Memahami jenis-jenis vaksin hepatitis penting sebagai langkah pencegahan infeksi sejak dini. Setiap jenis virus hepatitis memiliki vaksin tersendiri dengan aturan pemberian yang berbeda-beda pula. Ketahui berbagai jenis vaksin hepatitis dan aturan pemberiannya berikut ini.
Jenis-jenis vaksin hepatitis
Vaksin hepatitis adalah salah satu cara mencegah penularan penyakit hepatitis, yakni penyakit menular yang dapat menyebabkan kerusakan hati.
Penyakit ini menjadi salah satu penyebab utama dari penyakit liver yang serius, seperti sirosis, kanker hati, dan gagal hati.
Penularan hepatitis dapat terjadi dari orang ke orang. Itu sebabnya, program vaksinasi hepatitis dimanfaatkan untuk mencegah penularan virus sekaligus menghentikan penyebaran hepatitis.
Berikut ini berbagai macam vaksin untuk mencegah penyakit hepatitis.
1. Vaksin hepatitis A
Hepatitis A adalah penyakit hepatitis dengan tingkat penularan yang tinggi. Pasalnya, virus penyebab penyakit ini (HAV) mudah berpindah melalui konsumsi makanan dan minuman, hubungan seksual dan paparan feses yang terkontaminasi.
Vaksin yang diberikan untuk mencegah penularan hepatitis A adalah formaldehyde-inactive vaccines. WHO menganjurkan vaksin hepatitis A diberikan pada bayi berumur 1 tahun atau lebih.
Vaksin hepatitis A bisa diberikan sebanyak dua kali. Sebagai contoh, suntikan pertama usia 12 bulan dan suntikan kedua usia 3 tahun dengan dosis masing-masing 0,5 ml.
Sementara itu, orang dewasa yang belum pernah mendapatkan vaksin akan dilakukan sebanyak dua kali dalam rentang waktu 6 bulan dari vaksin pertama. Dosis yang diberikan sebanyak 1 ml untuk setiap pemberian vaksin.
Sama seperti pemberian jenis vaksin lainnya, setelah mendapatkan vaksin hepatitis A, Anda mungkin mengalami beberapa kondisi kesehatan tertentu, meliputi demam, sakit kepala, dan reaksi alergi.
2. Vaksin hepatitis B
Sama seperti vaksin lainnya, vaksin hepatitis B berperan penting dalam mencegah penyebaran virus hepatitis B. Vaksin hepatitis B (HepB) mengandung antigen HBV (HBsAg) yang terserap dalam aluminium hidroksida.
Antigen HBV ini lantas akan mengaktifkan bagian sel T pada sistem imun untuk mengendalikan virus hepatitis B. Vaksin hepatitis B nantinya akan membentuk sistem imun yang mampu menghalau serangan infeksi HVB.
Bayi baru lahir perlu mendapat vaksin hepatitis B dalam 12 jam pertama. Jika ibunya terinfeksi hepatitis B, vaksin harus disertai dengan pemberian imunoglobulin hepatitis B (HBIg).
Vaksin lanjutan diberikan saat bayi berusia 2, 9, dan 15 bulan, masing-masing sebanyak 0,5 ml. Remaja dan dewasa yang belum divaksin tetap mendapatkan perlindungan melalui 3 – 4 vaksinasi dengan dosis 5 – 20 mg atau 0,5 – 1ml.
Setelah tiga kali vaksin, perlindungan bisa bertahan hingga 20 tahun atau seumur hidup sehingga vaksin ulang biasanya tidak diperlukan.
Jenis vaksin hepatitis ini dinilai aman. Namun, ada sejumlah efek samping yang mungkin dirasakan, seperti kulit memar saat disuntikkan vaksin, demam, kehilangan kesadaran diri (pingsan).