Banyak anggapan keliru atau mitos yang berkembang di masyarakat seputar obat pencahar. Salah satunya menyebutkan bahwa obat pencahar merupakan solusi singkat untuk menurunkan berat badan.
Mitos dan fakta seputar obat pencahar
Faktanya, obat pencahar biasanya digunakan untuk memperlancar proses buang air besar (BAB) pada orang yang terserang penyakit sembelit (konstipasi). Obat ini dapat meningkatkan motilitas, pergerakan peristaltik usus, maupun melunakkan feses.
Agar obat pencahar dapat digunakan secara ideal dan semestinya, ketahui penjelasan sebenarnya mengenai berbagai mitos seputar obat pencahar di bawah ini.
Mitos 1: obat pencahar dapat menurunkan berat badan
Ada anggapan yang muncul bahwa penggunaan obat pencahar bisa menurunkan berat badan. Sebenarnya, obat pencahar memang dapat mengurangi berat badan jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama.
Akan tetapi, penurunan berat badan tersebut bukan disebabkan hilangnya massa lemak, melainkan hilangnya air dalam tubuh. Penurunan berat badan ini pun sifatnya hanya sementara.
Banyak orang menyalahgunakan pencahar untuk menurunkan berat badan, dengan harapan makanan yang dikonsumsi tidak akan diserap tubuh jika cepat dikeluarkan melalui feses.
Perlu diketahui bahwa sebagian besar zat sudah diserap oleh usus halus, sedangkan obat pencahar bekerja—terutama—di usus besar.
Pada usus besar yang tersisa hanyalah sisa-sisa pencernaan yang perlu dikeluarkan dan air yang akan diserap sesuai kebutuhan.
Sementara itu, pada orang sembelit, obat pencahar bekerja untuk menuntaskan masalah sulit BAB. Setelah meminumnya, Anda mungkin akan merasa lega karena masalah susah BAB berhasil diatasi. Anda juga bisa merasakan lingkar perut yang menyusut.
Rongga perut bersifat elastis, sehingga pada kondisi sembelit, perut terasa lebih kembung dan lingkar perut akan sedikit melebar. Jika sembelit berhasil diatasi, lingkar perut dapat sedikit mengecil. Efek ini lebih terlihat pada orang yang kurus.
Namun sayangnya, berkurangnya lingkar perut ini bukan disebabkan oleh hilangnya lemak, melainkan semata-mata hilangnya komponen feses yang menumpuk di dalam usus.
Mitos 2: obat pencahar dapat menyebabkan kanker
Masih perlu studi lebih lanjut untuk membuktikan hal ini. Memang ada beberapa studi yang menyebutkan bahwa penggunaan pencahar dalam jangka waktu lama bisa meningkatkan risiko kanker usus besar.
Namun, hubungan antara keduanya masih belum bisa dipastikan kebenarannya.
Hal ini disebabkan mereka yang minum obat pencahar dalam waktu lama biasanya merupakan pasien yang mengalami sembelit kronis.
Sembelit kronis sendiri diketahui merupakan salah satu faktor risiko kanker usus besar.
Mitos 3: berhenti minum obat pencahar membuat sembelit datang kembali
Biasanya, seseorang yang kembali sembelit setelah berhenti minum obat pencahar dikarenakan oleh faktor-faktor penyebab sembelit (konstipasi) yang belum teratasi.
Hal itu terjadi bukan karena efek ketergantungan penggunaan obat pencahar.
Hendaknya perlu diketahui hal-hal yang menjadi penyebab sembelit, misalnya kurang asupan serat, kurang aktivitas fisik, dehidrasi, atau pengaruh efek samping obat tertentu.
Obat pencahar hanya akan ketergantungan jika disalahgunakan dalam jangka waktu yang lama, misalnya orang yang menggunakan obat pencahar untuk menurunkan berat badan.