Terdapat empat kelompok golongan darah manusia, yaitu O, A, B, dan AB dengan rhesus positif atau negatif. Para calon ibu dan ayah perlu mengetahui golongan darah masing-masing. Ini penting untuk menghindari kelainan darah pada bayi baru lahir, seperti eritroblastosis fetalis.
Apa itu eritroblastosis fetalis?
Eritroblastosis fetalis atau penyakit hemolitik bayi baru lahir adalah kondisi ketika sel darah merah (eritrosit) bayi rusak dengan cepat.
Bila diartikan per kata, hemolitik adalah sel darah merah yang pecah, eritroblastosis adalah membuat sel darah merah yang belum matang, sedangkan fetalis adalah janin.
Jadi, eristoblasis fetalis adalah rusaknya sel darah merah janin.
Kelainan apa yang bisa terjadi terhadap pasangan beda rhesus?
Pasangan dengan perbedaan rhesus (Rh) golongan darah, di mana salah satu pasangan memiliki golongan darah Rh positif dan yang lainnya memiliki golongan darah Rh negatif, berisiko mengalami masalah kesehatan tertentu selama kehamilan. Perbedaan Rh ini dapat menyebabkan komplikasi serius yang dikenal sebagai penyakit hemolitik pada bayi baru lahir atau eritroblastosis fetalis.
Gejala eritroblastosis fetalis
Tanda dan gejala eritroblastosis fetalis pada setiap kehamilan berbeda. Selama masa kehamilan, mungkin ibu tidak menyadari gejala apa pun.
Namun, ibu perlu waspada bila mengalami beberapa hal berikut.
- Cairan ketuban berwarna kuning yang berasal dari bilirubin.
- Janin memiliki limpa, hati, atau jantung yang besar.
- Janin mengalami pembengkakan cairan di perut, paru-paru, atau kepalanya.
Tanda-tanda tersebut bisa ibu lihat saat melakukan pemeriksaan USG. Ada pula gejala eritroblastosis fetalis yang terlihat saat bayi baru lahir, seperti:
- kulit tampak pucat karena sel darah merah yang sedikit (anemia),
- tali pusat berwarna kuning,
- memiliki hati dan limpa yang besar,
- kesulitan bernapas, dan
- mengalami pembengkakan parah di seluruh tubuhnya.
Dokter akan segera melakukan perawatan setelah melihat bayi dengan kondisi tersebut.
Kadar bilirubin tinggi adalah salah satu penyebab bayi lahir kuning, sehingga salah satu ciri eritroblastosis fetalis adalah kulit bayi kekuningan saat lahir.
Penyebab eritroblastosis fetalis
Eritroblastosis fetalis bisa terjadi ketika ibu dengan rhesus negatif melahirkan bayi dari ayah yang rhesusnya positif.
Jika faktor rhesus bayi positif, seperti ayahnya, ini bisa menimbulkan masalah bila sel darah merah bayi bertabrakan dengan rhesus ibu yang negatif.
Mengutip dari Medlineplus, orang dengan rhesus positif memiliki faktor Rh yang berisi protein pada sel darah merah.
Sementara itu, orang dengan rhesus negatif tidak memiliki faktor tersebut.
Faktor Rh ini bisa orangtua wariskan ke anaknya melalui gen, dan janin bisa menerima faktor Rh dari ayah atau ibu.
Sederhananya, perbedaan rhesus menyebabkan sel darah putih ibu melawan sel darah merah bayi.
Sistem kekebalan tubuh ibu dengan rhesus negatif melihat sel darah merah bayi dengan rhesus positif sebagai benda asing.
Kekebalan tubuh ibu membuat antibodi untuk melawan dan menghancurkan sel darah merah bayi yang dianggap sebagai benda asing.
Saat antibodi ibu menghancurkan sel darah merah pada bayi, ia akan menjadi sakit selama kehamilan.
Faktor risiko eritroblastosis fetalis
Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko janin mengalami eritroblastosis fetalis, berikut beberapa di antaranya.
- Rhesus ibu negatif, tetapi rhesus bayi negatif dan belum menjalani pengobatan.
- Ibu memiliki darah dari ras kaukasia.
- Pernah mengalami kehamilan dengan kasus serupa.
Konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut terkait penyakit pada bayi baru lahir ini.
Cara mendiagnosis eritroblastosis fetalis
Untuk mendiagnosis kondisi ini, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan pada ibu hamil dan janin, seperti berikut.
- Pengecekan darah untuk melihat antibodi ibu.
- Pemeriksaan USG untuk memantau pembengkakan pada tubuh bayi.
- Amniocentesis, memeriksa kadar bilirubin dalam air ketuban.
Selain pemeriksaan saat bayi masih dalam kandungan, dokter akan memeriksa setelah bayi lahir. Berikut beberapa pemeriksaannya.
- Memeriksa tali pusat bayi untuk melihat golongan darah, faktor Rh, jumlah sel darah putih, dan antibodi.
- Pengecekan darah bayi untuk mengetahui kadar bilirubin.
Pemeriksaan ini akan dokter lakukan segera setelah bayi lahir.
Pengobatan eritroblastosis fetalis
Bila dokter sudah mendiagnosis janin dengan eritroblastosis fetalis, ibu hamil akan menjalani beberapa perawatan, seperti berikut ini.
1. Transfusi darah intrauterine
Ini adalah proses memasukkan sel darah merah ke dalam tubuh janin untuk mengatasi anemia pada bayi. Biasanya, dokter akan melakukan transfusi darah ini saat usia kehamilan 28 minggu.
Caranya, dokter akan memasukkan jarum ke dalam rahim dan masuk ke pembuluh darah di tali pusat bayi.
Ibu hamil akan menjalani transfusi ini lebih dari satu kali sampai bayi lahir bila mengalami anemia yang sangat berat.
2. Bayi lahir lebih awal
Bila kondisi eritroblastosis fetalis sudah sangat parah sampai mengalami komplikasi, dokter akan menyarankan bayi lahir lebih awal atau bayi prematur.
Setelah memeriksa dan memastikan paru-paru bayi sudah matang, petugas kesehatan akan melakukan induksi persalinan. Ini untuk mencegah eritroblastosis fetalis menjadi lebih parah.
3. Mengganti darah bayi
Prosedur ini dilakukan untuk mengganti darah bayi yang memiliki kadar bilirubin tinggi dengan darah yang lebih segar atau tingkat bilirubin yang normal.
Penggantian darah ini untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan menurunkan bilirubin pada bayi.
Pada proses ini, bayi akan menjalani transfusi darah secara bergantian melalui pembuluh darah vena atau arteri. Kondisi ini sering dikenal sebagai transfusi tukar.
4. Imunoglobulin intravena (IVIG)
IVIG adalah larutan yang terbuat dari plasma darah yang mengandung antibodi.
Fungsinya untuk membantu sistem kekebalan tubuh bayi dan mengurangi kerusakan sel darah merah pada bayi.
Prosedur ini juga berfungsi untuk menurunkan kadar bilirubin yang sangat tinggi.
5. Perawatan intensif lain
Dokter juga akan melakukan perawatan lain pada bayi dengan kondisi eritroblastosis fetalis, seperti berikut.
- Fototerapi (bayi mendapat sinar di bawah lampu khusus untuk membuang bilirubin).
- Memakai ventilator untuk membantu pernapasan bayi.
- Transfusi darah, bila bayi mengalami anemia berat.
Meski berat, rangkaian perawatan ini penting ibu lakukan demi kesehatan janin.
Dukungan keluarga sangat penting agar ibu dan ayah tetap kuat dalam menjalani perawatan tersebut.
Cara mencegah eritroblastosis fetalis
Melihat dampaknya yang sangat parah, ibu bisa mencegah eritroblastosis fetalis sebelum atau saat awal kehamilan.
Ibu dan ayah bisa menjalani tes darah untuk mengetahui golongan darah dan rhesusnya.
Bila ibu memiliki rhesus negatif dan tubuh belum sensitif, ibu akan mendapat obat Rh immunoglobulin (RhoGAM).
Obat ini bisa menghentikan antibodi ibu bereaksi terhadap rhesus positif dari bayi. Obat ini akan ibu dapatkan saat usia kehamilan 28 minggu.
Bila dokter sudah mengetahui bayi memiliki rhesus positif, ibu akan mendapatkan dosis kedua dalam 72 jam setelah melahirkan.
Namun, bila bayi memiliki rhesus negatif, ibu tidak perlu mendapat dosis kedua.
Konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai dengan kondisi Anda dan si Kecil.
[embed-health-tool-vaccination-tool]