Sembelit dan diare merupakan kondisi gangguan pencernaan yang sangat bertolak belakang. Namun, bukan berarti konstipasi setelah diare tidak bisa terjadi. Terkadang, sembelit muncul setelah diare berhenti total. Mengapa demikian?
Penyebab sembelit setelah diare
Sembelit (konstipasi) merupakan sebuah kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan untuk BAB.
Hal ini biasanya terjadi ketika kadar air dalam makanan terserap oleh tubuh sebelum memasuki usus besar.
Apabila sisa makanan terlalu lama berada di usus, ada banyak air yang akan diserap dan bisa membuat BAB Anda keras.
Jika Anda mengalami masalah pencernaan ini setelah menderita diare, ada beberapa penyebab yang memicunya sebagai berikut.
1. Flu perut
Flu perut (gastroenteritis) merupakan infeksi bakteri atau virus yang menyerang lapisan usus sehingga menyebabkan peradangan.
Diare jadi salah satu gejala flu perut yang paling sering muncul. Kondisi ini terjadi ketika perut membengkak dan tidak bisa menyerap air. Cairan yang berlebihan inilah yang kemudian menyebabkan diare.
Namun, flu perut bisa menyebabkan konstipasi karena adanya peradangan pada otot. Kondisi ini kemudian membuat otot kehilangan sebagian kekuatan dan elastisitasnya.
Ketika hal ini terjadi, limbah kembali ke usus yang membuatnya menumpuk. Akibatnya, sembelit akan muncul setelah diare akibat flu perut.
Tak perlu khawatir, kondisi ini biasanya akan sembuh begitu infeksi diobati dan peradangan sudah benar-benar membaik.
Apa yang harus dilakukan ketika sembelit?
2. Irritable Bowel Syndrome (IBS)
Salah satu penyebab mengapa Anda mengalami sembelit setelah diare adalah karena irritable bowel syndrome (IBS).
Irritable bowel syndrome merupakan kondisi ketika terdapat kerusakan pada cara kerja usus yang menyebabkan rasa sakit pada perut berulang kali.
Masalah pencernaan ini terbagi dalam tiga jenis, yaitu IBS-D (diare), IBS-C (konstipasi), dan IBS-M (campuran, yaitu diare dan konstipasi terjadi bergantian).
Sembelit setelah diare yang diakibatkan oleh irritable bowel syndrome termasuk dalam kategori IBS-M.
Bahkan, menurut sebuah penelitian dari jurnal Neurogastroenterotol Motil, para penderita IBS-M mengalami sembelit setelah mengonsumsi obat antidiare.
Oleh karena itu, kondisi ini dapat terjadi karena efek samping yang ditimbulkan obat diare.
3. Radang usus
Tidak hanya IBS, beberapa orang yang menderita inflammatory bowel disease (IBD) juga mengalami gejala berupa sembelit dan diare secara bergantian.
Penyebab radang usus memang belum diketahui dengan pasti. Akan tetapi, sebagian besar kondisi ini dipengaruhi oleh kerusakan dan penurunan sistem kekebalan tubuh.
Bagi orang yang menderita radang usus karena gangguan autoimun, sembelit setelah diare kerap terjadi karena sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan usus Anda.
Saluran pencernaan meradang dan perubahan gerakan otot pun terjadi yang akhirnya menyebabkan perpindahan BAB melalui usus besar semakin lambat. Akibatnya, BAB Anda menumpuk dan sulit dikeluarkan.
4. Efek samping dari obat antidiare
Sembelit merupakan salah satu efek samping yang ditimbulkan dari obat antidiare.
Pada obat antidiare, terdapat senyawa yang bersifat antimotilitas yakni mengurangi gerakan peristaltik dan sekresi usus. Akan tetapi, sifat tersebut ternyata bisa menyebabkan sembelit setelah Anda sembuh dari diare.
Salah satu jenis obat yang terbukti kuat sifat antimotilitasnya yaitu loperamide. Sayangnya, efek samping obat yang satu ini berupa sembelit dan sakit kepala.
Maka itu, sangat diharapkan agar Anda mengikuti aturan pakai yang tertera pada kemasan obat atau sesuai dengan anjuran dokter.
Sembelit setelah diare termasuk kondisi yang cukup normal terjadi, terutama ketika Anda tidak memperhatikan asupan makanan, seperti kurang mengonsumsi makanan berserat.
Namun, jika kondisinya tak juga membaik atau semakin memburuk, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Kesimpulan
[embed-health-tool-bmr]