Kram usus dahulu dikenal sebagai nama lain dari sindrom iritasi usus besar (IBS), yaitu gangguan pencernaan yang ditandai dengan sakit perut, kembung, diare, dan sembelit. Namun, para ahli kini memahami bahwa penyebab kram usus ternyata tidak terbatas pada IBS saja.
Ada sejumlah kondisi dan penyakit lain yang dapat menimbulkan gangguan ini. Apa saja contohnya?
Ragam penyebab kram usus
Istilah “kram usus” merujuk pada meningkatnya kontraksi otot-otot usus kecil dan usus besar secara spontan.
Jika Anda pernah merasakan tegang pada otot perut yang sangat intens, kemungkinan Anda sedang mengalami kondisi ini.
Kram usus sendiri bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala dari penyakit atau kondisi tertentu.
Banyak pasien IBS mengalami kram usus, tapi tidak semua pasien IBS akan mengalaminya. Jadi, IBS bukanlah satu-satunya penyebab kram usus.
Secara umum, berikut berbagai kondisi yang dapat menyebabkan kram pada saluran pencernaan Anda.
1. Sindrom iritasi usus besar (IBS)
IBS dapat menyebabkan kram dan kejang usus yang membuat Anda mengalami diare, kembung, atau gejala lainnya.
Meski tidak menyebabkan kerusakan pada usus ataupun membahayakan nyawa, gejala IBS bisa sangat mengganggu keseharian pasien.
Pada penderita IBS, kontraksi otot usus yang seharusnya teratur justru berubah-ubah secara spontan.
Gerak otot usus mereka mungkin menjadi lebih cepat atau lambat dari seharusnya sehingga menyebabkan sembelit atau diare.
2. Keracunan makanan
Keracunan makanan cukup sering menjadi penyebab kram usus. Selain kram, pasien biasanya juga mengalami muntah, sakit perut, dan diare.
Gejala ini bisa muncul dalam beberapa menit hingga hari setelah Anda makan makanan yang terkontaminasi.
Saat Anda mengalami keracunan makanan, otot-otot usus berkontraksi dengan lebih cepat.
Ini karena tubuh berusaha mempercepat pergerakan makanan dalam usus untuk menyingkirkan mikroba berbahaya di dalamnya secepat mungkin.
3. Gastroenteritis
Gastroenteritis merupakan gangguan pencernaan akibat infeksi virus yang juga dikenal sebagai muntaber atau flu perut.
Seperti saat terjadi keracunan makanan, otot-otot usus berkontraksi lebih cepat untuk menyingkirkan virus di dalam tubuh.
Kontraksi inilah yang menjadi penyebab kram usus pada pasien gastroenteritis.
Meski gejalanya cukup mengganggu, pasien biasanya pulih sendiri setelah beristirahat, minum air yang cukup, dan konsumsi makanan yang mudah dicerna selama beberapa hari.
4. Alergi makanan
Alergi makanan kerap menjadi penyebab gangguan pencernaan yang jarang disadari.
Reaksi alergi terjadi saat sistem imun Anda keliru menganggap makanan sebagai zat berbahaya. Sistem imun lalu melepaskan berbagai zat kimia yang memicu reaksi alergi.
Makanan yang paling sering memicu alergi yakni telur, susu, kacang, dan seafood.
Ada berbagai pengobatan untuk mengatasi alergi makanan, tetapi akan lebih baik bila Anda menghindari berbagai makanan pemicu alergi ini sepenuhnya.
5. Intoleransi makanan
Alergi dan intoleransi makanan sama-sama bisa menjadi penyebab kram usus. Namun, intoleransi makanan tidak melibatkan sistem imun.
Kondisi ini terjadi bila tubuh tidak bisa mencerna suatu makanan atau ada bahan makanan yang mengiritasi usus Anda.
Sebagai contoh, orang dengan intoleransi laktosa akan mengalami masalah pencernaan bila mengonsumsi susu, keju, dan produk sejenisnya.
Tubuh orang dengan intoleransi laktosa tidak dapat menghasilkan cukup enzim laktase yang diperlukan untuk mencerna laktosa.