backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

7

Tanya Dokter
Simpan

Pahami Penyebab dan Penanganan Bayi yang Susah Makan

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 14/02/2023

    Pahami Penyebab dan Penanganan Bayi yang Susah Makan

    Selepas pemberian ASI eksklusif, ‘tantangan’ selanjutnya yang harus orangtua hadapi yakni mengajarkan bayi makan sendiri. Perihal memperkenalkan dan mengajarkan bayi makan memang bukan perkara mudah. Bahkan tak jarang, ada bayi yang susah sekali alias tidak mau makan sehingga membuat Anda kebingungan.

    Padahal, kondisi ini ditakutkan dapat membuat kebutuhan gizi bayi tidak tercukupi dengan baik. Kenapa hal ini bisa terjadi dan bagaimana cara mengatasi bayi yang susah makan? Mari simak ulasan selengkapnya di dalam artikel berikut ini.

    Apa penyebab bayi susah makan?

    Melihat bayi yang susah bahkan tidak mau makan mungkin kerap membuat Anda geleng-geleng kepala. Alih-alih menghabiskan seluruh makanan yang Anda sajikan, ia mungkin memainkan sehingga makanan anak berantakan kemana-mana.

    Selain itu, kondisi anak bayi susah makan juga dapat terjadi saat Anda menyuapinya langsung. Bukannya menyuap makanan yang Anda berikan, bayi lebih memilih untuk menolaknya dan mendorong sendok agar menjauh.

    Tak jarang, ketika Anda menyuapinya dan bayi menerimanya, hal selanjutnya yang ia lakukan yakni melepeh makanan di dalam mulutnya.

    Kondisi tersebut juga bisa menjadi tanda bahwa bayi sedang susah makan. Sebenarnya, membiarkan bayi makan sendiri dapat membantu melatih kemampuan motoriknya.

    Si Kecil juga bisa belajar lebih dalam bagaimana cara makan yang baik dan benar. Pada beberapa kasus, jika makan sendiri membuat bayi susah melakukannya, Anda bisa menempuh jalan lain dengan menyuapinya.

    Meski membuat cemas, selama bayi tumbuh dan berkembang dengan normal sebenarnya Anda tidak perlu khawatir. Namun, bila setelah disuapi si Kecil tetap menolak untuk makan, Anda perlu tahu apa penyebabnya.

    Nah, berikut beberapa penyebab di balik kondisi bayi susah makan.

    1. Bayi susah makan karena sudah kenyang

    ciri bayi kekurangan zat besi

    Salah satu alasan bayi susah bahkan tidak mau makan yakni karena sudah merasa kenyang.

    Bayi seharusnya memang punya jadwal MPASI sendiri untuk membantu mengatur kapan ia harus menyusui ASI, makan makanan padat, hingga makan camilan.

    Mengatur jadwal makan bayi sedemikian rupa dapat membantu membiasakan bayi untuk makan sesuai jam serta mengajarkannya mengerti rasa kenyang dan lapar.

    Mungkin ada kalanya Anda memberi makanan pendamping ASI (MPASI) di kala bayi sudah atau masih merasa kenyang.

    Jadi, bukannya menghabiskan makanannya, si kecil malah akan melepeh, mengemut makanan, atau memainkannya tanda tidak ingin makan.

    Sebenarnya Anda tidak perlu cemas, bayi yang susah makan saat Anda memberikannya makanan nantinya biasanya akan meminta makan sebagai tanda lapar.

    Perhatikan saat si Kecil memukul-mukul sendok, memalingkan wajah, atau menutup mulutnya, tandanya ia berusaha memberi tahu bahwa tidak ingin makan sekarang.

    Hindari memaksa bayi untuk tetap makan di saat ia masih merasa kenyang. Anda bisa menunggu sampai si Kecil lapar kembali dan baru memberikannya makan.

    Terapkan jadwal makan untuk buah hati Anda agar terbiasa dengan waktu lapar dan kenyang.

