Gatal yang terus muncul tentu mengganggu aktivitas sehari-hari. Salah satu bagian tubuh yang sering terasa gatal adalah anus. Ketahui penyebab dan pengobatan anus gatal berikut.
Apa itu anus gatal?
Anus gatal atau dikenal juga dengan pruritus ani adalah gatal di sekitar anus atau lubang keluarnya feses dari tubuh. Pruritus ani merupakan sebuah gejala, bukan penyakit, dan memiliki banyak penyebab.
Dikutip dari Harvard Health Publishing, kebanyakan orang dengan anus gatal tidak memiliki penyakit pada dubur. Sebaliknya, sensasi gatal adalah tanda bahwa satu atau lebih kondisi mengiritasi kulit.
Kondisi ini termasuk umum terjadi pada orang-orang. Semua orang bisa mengalami pruritus ani, baik wanita maupun lelaki, tua maupun muda.
Gatal pada anus terdiri dari dua jenis.
- Pruritus ani primer: dubur gatal tanpa sebab,
- Pruritus ani sekunder: dubur gatal yang disebabkan masalah kesehatan lain, seperti infeksi, dermatitis kontak, dan penyakit sistemik.
Tanda dan gejala anus gatal
Rasa gatal yang muncul bisa disertai dengan gejala lainnya. Beberapa gejala pruritus ani, yaitu:
- kulit kemerahan di sekitar anus,
- kulit lecet, bila digaruk terlalu keras,
- gatal-gatal semakin sering dan semakin buruk saat malam, serta
- kulit mengalami penebalan.
Pada beberapa kasus, peradangan seperti membengkaknya kulit di sekitar anus juga bisa terjadi. Bila sudah demikian, Anda harus berhati-hati akan risiko terkena infeksi bakteri.
Kapan harus ke dokter?
Anda sebaiknya menghubungi dokter jika Anda mengalami:
- demam tinggi,
- gatal tak tertahankan,
- timbul benjolan atau tonjolan di sekitar dubur,
- gatal sudah terasa lebih dari dua bulan, atau
- terjadi perdarahan pada anus atau feses.
Mungkin ada beberapa tanda atau gejala yang tidak disebutkan di atas. Jika khawatir dengan gejala yang Anda alami, segera konsultasikan dengan dokter.
Penyebab anus gatal
Seringkali, penyebab pruritus ani tidak diketahui karena memang kemungkinannya sangat banyak. Beberapa yang umum di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Penyakit kulit tertentu
Ada beberapa penyakit kulit yang menyebabkan gatal pada anus, yaitu:
- dermatitis kontak,
- psoriasis, dan
- dermatitis seboroik.
2. Infeksi
Dubur gatal juga disebabkan oleh infeksi, baik virus, jamur, parasit, atau bakteri. Beberapa infeksi yang mungkin menyebabkan dubur gatal, di antaranya.
- infeksi jamur,
- virus herpes,
- human papilomavirus (HPV, yang menyebabkan kutil kelamin),
- cacing kremi, tungau (yang menyebabkan kudis), dan kutu.
3. Penyakit di sekitar anus
Ada beberapa penyakit di anus atau sekitarnya yang memicu sensasi gatal, seperti:
- ambeien,
- kutil,
- fistula ani atau saluran tak wajar pada anus,
- prolaps dubur,
- fisura ani atau robekan anus, dan
- kanker anus.
4. Iritasi atau alergi kulit
Beberapa orang memiliki kulit yang sensitif sehingga rentan mengalami iritasi atau reaksi alergi. Beberapa pemicunya, di antaranya:
- pewarna,
- parfum di tisu toilet,
- sabun kelamin,
- bedak,
- sabun, atau
- obat untuk anus.
Iritasi juga bisa timbul akibat menyeka atau mengusap bagian anus terlalu keras dan kasar.
5. Menggunakan obat antibiotik
Beberapa jenis antibiotik yang diresepkan bisa mengubah keseimbangan mikrobiota usus. Hal ini bisa membuat anus terasa gatal.
Beberapa jenis antibiotik pemicu, di antaranya tetrasiklin dan erythromycin.
6. Mengonsumsi makanan pemicu iritasi
Berbagai jenis makanan dan minuman bisa mengiritasi usus dan anus, di anataranya:
- makanan pedas,
- kopi,
- teh,
- kola,
- minuman alkohol,
- susu,
- cokelat,
- buah-buahan jeruk,
- vitamin C tablet, dan
- tomat.
Biasanya, pruritus ani muncul 24 – 36 jam setelah Anda mengonsumsi makanan tersebut.
7. Sisa feses di sekitar anus
Jika anus tak dibersihkan dengan benar setelah BAB, ada sisa feses yang tertinggal di kulit dubur dan memicu gatal.
Diare kronis terlalu sering dalam satu waktu juga bisa memicu sensasi gatal. Kondisi ini biasanya muncul pada orang sehat dengan asupan tinggi air.
Faktor risiko anus gatal
Beberapa penyakit kronis dapat meningkatkan risiko gatal-gatal, di antaranya:
- diabetes melitus,
- penyakit liver,
- leukemia,
- limfoma,
- gagal ginjal,
- anemia defisiensi besi, dan
- hipertiroidisme.
Komplikasi anus gatal
Menggaruk terlalu kuat dan sering bisa memicu:
- dermatitis,
- lecet,
- anus berkerak,
- luka, dan
- infeksi.
Gatal yang tak kunjung sembuh juga bisa memicu gejala depresi dan insomnia.
Diagnosis anus gatal
Untuk membantu menemukan penyebab pruritus ani, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan melihat keadaan kulit di sekitar area yang gatal.
Dokter juga akan meminta Anda menjelaskan makanan dan obat-obatan yang Anda konsumsi, kebiasaan buang air besar, dan cara Anda membersihkan area anus Anda.
Anda mungkin akan ditanyakan riwayat kesehatan, misalnya bila pernah terkena masalah anus, seperti wasir dan fisura, atau masalah kulit seperti psoriasis, eksim, atau seborea.
Studi lab terkadang memerlukan identifikasi jamur. Pemeriksaan dengan mikroskop mungkin diperlukan untuk memeriksa telur cacing kremi atau tungau pada sampel kulit.
Bila diperlukan, dokter akan merujuk Anda untuk melakukan pemeriksaan lanjutan seperti tes sampel feses guna mendeteksi adanya infeksi cacing atau parasit.
Pengobatan anus gatal
Dokter mungkin akan mengobati pruritus ani dengan salah satu atau beberapa jenis obat, seperti:
- obat oles hidrokortison,
- obat oles capsaicin,
- antibiotik,
- antijamur, atau
- obat minum antihistamin.
Penting Anda ketahui
Hidrokortison tidak boleh digunakan selama lebih dari sepekan, kecuali atas anjuran dokter.
Perawatan rumahan anus gatal
Gaya hidup dan pengobatan rumahan berikut dapat membantu Anda mengatasi pruritus ani.
- Jaga area yang gatal tetap bersih, sejuk, dan kering.
- Gunakan sabun biasa tanpa parfum dan pewarna untuk mencegah iritasi kulit.
- Bersihkan area dengan tisu tanpa parfum yang dibasahkan, atau 1 gumpalan kapas setelah buang air besar.
- Turunkan berat badan jika Anda kelebihan berat badan.
- Pakai pakaian longgar dan celana dalam katun agar mengurangi risiko iritasi dan kelembapan.
- Penuhi asupan serat dan air agar tidak mudah sembelit yang menyebabkan fisura ani.
Jika memiliki pertanyaan, silakan konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui solusi terbaik bagi Anda.
[embed-health-tool-bmr]