Anda bisa mengembangkan empati anak dengan berbagai cara, seperti mengajarinya untuk berdonasi kepada korban bencana atau memelihara hewan peliharaan.
4. Jadilah contoh
Anak menjadi cermin dari orangtuanya. Maksudnya, perilaku yang dilakukan orangtua biasanya akan diikuti oleh anak-anaknya. Untuk itu, Anda perlu menjadikan diri sendiri sebagai panutan.
Misalnya, jangan menanggapi suatu masalah dengan kekerasan atau sikap agresif. Saat anak berbuat salah, pilihlah langkah untuk tidak memberikannya hukuman fisik, seperti memukul, menampar, mengurungnya dalam waktu lama. Jangan pula berteriak-teriak atau membandingkan anak dengan orang lain.
Tindakan tersebut dapat membuat anak menjadi agresif karena kesulitan mengelola emosinya.
Sebaliknya, Anda perlu menghadapi anak dengan tenang dan tahu cara tepat untuk mendisiplinkannya agar anak bisa mengelola emosi dan tidak membully temannya. Contoh, menerapkan metode time out pada anak usia prasekolah.
5. Konsultasi pada dokter atau psikolog
Jika Anda kesulitan untuk mengajarkan hal ini pada anak. Melakukan konsultasi dengan dokter maupun psikolog anak bisa menjadi jalan terbaik. Terutama jika anak punya perilaku menentang dan agresif.
Dokter atau psikolog akan membantu si kecil untuk mengelola amarah, perasaan sakit hati, dan emosi kuat lainnya melalui konseling.