Selain itu, badan kesehatan dunia WHO menyarankan pemberian ASI pada bayi yang mengalami BBLR sejak baru lahir. Bahkan, akan lebih baik lagi jika pemberian ASI diteruskan selama enam bulan penuh alias ASI eksklusif.
2. Masalah gizi bayi kurang

Gizi kurang termasuk satu dari beberapa masalah gizi pada bayi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara asupan energi dan kebutuhan gizi harian.
Dengan kata lain, asupan harian bayi dengan gizi kurang cenderung lebih sedikit dan tidak mampu mencukupi kebutuhan tubuhnya.
Berdasarkan Permenkes No. 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak, bayi termasuk dalam kelompok gizi kurang saat pengukuran berat badan menurut tinggi badannya berada di bawah normal.
Begini, pengukuran berat badan dan tinggi badan bayi memiliki satuan bernama standar deviasi (SD).
Normalnya, bayi dikatakan memiliki gizi baik saat berat badan berdasarkan tinggi badannya berada di rentang -2 SD sampai dengan 2 SD.
Sementara jika si kecil mengalami gizi kurang, pengukurannya berada di rentang -3 SD sampai kurang dari -2 SD.
WHO menjelaskan lebih lanjut bahwa masalah kurang gizi pada bayi dapat mencakup stunting, wasting, berat badan rendah, hingga kekurangan vitamin dan mineral.
Padahal, mineral dan vitamin untuk bayi termasuk sebagian kecil zat gizi yang asupannya tidak boleh kurang. Masalah gizi kurang pada bayi bukan terjadi secara tiba-tiba, melainkan telah terbentuk akibat kekurangan gizi dalam waktu yang cukup lama.
Bayi yang mengalami gizi kurang bisa saja telah mengalami ketidakcukupan nutrisi sejak dalam kandungan maupun sejak dilahirkan.
Kondisi ini bisa saja disebabkan oleh asupan gizi bayi yang kurang maupun karena bayi susah makan.
Tindakan penanganannya
Bayi yang mengalami gizi kurang sangat dianjurkan untuk mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan penuh. Namun, penanganan tersebut hanya berlaku untuk bayi yang masih berusia di bawah enam bulan.
Sementara untuk bayi di atas enam bulan dengan kondisi gizi kurang bisa diatasi dengan cara pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang lengkap.
Lengkap di sini berarti dapat memenuhi semua kebutuhan nutrisi si kecil. Selain itu, Anda dianjurkan untuk tidak melewatkan makanan selingan atau camilan bayi di sela-sela waktu makan utamanya.
Jika perlu, bayi bisa diberikan MPASI yang telah difortifikasi atau ditambahkan aneka zat gizi guna melengkapi kebutuhan hariannya.
Sesuaikan juga menu MPASI dengan selera makan bayi untuk membantu meningkatkan nafsu makannya.
3. Masalah gizi buruk pada bayi

Masalah gizi lainnya pada bayi yakni gizi buruk. Gizi buruk adalah keadaan saat berat badan berdasarkan tinggi badan bayi berada jauh dari rentang yang seharusnya.
Permenkes No. 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak menjabarkan bahwa pengukuran bayi dengan kategori gizi buruk yakni kurang dari -3 SD.
Sama halnya seperti gizi kurang yang mencakup beberapa masalah, gizi buruk pun demikian.
Masalah gizi buruk pada bayi dapat dibagi menjadi kwashiorkor, marasmus, dan marasmus-kwashiorkor.
Marasmus adalah kondisi gizi buruk karena asupan energi tidak tercukupi. Kwashiorkor adalah masalah gizi buruk yang disebabkan oleh kurangnya asupan protein pada bayi.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar