backup og meta

4 Probiotik Utama yang Baik untuk Mengobati Diare

4 Probiotik Utama yang Baik untuk Mengobati Diare

Diare sering disebabkan oleh infeksi di usus. Selama diare tidak parah, Anda cukup minum banyak cairan untuk menghindari dehidrasi. Anda juga bisa minum obat tanpa resep untuk meredakan gejalanya. Selain itu, Anda dapat menggunakan probiotik untuk pengobatan diare.

Apakah probiotik bisa menyembuhkan diare?

Probiotik adalah mikroorganisme yang punya banyak fungsi dalam mendukung kesehatan manusia. 

Probiotik secara alami terdapat dalam sistem pencernaan, bakteri ini dikenal juga menjadi bagian dari mikrobiota usus.

Mereka memainkan beberapa peran penting, seperti melindungi tubuh dari infeksi dan menjaga kesehatan pencernaan. 

Populasi bakteri usus yang tidak seimbang bisa menimbulkan dampak kesehatan tertentu, seperti sindrom iritasi usus besar (IBS) dan diare.

Diare akut berlangsung kurang dari 14 hari sementara diare kronis berlangsung 14 hari atau lebih lama.

Nah, mengosumsi makanan sumber probiotik atau suplemen probiotik dapat membantu mencegah beberapa jenis diare, sekaligus meringankan gejala diare.

Asupan probiotik bisa memperbaiki ketidakseimbangan bakteri di saluran pencernaan. Selain itu, probiotik bisa melawan infeksi bakteri jahat atau virus penyebab diare. 

Itulah mengapa suplemen probiotik dan makanan kaya probiotik digunakan sebagai pengobatan alami untuk diare.

Jenis-jenis probiotik untuk diare

Probiotik

Beberapa jenis probiotik tertentu bermanfaat untuk mengatasi diare.

1. Lactobacillus rhamnosus GG (LGG)

LGG adalah salah satu jenis probiotik yang paling sering ditambahkan dalam makanan dan minuman. 

LGG termasuk probiotik yang berpotensi untuk mengobati kondisi ini pada orang dewasa dan anak-anak.

2. Saccharomyces boulardii

S. boulardii adalah jenis ragi yang  biasa digunakan dalam suplemen probiotik. 

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa S. boulardii mengurangi durasi diare menjadi lebih pendek dan pengurangan masa rawat inap bagi pasien dengan kondisi akut.

3. Bifidobacterium lactis

Probiotik ini membantu memperkuat kekebalan tubuh dan melindungui usus.

B. lactis dapat secara signifikan mengurangi keparahan dan frekuensi diare pada anak-anak.

4. Lactobacillus casei

L. casei adalah jenis probiotik yang dapat Anda temukan di dalam minuman Yakult

Minum Yakult bisa mengobati diare yang disebabkan oleh efek samping antibiotik dan infeksi pada anak-anak dan orang dewasa.

Jenis diare yang dapat diatasi probiotik

Diare bisa disebabkan infeksi bakteri atau virus, efek samping obat-obatan, dan iritasi saluran pencernaan akibat konsumsi makanan pedas atau minuman asam. 

Asupan dari makanan, minuman, ataupun suplemen dapat membantu mengatasi beberapa jenis diare berikut ini.

1. Diare infeksi

Diare infeksi adalah diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau parasit.

Lebih dari 20 bakteri, virus, dan parasit yang berbeda diketahui menyebabkan diare menular, termasuk Rotavirus, E. coli, dan Salmonella.

Satu ulasan dari The Cochrane database of systematic reviews (2010) mengkaji 63 penelitian pada 8.014 orang. 

Penelitian menyimpulkan bahwa probiotik berpotensi mengurangi frekuensi buang air besar pada orang dewasa serta anak-anak yang mengalami diare infeksi.

Kelompok yang mengonsumsi probiotik mengalami kondisi ini 25 jam lebih sebentar daripada kelompok lain.

2. Diare wisatawan

diare dehidrasi berat

Anda dikatakan mengalami diare wisatawan ketika buang air besar, dengan bentuk feses encer, sebanyak tiga kali atau lebih sehari ketika bepergian atau baru kembali dari tempat berlibur. 

Selain BAB terus-menerus, diare ini juga menimbulkan kram perut.

Sebuah tinjauan pada 11 penelitian menemukan bahwa suplemen probiotik membantu mengurangi terjadinya buang air besar dalam kasus diare wisatawan.

Hasil serupa pun ditemukan pada tinjauan Travel medicine and infectious disease (2019)  yang mengkaji 12 studi.

Pengobatan dengan probiotik Saccharomyces boulardii mengurangi diare hingga 21% pada pelancong.

3. Diare karena antibiotik

Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mengobati berbagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri. 

Diare adalah efek samping yang umum dari pengobatan antibiotik karena gangguan keseimbangan mikrobiota usus yang disebabkan oleh obat-obatan ini.

Sebuah tinjauan ilmiah dari  jurnal Antibiotics (2017) yang mengulas 17 penelitian pada 3.631 orang menunjukkan diare karena antibiotik dapat diatasi dengan probiotik.

Jurnal tersebut menyimpulkan bahwa probiotik, khususnya spesies Lactobacillus rhamnosus GG dan Saccharomyces boulardii, berpotensi mengurangi risiko diare terkait antibiotik hingga 51%.

4. Diare pada anak-anak dan bayi

dehidrasi anak

Necrotizing enterocolitis (NEC) adalah penyakit usus yang kerap terjadi pada bayi.

Penyakit ini ditandai dengan peradangan usus yang menyebabkan pertumbuhan bakteri yang berlebihan. Bakteri ini bisa merusak sel-sel usus dan usus besar.

Sebuah tinjauan dari jurnal PeerJ (2016) yang mengulas 42 penelitian pada 5.000 bayi di bawah 37 minggu menemukan bahwa penggunaan probiotik mungkin mengurangi kasus NEC. 

Selain itu, studi ini menunjukkan bahwa pengobatan probiotik berpotensi menurunkan angka kematian bayi secara keseluruhan.

Studi lain telah menemukan bahwa jenis probiotik tertentu, termasuk Lactobacillus rhamnosus GG, mungkin  juga mengobati diare menular pada anak-anak.

Kesimpulan

  • Jenis probiotik yang membantu mengobati diare adalah Lactobacillus rhamnosus GG, Saccharomyces boulardii, Bifidobacterium lactis, dan Lactobacillus casei.
  • Anda dapat membeli suplemen probiotik dengan atau tanpa resep dokter.
  • Akan lebih baik Anda meminta rekomendasi dokter atau apoteker untuk memilih produk yang tepat.

[embed-health-tool-bmr]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Ginglen J. G., Butki, N. (2022). Necrotizing Enterocolitis. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing.

InformedHealth.org. (2016). Can probiotics help against diarrhea?. Cologne, Germany: Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG).

Ahmadi, E., Alizadeh-Navaei, R., & Rezai, M. S. (2015). Efficacy of probiotic use in acute rotavirus diarrhea in children: A systematic review and meta-analysis. Caspian journal of internal medicine, 6(4), 187–195.

Allen, S. J., Martinez, E. G., Gregorio, G. V., & Dans, L. F. (2010). Probiotics for treating acute infectious diarrhoea. The Cochrane database of systematic reviews, 2010(11), CD003048. https://doi.org/10.1002/14651858.CD003048.pub3

Blaabjerg, S., Artzi, D. M., & Aabenhus, R. (2017). Probiotics for the Prevention of Antibiotic-Associated Diarrhea in Outpatients-A Systematic Review and Meta-Analysis. Antibiotics (Basel, Switzerland), 6(4), 21. https://doi.org/10.3390/antibiotics6040021

Dinleyici, E. C., Eren, M., Ozen, M., Yargic, Z. A., & Vandenplas, Y. (2012). Effectiveness and safety of Saccharomyces boulardii for acute infectious diarrhea. Expert opinion on biological therapy, 12(4), 395–410. https://doi.org/10.1517/14712598.2012.664129

El-Soud, N. H., Said, R. N., Mosallam, D. S., Barakat, N. A., & Sabry, M. A. (2015). Bifidobacterium lactis in Treatment of Children with Acute Diarrhea. A Randomized Double Blind Controlled Trial. Open access Macedonian journal of medical sciences, 3(3), 403–407. https://doi.org/10.3889/oamjms.2015.088

Lai, H. H., Chiu, C. H., Kong, M. S., Chang, C. J., & Chen, C. C. (2019). Probiotic Lactobacillus casei: Effective for Managing Childhood Diarrhea by Altering Gut Microbiota and Attenuating Fecal Inflammatory Markers. Nutrients, 11(5), 1150. https://doi.org/10.3390/nu11051150

McFarland, L. V., & Goh, S. (2019). Are probiotics and prebiotics effective in the prevention of travellers’ diarrhea: A systematic review and meta-analysis. Travel medicine and infectious disease, 27, 11–19. https://doi.org/10.1016/j.tmaid.2018.09.007

Sawh, S. C., Deshpande, S., Jansen, S., Reynaert, C. J., & Jones, P. M. (2016). Prevention of necrotizing enterocolitis with probiotics: a systematic review and meta-analysis. PeerJ, 4, e2429. https://doi.org/10.7717/peerj.2429

Segers, M. E., & Lebeer, S. (2014). Towards a better understanding of Lactobacillus rhamnosus GG–host interactions. Microbial cell factories, 13 Suppl 1(Suppl 1), S7. https://doi.org/10.1186/1475-2859-13-S1-S7

Shi, L. H., Balakrishnan, K., Thiagarajah, K., Mohd Ismail, N. I., & Yin, O. S. (2016). Beneficial Properties of Probiotics. Tropical life sciences research, 27(2), 73–90. https://doi.org/10.21315/tlsr2016.27.2.6

Versi Terbaru

25/08/2023

Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Abduraafi Andrian


Artikel Terkait

Ingin Meningkatkan Daya Tahan Tubuh? Coba Konsumsi Makanan Probiotik

Memahami Perbedaan Probiotik dan Prebiotik untuk Kesehatan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 25/08/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan