Bagi pasien yang memiliki masalah pada paru-paru dan jantung, dokter mungkin merekomendasikan penggunaan alat bernama extracorporeal membrane oxygenation (ECMO). Namun, prosedur penggunaan mesin ECMO tidak bisa sembarangan. Ketahui selengkapnya.
Apa itu ECMO?
Extracorporeal membrane oxygenation (ECMO) adalah alat bantu medis yang digunakan untuk memberi dukungan pada pasien yang mengalami masalah pada paru-paru dan jantung.
Alat ini bekerja dengan cara memompa darah keluar dari tubuh, memurnikannya dari karbon dioksida, menambahkan oksigen, kemudian memompa darah kembali ke dalam tubuh.
Mesin ECMO dapat digunakan untuk pasien dari segala usia, mulai dari bayi hingga dewasa dengan kondisi jantung dan paru-paru yang tidak berfungsi dengan baik, seperti henti jantung hingga gagal napas.
Penggunaan alat bantu jantung dan paru-paru ini dilakukan di Unit Perawatan Intensif (ICU) rumah sakit.
Apa saja kondisi yang membutuhkan ECMO?
Perlu Anda ketahui bahwa ECMO tidak langsung menyembuhkan penyakit, tetapi memberikan bantuan sementara ketika tubuh tidak memiliki suplai oksigen dan darah yang cukup.
Mengutip Cleveland Clinic, ada beberapa kondisi yang membutuhkan penggunaan alat bantu ini, di antaranya sebagai berikut.
1. Acute respiratory distress syndrome (ARDS)
Acute respiratory distress syndrome (ARDS), adalah kerusakan pada paru-paru yang menyebabkan gangguan pernapasan akut. ARDS bisa terjadi karena berbagai hal berikut.
- Infeksi pernapasan, seperti pneumonia, flu, dan COVID-19.
- Sepsis, yaitu kondisi peradangan eksim yang menyebabkan kerusakan pada paru-paru.
- Luka bakar atau cedera akibat menghirup asap, bahan kimia beracun, atau udara panas yang berasal dari kebakaran.
- Pankreatitis, yakni peradangan pada organ pankreas yang menyebabkan tubuh melepaskan bahan kimia dan racun yang dapat merusak paru-paru
- Overdosis obat.
- Perdarahan pada saluran napas.
2. Emboli paru
Emboli paru (pulmonary embolism) terjadi ketika gumpalan darah yang terbentuk di suatu organ tubuh, biasanya di kaki, bergerak ke paru-paru dan tersangkut.
Hal ini dapat menghalangi darah yang mengalir di paru-paru dan menyebabkan gangguan pada fungsi jantung dan paru-paru.
3. Cedera jantung
Anda mungkin memerlukan perawatan ECMO jika mengalami cedera pada jantung akibat kondisi di bawah ini.
- Serangan jantung.
- Trauma, seperti terjatuh atau tabrakan mobil, dapat menimbulkan memar dan merusak otot jantung Anda.
4. Bayi dengan masalah jantung atau paru-paru
Bayi baru lahir yang memiliki masalah pada jantung dan paru-paru, terutama lahir prematur. Perawatan dengan mesin ECMO membantu bayi prematur bertahan hidup.
Penggunaan alat ECMO akan mendukung fungsi vital organ tubuh, termasuk pernapasan dan sirkulasi darah.
5. Transplantasi dan operasi
Mesin ECMO juga dapat digunakan sebagai alat penyangga sementara bagi pasien yang menjalani transplantasi organ atau operasi besar lainnya.
ECMO bisa digunakan untuk menjaga pasien tetap hidup saat menunggu ketersediaan organ donor untuk transplantasi jantung atau paru-paru.
Cara kerja mesin ECMO
Pada dasarnya, alat ini bekerja dengan mengalirkan darah keluar dari tubuh melalui tabung di pembuluh darah besar di dada, dekat pangkal paha, atau leher.
Nantinya, sebuah pompa akan mendorong darah melalui tabung dan kemudian membawanya ke mesin untuk menambah oksigen dan menghilangkan karbondioksida.
Kemudian, mesin akan memompa darah kembali ke dalam tubuh. Untuk lebih lengkapnya, berikut ini tahapan prosedurnya.
- Sebelum mulai, dokter akan memberikan obat pengencer darah untuk mencegah pembekuan darah.
- Dokter kemudian akan menghubungkan mesin ECMO ke tubuh pasien melalui selang plastik khusus yang disebut kanula.
- Setelah itu, dokter memasukkan kanula ke dalam pembuluh darah besar di dada, leher, atau kaki pasien.
- Setelah tersambung, mesin ECMO akan menarik darah dari tubuh pasien, melewati kanula dan masuk ke dalam “paru-paru buatan” yang ada di mesin ECMO.
- Paru-paru buatan ini akan menambahkan oksigen dan membuang karbondioksida.
- Mesin kemudian akan memanaskan darah tersebut agar sesuai dengan suhu tubuh dan mengembalikannya ke tubuh pasien.
Apabila jantung pasien tidak dapat memompa darah sendiri, pompa mekanik ECMO akan mendukung fungsi jantung mengalirkan darah ke seluruh tubuh.
Setelah prosedur selesai, dokter akan memberikan obat penenang dan analgesik agar pasien tetap nyaman dan tidak merasakan sakit.
Risiko dan efek samping penggunaan mesin ECMO
Meski bermanfaat menjaga fungsi organ vital, penggunaan mesin ini juga memiliki risiko. Berikut ini beberapa risiko yang bisa terjadi dari penggunaan mesin ECMO.
- Infeksi. Kanula yang dimasukan ke dalam pembuluh darah bisa saja terkontaminasi oleh bakteri dan menyebabkan infeksi. Jika hal ini terjadi, biasanya dokter akan mengobati pasien dengan menggunakan antibiotik dan mengganti kanula yang digunakan.
- Perdarahan. Mengutip Yale Medicine, perdarahan merupakan efek samping yang dialami oleh hampir 50% pasien ECMO. Pasalnya, saat menggunakan mesin ini, dokter akan memberikan obat pengencer darah yang bisa meningkatkan risiko perdarahan berlebih.
- Gagal ginjal. Dalam beberapa kasus, pasien yang menggunakan alat bantu ini tidak dapat mengedarkan darah yang cukup ke ginjal. Akibatnya, ginjal tidak bisa bekerja dengan baik.
- Stroke. Dalam kasus yang jarang terjadi, menjalani perawatan ini dapat menyebabkan terbentuknya pembengkuan darah kecil yang mengurangi aliran darah di otak dan mengakibatkan stroke.
Lama durasi penggunaan ECMO bisa bervariasi tergantung dengan kondisi pasien. Beberapa pasien bisa menjalani perawatan ini selama beberapa hari hingga minggu.
Beberapa pasien lainnya mungkin bisa membutuhkan perawatan ini lebih lama. Untuk informasi lebih lengkap seputar penggunaan mesin ECMO, silahkan diskusikan dengan dokter Anda.
- ECMO adalah mesin atau alat bantu yang digunakan untuk pasien yang kekurangan aliran darah dan oksigen akibat masalah paru-paru atau jantung.
- ECMO bekerja dengan memompa darah keluar dari tubuh, memurnikannya dari karbon dioksida, menambahkan oksigen, lalu memompa darah kembali ke dalam tubuh.
- Meski bermanfaat, penggunaan alat ini bisa memiliki sejumlah risiko, seperti infeksi, perdarahan, gagal ginjal, hingga stroke.
[embed-health-tool-bmi]