    2. Enggan mencoba jenis makanan baru

    makan malam bayi cacingan

    Hampir setiap bayi mengalami masalah saat mencoba jenis makanan baru. Meski ada bayi yang bisa dengan mudah mencicipi makanan baru yang Anda sajikan, beberapa di antaranya dapat menolak makanan yang masih asing.

    Memperkenalkan jenis makanan baru kepada si Kecil memang butuh waktu, kadang beberapa hari, minggu, bahkan bulan.

    Selama masa memperkenalkan makanan baru tersebut, wajar bila bayi tampak susah, tidak mau makan, menolak, bahkan melepeh kembali makanan yang sudah ada di dalam mulutnya.

    Intinya, jangan menyerah jika jenis makanan baru yang Anda perkenalkan ditolak anak Anda. Memang butuh berulang kali percobaan hingga kita tahu anak benar-benar menolak atau tidak.

    3. Bayi susah makan karena sedang sakit

    makanan bayi ditambah garam

    Sama halnya seperti orang dewasa, bayi juga bisa kehilangan nafsu makan saat kondisi tubuhnya sedang kurang sehat.

    Ketika si kecil sedang flu, sakit tenggorokan, maupun tumbuh gigi, akan sulit baginya untuk berselera saat Anda menyajikan makanan padat.

    Ibaratnya, keluhan bayi karena rasa sakit yang dialaminya seolah lebih besar ketimbang keinginannya untuk makan.

    Alhasil, hal tersebut membuat bayi susah makan, entah itu saat makan sendiri maupun disuapi. Anda harus tetap bersabar jika bayi tidak mau makan saat sedang sakit bahkan hingga berat badannya turun.

    Teruslah berusaha dan kejar kembali berat badan si Kecil jika sudah sehat.

    4. Tidak menyukai tekstur dan rasa makanan

    Perkembangan Bayi 31 Minggu

    Selain susah makan karena enggan mencoba jenis makanan baru, bayi juga bisa menolak tekstur dan rasa makanan yang asing baginya.

    Ada kalanya bayi menolak makan karena merasa tekstur makanan yang Anda berikan terlalu cair, kental, lembek, dan lainnya.

    Hal ini berlaku untuk jenis makanan baru maupun makanan yang sudah pernah dimakan bayi sebelumnya, tetapi disajikan dengan tampilan berbeda.

    Dalam kondisi lainnya, si Kecil bisa saja susah bahkan susah makan karena cenderung memiliki kesukaan sendiri terhadap rasa makanan tertentu.

    Ini misalnya terjadi ketika ia senang dengan rasa makanan yang manis seperti saat Anda memberi buah untuk bayi guna memenuhi kebutuhan vitamin bayi, serat, hingga mineral.

    Hal ini akan membuat bayi susah atau tidak mau makan saat diberikan makanan dengan rasa tawar, asam, atau agak pahit, contohnya sayur kangkung, kubis, atau selada.

    Bagaimana cara mengatasi bayi yang susah makan?

    Melihat bayi menolak makan memang kerap membuat orangtua khawatir jika hal ini terus berlanjut. Akan tetapi, alih-alih merasa cemas, Anda bisa menghadapi masalah si kecil yang enggan makan ini dengan kepala dingin.

    Setiap anak sebenarnya unik sehingga pendekatan yang dilakukan untuk mendukung tumbuh kembangnya sebaiknya disesuaikan dengan karakteristiknya masing-masing.

    Beberapa cara berikut bisa Anda terapkan untuk membantu mengatasi keluhan bayi susah bahkan tidak mau makan.

    1. Perkenalkan bayi pada makanan baru dengan cara menarik

    makanan penyebab sembelit pada bayi

    Jika si Kecil tampak susah mencicipi makanan baru karena bentuk atau teksturnya yang tidak menarik, Anda bisa memutar otak untuk mengolah bahan tersebut dengan cara berbeda.

    Bantu bayi agar lebih mudah mencoba makanan baru dengan membuatnya terlihat mirip dengan makanan favorit yang sudah lebih dulu dikenalnya.

    Ambil contohnya, bayi gemar sekali makan kentang tumbuk, tetapi saat ini Anda ingin mengenalkannya dengan wortel.

    Wortel memang memiliki cita rasa alami yang berbeda dengan kentang. Jadi, Anda bisa mengakalinya dengan mengolah wortel dicampur bersama kentang dan dibuat agak lebih halus.

    Usahakan untuk memberikan porsi makan bayi sedikit terlebih dahulu agar ia tidak terlalu ‘kaget’ pada pengalaman barunya. Coba berikan makanan yang sama kepada bayi selama beberapa hari.

    Jika si Kecil menolak dan bereaksi berlebihan selama beberapa hari tersebut, Anda bisa melanjutkannya dulu dengan menawarkan makanan lainnya.

    Normal bagi bayi untuk pilih-pilih makanan. Anda diharapkan lebih bersabar saat memperkenalkan bayi dengan makanan baru kurang lebih 8—15 kali hingga bayi benar-benar mau menerimanya.

    2. Tunggu sampai nafsu makan bayi kembali

    makanan bayi 7 bulan susah makan

    Ketika bayi sedang sakit dan membuatnya susah makan, Anda bisa menunggu sampai nafsu makannya kembali normal.

    Solusinya, Anda sebaiknya tetap memberikan makanan kepada bayi seperti biasanya. Biarkan bayi yang menentukan seberapa banyak ia ingin makan.

    Intinya, meski bayi menolak makan di saat sedang sakit, Anda tetap harus menawarkannya makanan untuk mengisi ulang tenaganya agar cepat sembuh.

    3. Biarkan sampai keinginan makan bayi kembali

    makanan hangat pada bayi

    Hindari terlalu memaksa bayi agar mau makan, mengutip dari Family Doctor. Bukannya mendorong bayi untuk bersedia makan, cara tersebut justru akan semakin membuatnya lebih susah atau tidak mau makan karena kehilangan selera.

    Anda dapat terus bersabar dan berusaha membujuk supaya si Kecil mau makan, tetapi tetap dengan menunggu sampai nafsu makannya kembali normal.

    4. Perhatikan jadwal makan dan pilihan makanannya

    jadwal makan bayi di bawah 6 bulan

    Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), memberikan makan secara teratur sesuai jadwal sedikit banyak dapat membantu menambah nafsu makan bayi yang tidak mau makan.

    Coba rutin memberi jarak minimal 3 jam di antara waktu makan utama agar membantu bayi mengenal rasa lapar dan kenyang. Cara ini diharapkan dapat membuat si kecil makan dalam porsi yang cukup.

    Tak kalah penting juga, sebaiknya hindari memberikan jenis makanan yang mengandung terlalu banyak susu. Ini karena susu bisa membuat anak cepat merasa kenyang sehingga justru mengurangi nafsu makannya.

    Bagi bayi usia 6—8 bulan, pemberian makanan bisa dilakukan 2 kali dengan ASI 6 kali per hari. Sementara untuk bayi usia 9—11 bulan, pemberian makanan dan ASI disarankan sama-sama 4 kali per hari.

    Berbeda untuk bayi 12 bulan ke atas, pemberian makanan sudah bisa disamakan dengan orang dewasa dan ASI atau susu formula bayi 2 kali per hari.

    Jika permasalahan bayi yang susah atau tidak mau makan berlangsung berkali-kali bahkan sampai memengaruhi berat badannya, tidak ada salahnya untuk segera mengonsultasikannya dengan dokter.

    Dokter dapat membantu mencari tahu penyebab dan penanganan yang sesuai dengan kondisi si Kecil.

    Selain bertujuan agar keinginan makannya kembali seperti semula, penanganan yang tepat juga membantu mencegah terjadinya masalah gizi pada bayi.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 14/02/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan