Hampir semua yang berhubungan dengan perasaan sakit perut, nyeri di perut, dan kembung sering diartikan sebagai naiknya asam lambung. Tapi, sebenarnya tidak semua rasa sakit di perut ini benar-benar disebabkan oleh refluks asam lambung, bisa juga karena GERD. Itu sebabnya banyak orang yang mungkin mengira bahwa refluks asam lambung dan GERD adalah sama. Padahal, keduanya memang berhubungan tapi sebenarnya dua hal yang berbeda. Apa bedanya refluks asam lambung dan GERD?
Apa itu refluks asam lambung?
Lambung merupakan salah satu bagian dari sistem pencernaan yang bertugas memecah makanan yang masuk agar dapat diserap tubuh. Untuk memudahkan tugasnya ini, lambung memproduksi asam dan enzim. Jadi, asam memang sengaja dihasilkan oleh lambung. Tapi, jika jumlah asam yang dihasilkan terlalu banyak maka ini dapat menyebabkan masalah lambung, seperti refluks asam lambung.
Refluks asam lambung atau juga dikenal sebagai refluks gastroesofagus adalah aliran balik asam lambung atau naiknya asam lambung ke kerongkongan. Pada tingkat rendah, refluks asam lambung merupakan bagian normal dari pencernaan dan pergerakan dalam sistem pencernaan. Sehingga, refluks asam lambung tidak dikatakan sebagai penyakit.
Dilansir dari Mayo Clinic, selama asam lambung naik Anda mungkin akan merasa makanan naik ke kerongkongan (tanpa disertai rasa mual atau ingin muntah), atau terasa asam di bagian belakang mulut. Anda mungkin juga merasakan sensasi terbakar di bagian dada atau dikenal sebagai heartburn. Untuk menghindarinya, sebaiknya Anda tidak mengonsumsi makanan yang memicu asam lambung naik, seperti makanan berlemak, kopi, dan cokelat.
Apa itu GERD?
GERD (gastroesophageal reflux disease) atau penyakit refluks gastroesofagus merupakan kelanjutan dari refluks asam lambung. Jika refluks asam lambung sering terjadi, setidaknya lebih dari dua kali per minggu, maka refluks asam lambung mungkin sudah berkembang menjadi GERD.
GERD juga biasanya menunjukkan gejala, seperti:
- Heartburn yaitu rasa panas seperti terbakar di ulu hati
- Makanan terasa naik ke kerongkongan
- Asam pada bagian belakang mulut
- Mual
- Muntah
- Perut kembung
- Kesulitan menelan
- Batuk
- Suara serak
- Mengi
- Nyeri dada, terutama saat berbaring di malam hari
Berdasarkan penjelasan di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa refluks asam lambung merupakan bagian dari GERD yang merupakan suatu penyakit.
Bagaimana cara mencegah refluks asam lambung dan GERD?
Refluks asam lambung dan GERD keduanya bisa dicegah dengan cara mengubah gaya hidup. Beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah refluks asam lambung dan GERD adalah:
- Menurunkan berat badan jika berat badan Anda berlebih
- Menerapkan prinsip makan sedikit tapi sering
- Usahakan agar kepala Anda lebih tinggi (setidaknya 10-15 cm) dari badan saat tidur
- Hindari tidur setelah makan. Beri jeda waktu 2-3 jam antara makan dan tidur.
- Hindari memakai baju atau ikat pinggang ketat
- Hindari atau batasi konsumsi makanan atau minuman yang memicu asam lambung naik, seperti minuman soda, kopi, teh, jeruk, tomat, cokelat, makanan pedas dan berlemak
- Berhenti merokok dan minum minuman beralkohol
Jika perubahan gaya hidup ini belum berhasil menyingkirkan refluks asam lambung, Anda mungkin perlu menggunakan obat, seperti antasida (terutama yang mengandung magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida), penghambat reseptor H2 (seperti cimetidine atau famotidine), dan penghambat pompa proton (seperti omeprazole).
[embed-health-tool-bmr]