Berbagai gejala yang mempengaruhi pencernaan karena gastritis tersebut bisa terasa sekaligus bersamaan, atau hanya beberapa di antaranya saja. Bila Anda merasakan gejala yang mengganggu, segera lakukan pengobatan ke dokter.
Pengobatan untuk mengatasi maag kronis

Perkembangan kondisi ini memang berlangsung secara bertahap. Namun, jika tidak segera diberikan perawatan yang tepat, kondisi ini bisa berkembang semakin parah.
Tanpa pengobatan, lama-kelamaan dinding lambung akan menipis dan akhirnya menimbulkan pendarahan. Bila terus dibiarkan, maag yang sudah parah akibat gastritis ini akan menyebabkan anemia.
Namun Anda tak perlu cemas, bukan hanya satu, tapi ada beragam pengobatan yang bisa diberikan untuk mengatasi maag karena gastritis ini. Semua pengobatan tersebut nantinya akan disesuaikan kembali dengan penyebab yang mendasari maag karena gastritis kronis ini.
Anda tidak hanya dianjurkan untuk menghindari segala penyebab yang bisa membuat kondisi ini kembali kambuh. Sebaiknya, didukung juga dengan konsumsi obat-obatan yang tepat guna meringankan gejala sekaligus menghentikan kekambuhannya.
Singkatnya, pengobatan maag kronis biasanya tergantung pada penyebab awal kondisi ini. Nah, berikut ini beberapa obat maag kronis karena gastritis yang bisa diminum untuk membantu mengatasi keluhan sesuai dengan penyebabnya:
1. Antasida
Antasida adalah salah satu pilihan obat yang bisa diminum untuk meredakan gejala maag kronis karena gastritis. Cara kerjanya yakni dengan menurunkan jumlah produksi asam, menetralkan asam pada lambung, serta menghambat naiknya asam ke kerongkongan.
Obat ini bisa Anda dapatkan dengan mudah di apotek terdekat dengan sediaan tablet kunyah dan cairan. Aturan minumnya ada dua, bisa saat perut dalam keadaan kosong, atau setelah diisi makanan.
Antasida dianjurkan untuk diminum beberapa jam sebelum makan atau 1 jam setelah makan.
2. H-2 receptor blockers
Obat H-2 receptor blockers bertugas untuk menurunkan jumlah produksi asam pada lambung. Contoh obat ini yaitu ranitidine (Zantac®), yang bisa diminum dalam kondisi perut kosong atau terisi makanan.
Obat ini bisa diminum sekitar 1-2 kali sehari, di waktu sebelum makan, setelah makan, atau menjelang tidur.
3. Proton pump inhibitors (PPI)
Obat PPI bisa membantu meredakan gejala maag kronis karena gastritis, dengan cara menurunkan produksi asam dari lambung. Dosis obat ini biasanya jauh lebih kuat ketimbang antasida dan h-2 receptor blockers.
Contohnya meliputi omeprazole (Prilosec®) dan lansoprazole (Prevacid 24 HR®) untuk dosis rendah. Sedangkan obat PPI dengan dosis yang lebih kuat hanya bisa didapatkan atas persetujuan dokter.
4. Antibiotik
Antiobiotik tidak boleh digunakan sembarangan. Obat ini sebenarnya bukan bertujuan langsung untuk mengobati maag kronis.
Namun, jika maag kronis karena gastritis diawali oleh infeksi bakteri H. pylori, dokter biasanya meresepkan pemberian antibiotik. Contohnya seperti clarithromycin (Biaxin) dan amoxicillin (Amoxil, Augmentin, atau lainnya) atau metronidazol (Flagyl).
5. Suplemen
Maag kronis karena gastritis yang dipicu oleh reaksi autoimun memang belum bisa diobati secara khusus. Namun, Anda bisa menggunakan suplemen tambahan untuk mengobati kekurangan vitamin B12 yang memicu munculnya reaksi autoimun.
Suplemen tambahan untuk memenuhi kebutuhan vitamin B23 bisa melalui tablet minum, suntikan, atau infus intravena.
Cara mencegah maag kronis

Maag itu sendiri bisa dicegah. Namun jika kondisi ini sudah telanjur menjadi kronis karena gastritis, kekambuhan hanya bisa dicegah dengan meminimalisir penyebab awalnya. Misalnya dengan mengurangi atau menghilangkan sama sekali minum alkohol, konsumsi obat NSAID, stres, dan lain sebagainya.
Setelah semua penyebab tersebut dihilangkan secara perlahan, otomatis dapat mencegah kemungkinan kambuhnya maag kronis. Namun dalam pengobatannya, Anda dianjurkan untuk tidak hanya menghentikan kebiasaan yang memicu kondisi tersebut saja.
Melainkan juga tetap diiringi dengan minum obat-obatan yang bisa membantu meredakan gejalanya. Sebab jika tidak diobati dengan cepat dan tepat, maag kronis karena gastritis ini berisiko berkembang semakin parah.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar