadi penyebab perut kembung selanjutnya adalah penyakit celiac.

Penyakit ini terjadi akibat reaksi sistem imun tubuh yang salah mengenali senyawa di dalam gluten sebagai ancaman. 

Lambat laun, masalah ini dapat merusak lapisan usus dan menghambat penyerapan zat gizi. Akibatnya, makanan akan menumpuk di usus dan menyebabkan gas sulit untuk keluar. 

 

8. Penyakit Crohn

Penyakit Crohn adalah peradangan pada lapisan sistem pencernaan. Hingga saat ini belum diketahui secara pasti penyebabnya, tapi kondisi ini disebabkan oleh reaksi autoimun dan faktor genetik.

Peradangan pada sistem pencernaan ini membuat makanan terkadang tidak dapat diserap baik oleh usus kecil, sehingga mengakibatkan banyak makanan yang tidak tercerna dan mencapai usus besar. 

Penumpukan makanan ini menyebabkan gas sulit keluar dari tubuh dan mengakibatkan terjadinya perut kembung.

9. Pertumbuhan bakteri berlebih di usus kecil (SIBO)

SIBO (small intestinal bacterial overgrowth) merupakan kondisi pertumbuhan bakteri yang abnormal pada usus halus. 

Pertumbuhan bakteri yang berlebihan ini dapat mengganggu keseimbangan bakteri lainnya di sistem pencernaan. 

Ketika bakteri tumbuh terlalu banyak di bagian usus kecil, bakteri akan memfermentasi karbohidrat dari makanan dan mengeluarkan gas hidrogen atau metana. Hal inilah yang menyebabkan perut kembung.

10. Konstipasi

penyebab BAB keras

Seseorang yang mengalami konstipasi juga dapat berisiko mengalami perut kembung.

Saat sembelit, tubuh kesulitan untuk mengeluarkan feses dari usus besar. Mengutip Cleveland Clinic, feses yang tertimbun di usus besar dapat menyebabkan makanan yang baru saja dicerna oleh tubuh tertahan di usus. 

Penumpukan sisa makanan di tubuh ini akan menyisakan lebih sedikit ruang untuk memproses gas dalam tubuh, sehingga perut terasa kencang dan mengembang. 

11. Stres

Dilansir dari American Psychological Association, stres bisa menjadi penyebab perut kembung. Pasalnya, perubahan suasana hati karena stres dikaitkan dengan bakteri usus.

Sel-sel saraf di usus dan populasi bakteri di usus bisa memengaruhi fungsi otak. Begitu pula sebaliknya, perubahan kimia di otak ketika kondisi stres bisa memengaruhi bakteri usus.

Selain itu, stres membuat Anda jadi sulit menelan makanan atau meningkatkan jumlah udara yang ditelan. Hal ini bisa membuat perut kembung. 

Nah, itulah berbagai penyebab perut kembung. Jika rasa tidak nyaman pada perut disertai dengan gejala lainnya, seperti nyeri perut, diare, atau BAB berdarah, segera hubungi dokter untuk penanganan lebih lanjut. 

[embed-health-tool-bmr]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Bloating: Causes and Prevention Tips. (n.d). John Hopkins. Retrieved 17 January 2024, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/bloating-causes-and-prevention-tips 

Mondi, R., Clearfield, H.R. (n.d). Belching, Bloating, and Flatulence. American College of Gastroenterology. Retrieved 17 January 2024, from https://gi.org/topics/belching-bloating-and-flatulence/ 

Gas and gas pains. (2022). Mayo Clinic. Retrieved 17 January 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gas-and-gas-pains/symptoms-causes/syc-20372709 

Stress effects on the body. (2023). American Psychological Association. Retrieved 17 January 2024, from https://www.apa.org/topics/stress/body 

Bloating. (2024). Family Doctor. Retrieved 17 January 2024, from https://familydoctor.org/condition/bloating/

7 Types of Medication That Cause Bloating. (2023). Retrieved 17 January 2024, from https://www.aarp.org/health/drugs-supplements/info-2023/medications-that-cause-bloating.html

Versi Terbaru

24/01/2024

Ditulis oleh Nabila Azmi

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Perut Kembung Setiap Pagi? Ini Penyebab dan Perawatannya

Perut Kembung Saat Hamil? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 24/01/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan