backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

6

Tanya Dokter
Simpan

Penyebab Perut Kedutan yang Perlu Diwaspadai

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 20/09/2022

    Penyebab Perut Kedutan yang Perlu Diwaspadai

    Sakit perut merupakan salah satu gangguan pencernaan yang bisa menandai adanya masalah di tubuh. Jenis sakit perut ini pun beragam dan salah satunya yaitu perut kedutan yang muncul tiba-tiba dan berulang. Simak apa penyebabnya di sini!

    Berbagai penyebab perut kedutan

    Perut kedutan adalah kondisi ketika adanya kontraksi pada otot perut, lambung, atau usus.

    Umumnya, perasaan berdenyut ini bisa muncul bergantung pada bagian tubuh yang mengalami dan tingkat keparahannya. 

    Sebenarnya perut yang berdenyut tidak berbahaya, tetapi bisa menjadi gejala akan sebuah masalah kesehatan. Itu sebabnya, penting untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab perut sering kedutan. 

    1. Ketegangan otot

    Salah satu penyebab perut kedutan yaitu adanya ketegangan otot pada daerah tersebut.

    Ketegangan otot pada perut tidak terjadi begitu saja, tapi ada beberapa kondisi yang bisa memicu masalah ini.

    • Melakukan aktivitas dengan otot yang belum siap.
    • Berolahraga berlebihan. 
    • Memakai teknik yang salah saat berolahraga.
    • Mengangkat benda berat.
    • Memutar tubuh terlalu kencang. 

    Normalnya, perut berdenyut akibat otot yang tegang disertai dengan gejala lain, seperti rasa sakit pada perut dan semakin parah saat bergerak. 

    2. Gas

    kentut berlebih saat menstruasi

    Selain otot tegang, produksi gas berlebih pun bisa menjadi penyebab perut kedutan.

    Gas pada organ pencernaan merupakan bagian dari proses pencernaan yang normal. Hal ini pun berlaku ketika gas berlebih dikeluarkan lewat sendawa atau kentut. 

    Hanya saja, produksi gas berlebih yang terperangkap di organ tertentu dapat memicu perut berdenyut.

    Pasalnya, penumpukan gas di perut bisa menyebabkan otot usus kejang saat tubuh mencoba mengeluarkannya. 

    Kejang pada otot usus ini dapat menyebabkan kedutan di perut yang biasanya disertai dengan kondisi lain, seperti: 

    • perut kembung, 
    • sakit perut
    • perasaan kenyang (begah), atau 
    • keinginan untuk kentut atau bersendawa. 

    3. Dehidrasi

    Tahukah Anda bahwa perut kedutan bisa menjadi salah satu tanda bahwa tubuh tengah mengalami dehidrasi

    Pada saat tubuh kehilangan banyak cairan, tubuh tidak dapat mengalami proses pendinginan dengan sendirinya. Hal ini yang ternyata bisa memicu munculnya panas di dalam tubuh yang ditandai oleh kram otot, termasuk di perut. 

    Dehidrasi dapat disebabkan oleh tidak adanya pengganti garam dan cairan (elektrolit) tubuh yang hilang selama melakukan olahraga intens.

    Saat berolahraga, otot dapat bekerja lebih keras sehingga menyerap panas yang muncul dan terjadilah kram. 

    Maka dari itu, Anda perlu segera mengganti cairan tubuh yang hilang untuk mencegah dehidrasi yang bisa menimbulkan perut berdenyut. 

    4. Penyakit radang usus

    Penyakit radang usus dibagi menjadi dua jenis, yaitu penyakit Crohn dan kolitis ulseratif.

    Keduanya merupakan peradangan usus kronis yang perlu diwaspadai dan memiliki karakteristik masing-masing. 

    Penyakit Crohn dapat memengaruhi seluruh sistem pencernaan, sedangkan kolitis ulseratif hanya berdampak pada usus besar.

    Meski begitu, penyakit peradangan pada pencernaan ini dapat menyebabkan kejang usus sehingga perut kedutan pun terjadi. 

    Bila perut berdenyut yang dialami dibarengi dengan gejala di bawah ini, segera periksakan diri ke dokter. 

    • Kram perut
    • Sembelit
    • Diare
    • Berat badan turun
    • Kelelahan
    • Sering berkeringat di malam hari
    • Keinginan ke kamar mandi yang tidak tertahankan. 

    5. Sindrom iritasi usus

    Masalah pencernaan lainnya yang dapat ditandai dengan perut sering kedutan yaitu sindrom iritasi usus (IBS).

    Pada dasarnya, rasa sakit pada pasien IBS dianggap sebagai nyeri viseral kronis. 

    Nyeri viseral melibatkan organ dalam seperti usus. Nyeri dapat meningkat seiring berjalannya hari akibat adanya masalah pada usus hingga dapat memicu kedutan di perut. 

    Meski tidak menyebabkan perubahan pada jaringan usus seperti penyakit radang usus, IBS memiliki gejala yang mirip, seperti: 

    • sembelit atau diare yang bergantian, 
    • sakit perut, 
    • perut kembung, dan 
    • sering kentut. 

    6. Gastritis

    Gastritis merupakan istilah yang menggambarkan peradangan atau iritasi pada lapisan lambung.

    Orang yang menderita gastritis biasanya ditandai dengan sakit perut yang intensitasnya bisa bervariasi, termasuk kedutan di perut. 

    Bila hal ini terjadi, lapisan permukaan rusak dan tubuh meningkatkan aliran darah ke daerah tersebut. Hal ini bertujuan membantu proses penyembuhan. 

    Setelah itu, sel imun seperti neutrofil dan limfosit masuk untuk membantu melawan bakteri dan memulai proses perbaikan.

    Hasilnya, area tersebut bisa meradang, bengkak, atau tampak memar sebelum sembuh. 

    Proses peradangan ini dapat menekan ujung saraf dan memicu berbagai tingkat rasa sakit yang mungkin disertai dengan perut berdenyut. 

    7. Ileus

    Ileus merupakan kondisi saat fungsi usus tidak bekerja dengan maksimal akibat beberapa hal, meliputi: 

    • infeksi, 
    • peradangan, 
    • kurang aktivitas fisik,
    • penyakit parah,
    • riwayat operasi perut baru-baru ini, dan
    • penyalahgunaan narkotika. 

    Bila dibiarkan, ileus dapat menyebabkan usus terisi dengan udara dan cairan.

    Hal tersebut ternyata bisa menimbulkan gangguan pada organ pencernaan, seperti perut kedutan yang disertai dengan rasa sakit. 

    Jika Anda merasa perut berdenyut dan disertai dengan gejala mengkhawatirkan lainnya, segera periksakan diri ke dokter.

    Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan penanganan yang tepat sesuai dengan penyebab kedutan di perut.

    Catatan

    Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 20/09/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan