Setiap orang pasti pernah mengalami perasaan cemas dengan sebab yang berbeda-beda. Namun, tahukah Anda bahwa gangguan kecemasan atau anxiety tidak hanya terjadi pada orang dewasa, melainkan juga pada remaja? Anak dapat mengalami gangguan kecemasan karena hal tertentu. Apa penyebab gangguan kecemasan pada remaja? Apa ciri-ciri anxiety pada remaja? Ketahui selengkapnya di sini.
Ciri-ciri anxiety pada remaja
Sebagai orangtua, mungkin tidak mudah bagi Anda untuk mengetahui apakah anak Anda sedang mengalami gangguan kecemasan (anxiety disorder).
Pasalnya, sering kali, anak ragu atau malu mengungkapkan apa yang sedang ia rasakan. Namun, ciri-ciri anxiety disorder pada remaja dapat meliputi gejala berikut ini.
- Merasa gelisah, gundah, atau tegang terus-menerus.
- Sensitif terhadap kritik atau mudah tersinggung.
- Selalu mengkhawatirkan hal yang tidak mungkin terjadi.
- Menghindari situasi sulit atau situasi baru yang membuat mereka cemas.
- Menarik diri dari lingkungan sekitarnya.
- Gangguan tidur, seperti insomnia atau sulit tidur.
- Sulit konsentrasi.
- Sulit memulai atau menyelesaikan pekerjaan rumah (PR).
- Perubahan atau gangguan pada pola makan.
Selain gejala tersebut, ada ciri-ciri anxiety pada remaja yang dapat timbul pada tubuh, di antaranya sebagai berikut.
- Jantung berdebar.
- Pusing.
- Berkeringat.
- Tubuh bergetar.
- Sesak napas.
- Perut terasa mulas.
- Sakit kepala.
- Nyeri tubuh, terutama di leher, pundak, dan punggung.
Ciri-ciri anxiety pada remaja di atas dapat berbeda-beda, tergantung dari tingkat keparahan dan jenis kecemasan pada anak.
Perlu diketahui!
[embed-health-tool-vaccination-tool]
Penyebab gangguan kecemasan pada remaja
Penyebab anak atau remaja stres dan cemas dapat bergantung pada usianya. Gangguan kecemasan pada anak remaja berbeda dari kecemasan yang dialami saat anak-anak.
Anak yang lebih kecil biasanya merasa cemas dan takut tentang hal-hal yang ada di sekitarnya. Misalnya hewan, serangga, monster, atau suatu hal yang ditakutkan terjadi pada kedua orangtua.
Sementara itu, saat memasuki usia remaja, ciri-ciri anxiety pada remaja biasanya berkaitan dengan dirinya sendiri, seperti nilai pelajaran di sekolah, penilaian orang tentang mereka, atau perubahan yang terjadi pada tubuh.
Berikut beberapa penyebab timbulnya ciri-ciri anxiety pada remaja.
1. Merasa khawatir dengan prestasinya
Ada permasalahan mengenai nilai akademis, kesulitan dalam memahami pelajaran (gangguan belajar), atau gagal dalam ulangan dapat membuat anak remaja mengalami gangguan kecemasan.
Hal ini mungkin bisa memengaruhi pikiran anak karena ia berusaha membanggakan orangtua dengan prestasinya di sekolah.
2. Mengalami perundungan (bullying)
Perundungan secara verbal ataupun fisik tentu dapat berpengaruh pada pikiran dan psikis anak, termasuk saat ia sudah memasuki usia remaja.
Bukan tidak mungkin, ini bisa memicu ciri-ciri anxiety pada remaja dan menurunkan semangatnya untuk melakukan aktivitas sehari-hari, termasuk pergi ke sekolah.
3. Masalah keluarga
Setiap perubahan dan masalah yang terjadi dalam keluarga dapat mengganggu anak remaja, misalnya perceraian atau kehilangan anggota keluarga.
Memberi penjelasan mengenai perceraian atau ditinggal oleh anggota keluarga yang disayangi dan mengajari anak untuk menerima perubahan bisa jadi solusi terbaik.
4. Pengaruh lingkungan sekitar
Bukan hanya dari dalam dirinya sendiri, penyebab timbulnya gangguan kecemasan pada remaja juga bisa berupa pengaruh dari lingkungan sekitarnya.
Dilansir dari American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, gangguan kecemasan lebih berisiko dialami oleh anak jika orangtua juga mudah cemas.
Terkadang, kecemasan pada orangtua yang ditunjukkan kepada anak juga bisa membuat anak lebih sensitif dan mudah cemas sejak kecil.
Hal ini bisa berdampak pada kepribadian anak dan membuatnya juga memiliki gangguan kecemasan saat memasuki usia remaja.
Terlebih jika anak tidak pernah berusaha atau belajar untuk mengatasi kecemasan yang ia rasakan.
Cara mengatasi anxiety pada remaja
Anda tentu tidak akan membiarkan anak remaja Anda terus mengalami gangguan cemas. Sebab, hal tersebut dapat mengganggu aktivitas sehari-hari hingga memengaruhi hubungan antara anak dan orangtua.
Bahkan, jika dibiarkan, gangguan kecemasan dapat memicu terjadinya depresi pada remaja.
Anda dapat melakukan sesuatu untuk membantu anak terlepas dari rasa cemas, salah satunya dengan teknik terapi mindfulness.
Sebagai cara mengatasi anxiety pada remaja, terapi mindfulness memiliki fungsi sebagai berikut.
- Berhenti mencoba mengatasi kecemasan.
- Tidak merasakan kecemasan yang timbul sebagai emosi, perasaan, pikiran, atau sensasi.
- Tidak mengikuti keinginan saat cemas agar tidak dikendalikan oleh kecemasan.
- Menumbuhkan rasa kasih sayang terhadap diri sendiri dan perasaan yang dialami.
- Menghindari rasa cemas yang timbul berulang kali.
Teknik ini diketahui dapat membantu meningkatkan kemampuan psikologi, kognitif, dan kesehatan fisik, serta membantu mengatasi kecemasan.
Berikut adalah beberapa teknik terapi mindfulness yang dianjurkan dan dapat anak lakukan sendiri di rumah.
1. Grounding
Grounding bertujuan untuk melatih diri agar lebih fokus mengendalikan diri anak terlepas dari rasa cemas yang sedang dialami.
Fungsinya untuk mengatur respons tubuh dan mencegah rasa cemas menguasai sistem saraf anak.
Teknik ini dilakukan dengan mengamati sensasi, pola perilaku, dan cara menenangkan diri yang dirasa ampuh oleh tubuh anak.
Saat merasa cemas, seseorang sering kali merasa dirinya kehilangan tempat berpijak dan keseimbangan.
Dengan berfokus pada menenangkan diri sendiri saat cemas, anak Anda bisa merasa lebih aman dan mendapat kekuatan dari dalam diri.
Untuk menerapkan teknik grounding, berikut langkah-langkahnya.
- Cari tempat yang nyaman dan sepi. Lepaskan alas kaki anak agar lebih nyaman.
- Minta anak berdiri dan mulai rasakan kaki yang bersentuhan langsung dengan tanah atau tempat berdiri.
- Anak harus fokus pada sensasi kaku dan kenyal pada kakinya.
- Mungkin anak bisa bayangkan dirinya sebagai pohon, dengan telapak kaki sebagai akar yang menghubungkan tanah dengan bagian kaki lainnya.
- Minta anak bertumpu pada masing-masing sisi kaki secara bergantian, seperti bergoyang ke kanan dan kiri.
- Ubah tumpuan tubuh menjadi ke bagian depan dan belakang kaki.
- Saat berpindah tumpuan, minta anak untuk fokus pada pusat gravitasi tubuh, yang terletak pada bagan atas panggul dan bawah pusar.
- Letakkan tangan pada bagian bawah perut dan rasakan secara perlahan.
- Ulangi bergoyang ke kanan, kiri, depan, dan belakang sambil memegang bagian bawah perut selama beberapa waktu.
Dibandingkan dengan mencoba mengatasi penyebab gangguan kecemasan pada remaja, teknik grounding bisa memberikan ketenangan, baik secara sementara maupun jangka panjang.