4. Kekerasan seksual
Ternyata, trauma akibat pelecehan seksual tidak hanya dalam bentuk kontak tubuh.
Mengekspos anak pada situasi seksual atau materi yang melecehkan secara seksual, walaupun tidak menyentuh anak, termasuk dalam kekerasan atau pelecehan seksual pada anak.
Sebagai contoh, orangtua yang mengejek bentuk pertumbuhan payudara anak tidak sesuai dengan ukuran payudara anak seusianya, terlebih dilakukan di depan orang lain.
Hal ini sudah termasuk sebagai kekerasan seksual terhadap anak. Sebagai orangtua, sebaiknya Anda justru ajari anak melindungi diri dari kekerasan seksual di luar rumah.
Di sisi lain, mengenalkan anak dengan pornografi di usia yang belum seharusnya juga termasuk dalam bentuk kekerasan seksual, dilansir dari Mayo Clinic.
Tanda-tanda kekerasan seksual yang dialami anak biasanya berupa punya penyakit menular seksual, masalah pada organ intim, hamil, nyeri saat berjalan, dan lainnya.
Dampak dari kekerasan yang terjadi pada anak
Menurut World Health Organization (WHO) ada beberapa dampak yang mungkin terjadi terhadap anak jika mengalami kekerasan.
Berikut dampak dari kekerasan pada anak:
1. Kekerasan pada anak berdampak kematian

Dampak kekerasan pada anak yang mungkin terjadi adalah kematian.
Jika orangtua melakukan kekerasan terhadap anak yang masih belum bisa membela diri, bisa saja orangtua terlalu keras memukul atau menyakiti anak hingga anak kehilangan nyawa.
Tidak hanya itu, meskipun anak sudah memasuki usia remaja, tetap saja dampak kekerasan pada anak yang satu ini masih bisa terjadi.
Apalagi jika orangtua tidak bisa mengontrol amarahnya, bukan tidak mungkin dapat berakibat fatal bagi anak.
2. Luka atau cedera

Meski tidak menyebabkan kematian, dampak kekerasan terhadap anak yang satu ini juga bukan dampak yang baik.
Anak yang mengalami kekerasan di rumah sebagian besar tentu mengalami luka-luka bekas dipukul, dilempar benda keras, dan masih banyak lagi.
Saat orangtua sedang marah, ia bisa saja tidak menyadari bahwa yang sedang dihadapinya adalah anak atau buah hatinya.
Hal ini bisa menyebabkan orangtua melakukan hal di luar kendali yang bisa menyakiti fisik sekaligus batin anak.
3. Gangguan perkembangan otak dan sistem saraf

Kekerasan juga bisa berdampak pada gangguan tumbuh dan kembang yang sedang dialami oleh si kecil.
Mengalami kekerasan saat anak masih sangat belia tentu dapat mengganggu proses tumbuh kembangnya, termasuk gangguan pada sistem saraf, pernapasan, reproduksi, dan sistem imun.
Bahkan, kondisi ini bisa menyebabkan dampak berkepanjangan pada hidup sang anak secara fisik dan juga psikis.
Hal ini juga bisa membuat perkembangan kognitif anak terhambat, sehingga bisa membuat prestasi akademik anak di sekolah menurun bahkan memburuk.
4. Sikap negatif pada anak akibat kekerasan

Dampak lain yang juga tak kalah berbahayanya dari kekerasan pada anak adalah terbentuknya sikap buruk di dirinya.
Hal ini bisa berupa banyak hal, misalnya anak suka merokok, menyalahgunakan alkohol dan obat-obatan terlarang, serta perilaku seksual yang menyimpang.
Jika anak sampai melakukan perilaku seksual yang menyimpang, anak mungkin mengalami kehamilan di luar nikah.
Padahal, belum tentu anak sudah siap untuk menjadi orangtua di usia tersebut.
Selain itu, bila anak juga mungkin sering mengalami kecemasan, depresi, atau berbagai penyakit mental lain, ia bisa saja memiliki keinginan untuk bunuh diri.
5. Dampak kekerasan terhadap anak pada gangguan kesehatan

Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar