Apa yang Anda makan bisa jadi salah satu penyebab radang usus buntu. Lantas, makanan apa saja yang jadi penyebab risiko usus buntu jadi meningkat? Lihat daftar makanan yang mungkin menyebabkan usus buntu berikut ini.
Benarkah ada makanan yang menyebabkan usus buntu?
Sebenarnya, makanan bukanlah penyebab utama usus buntu. Melansir situs Mayo Clinic, penyakit usus buntu terjadi akibat adanya penyumbatan, peradangan, dan infeksi pada apendiks, yakni bagian usus yang terletak di ujung usus besar.
Ketika usus buntu tersumbat, bakteri akan menjadikan area tersebut sebagai rumah untuk berkembang biak. Jumlah bakteri yang tidak terkendali ini akhirnya bisa menimbulkan infeksi, membuat usus meradang dan membengkak.
Walaupun bukan penyebab utama, ternyata makanan merupakan salah satu pemicu terjadinya penyumbatan. Bila pilihan makanan yang dikonsumsi tidak tepat, risiko terjadinya usus buntu jadi semakin meningkat.
Daftar makanan penyebab risiko usus buntu naik
Cleveland Clinic menyebutkan bahwa tidak ada cara pasti untuk mencegah radang usus buntu.
Akan tetapi, penyakit yang menyerang sistem pencernaan ini jarang terjadi pada orang yang menerapkan pola makan sehat, seperti rutin mengonsumsi sayur, buah, dan kacang-kacangan.
Dari pernyataan di atas menunjukkan bahwa pilihan makanan yang kurang tepat secara tidak langsung dapat menjadi penyebab risiko Anda mengalami usus buntu jadi meningkat.
Beberapa makanan yang berpotensi menyebabkan usus buntu, meliputi sebagai berikut.
1. Makanan pedas
Makanan pedas yang dimaksud menyebabkan usus buntu adalah yang ditambah dengan cabai atau paprika.
Biji cabai pada makanan yang tidak hancur memang dapat menyumbat usus dalam jangka waktu panjang, dan akhirnya menyebabkan radang usus buntu. Seperti yang dilaporkan oleh studi Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine pada 2011.
Studi ini mengamati 1.969 kasus radang usus buntu dalam rentang tahun 2002 – 2009 untuk mencari tahu apakah ada makanan tertentu yang memicu penyebab usus buntu.
Hasilnya, 8 kasus penyumbatan usus di antaranya adalah karena biji tumbuhan, termasuk biji cabai dan paprika.
Sebagai penyebab usus buntu, efek makanan pedas mungkin tidak terlalu kentara. Namun, cabai itu sendiri menjadi salah satu pemicu sakit perut, gangguan pencernaan yang menyerupai gejala awal usus buntu.
Namun, rasa nyerinya berbeda dengan sakit perut biasa. Sakit perut pertanda usus buntu bisa dibedakan dari area perut Anda, yakni sebelah kanan bagian bawah.
Gangguan pencernaan ini dapat menyebabkan rasa sakit parah di daerah antara tulang dada dan pusar, disertai dengan mual. Sakit perut tanda usus buntu juga diikuti dengan gejala mual dan muntah, diare, dan nafsu makan yang menurun.
Jika Anda rentan mengalami gangguan pencernaan yang menyakitkan setelah makan makanan pedas, Anda harus membatasi konsumsi makanan tersebut.
2. Penimbunan makanan yang tidak hancur dikunyah
Makanan yang tersumbat jadi salah satu penyebab radang usus buntu. Potongan kecil makanan dapat memblokir permukaan rongga yang membentang di sepanjang usus buntu, dan itu dapat mengakibatkan pembengkakan dan pembentukan nanah.
Potongan kecil makanan yang menyumbat permukaan akan membuat bakteri terbentuk di dalam usus buntu. Jika tidak diobati, radang akan menyebabkan usus buntu pecah dan menyebarkan bakteri ke seluruh tubuh.
Sebenarnya, Anda tidak bisa kena usus buntu setelah makan sesuatu. Harus ada banyak sekali makanan yang tidak hancur yang menumpuk atau menimbun di usus, barulah bisa terjadi peradangan usus buntu.
Dengan kata lain, sekali makan saja tidak akan langsung bikin usus buntu.
Ini karena tubuh dan sistem pencernaan manusia sudah punya cara khusus untuk melumatkan makanan yang masuk, yaitu dengan enzim pencernaan yang sifatnya asam. Setelah dikunyah di mulut, makanan akan lantas dihancurkan oleh enzim.
Jadi, biasanya penyebab usus buntu yaitu terlalu sering mengonsumsi makanan yang tidak benar-benar hancur meski sudah dikunyah.
Saat Anda makan pastikan mengunyah makanan dengan hati-hati dan jangan terburu-buru. Sebaliknya, fokuskan diri Anda saat makan, agar tahu tingkat kehalusan makanan sekaligus seberapa banyak porsi makanan yang Anda konsumsi.
3. Makanan rendah serat
Meningkatnya konsumsi makanan cepat saji, yang tinggi karbohidrat dan rendah serat dapat meningkatkan risiko radang usus buntu. Dalam studi pada 2016, Universitas Sumatera Utara melakukan pengamatan terhadap makanan berserat dengan penyakit radang usus buntu.
Pada studi tersebut, diketahui bahwa sebanyak 19 pasien di Rumah Sakit H. Adam Malik diketahui 14 orang kurang mengonsumsi makanan berserat.
Kemungkinan besar alasan makanan rendah serat menjadi penyebab tidak langsung dari radang usus buntu karena bisa menyebabkan sembelit.
Sembelit atau susah buang air besar menandakan adanya feses yang mengeras sehingga tidak bisa mencapai anus dengan lancar.
Jadi, sangat penting untuk meningkatkan asupan serat pada menu makanan Anda. Caranya tambahkan sayur, buah, atau kacang-kacangan sebagai menu masakan atau camilan.
Selain makanan, kurang minum juga penyebab usus buntu
Tidak hanya makanan, asupan air yang kurang juga secara tidak langsung ikut memicu risiko usus buntu meningkat. Kenapa?
Air yang Anda minum berguna untuk mengalirkan sisa makanan mencapai saluran pencernaan dengan baik. Selain itu, air juga sangat dibutuhkan untuk memaksimalkan serat makanan, nutrisi makanan yang bertugas melunakkan feses.
Di samping itu, air juga merangsang usus untuk bergerak secara normal sehingga memungkinkan feses bergerak melewati usus besar dan akhirnya keluar dari anus.
Bila tubuh kekurangan cairan, serat tidak dapat melunakkan feses. Feses yang mengeras dapat tertimbun di penghujung usus besar.
Oleh karena itulah, imbangi aktivitas dengan minum air yang cukup untuk menurunkan risiko radang usus buntu.
Asupan air setiap orang berbeda-beda. Namun, ahli kesehatan menganjurkan setidaknya minum 8 gelas air setiap hari. Jika Anda melakukan aktivitas berat atau berada di luar ruangan yang membuat tubuh mengeluarkan banyak keringat, minum lebih banyak.
Berobat ke dokter untuk atasi radang usus buntu
Jika Anda mencurigai ada gejala usus buntu, maka carilah bantuan medis segera. Radang usus buntu tidak akan sembuh dengan sendirinya kecuali Anda mendapatkan bantuan perawatan medis.
Dalam waktu kurang dari 48 jam, Anda perlu mendapatkan perawatan dokter, entah itu pengobatan usus buntu biasa atau operasi.
Lebih dari jangka waktu tersebut, usus buntu bisa saja pecah dan mengancam jiwa karena menyebabkan septikemia. Pada kasus ini operasi usus buntu mungkin dibutuhkan.
[embed-health-tool-bmr]