backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

6

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Masuk Angin pada Bayi, Ini Gejala dan Cara Mengatasinya

Ditinjau secara medis oleh dr. S.T. Andreas, M.Ked(Ped), Sp.A · Kesehatan anak · Rumah Sakit EMC Pekayon


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 24/06/2024

Masuk Angin pada Bayi, Ini Gejala dan Cara Mengatasinya

Anda mungkin sudah sering mendengar istilah masuk angin. Biasanya, kondisi ini digambarkan dengan perut yang terasa kembung seperti banyak angin dan buang angin terus menerus. Meski umum terjadi pada orang dewasa, masuk angin juga bisa dialami bayi.

Bahkan, masuk angin juga merupakan gangguan pencernaan pada bayi yang umum terjadi. Namun, seperti apa gejala, penyebab, serta cara mengatasinya? Berikut ulasannya.

Apa gejala masuk angin pada bayi?

Penyebab pertusis pada bayi

Gas adalah bagian normal dalam sistem pencernaan manusia. Zat ini ada di dalam tubuh setiap manusia serta terdiri dari udara dan jenis gas lainnya.

Gas pun biasanya keluar dari tubuh melalui mulut saat Anda sendawa atau melalui anus ketika kentut.

Meski normal, pada beberapa kondisi, gas di dalam saluran pencernaan bisa menimbulkan ketidaknyamanan yang sering diartikan sebagai masuk angin.

Ini biasanya terjadi ketika udara yang masuk ke dalam tubuh terlalu berlebihan sehingga perut akan terus kembung. Anda pun sering bersendawa serta buang angin.

Nah, gejala serupa juga umumnya muncul pada bayi yang masuk angin. Biasanya, perut bayi menjadi kembung, bayi sering kentut, serta bersendawa.

Selain itu, bayi yang masuk angin sering disertai dengan tanda lainnya. Berikut adalah ciri-ciri bayi masuk angin. 

1. Bayi menangis

Masuk angin membuat perut si Kecil tak nyaman. Bayi cenderung menangis selama berjam-jam bahkan hingga seharian.

Namun, jika hal ini terjadi setiap hari dan tak kunjung membaik, ada baiknya Anda konsultasikan kepada dokter anak.

2. Bayi rewel

Bila si Kecil biasanya terlihat ceria ketika diajak bercanda atau bermain, tetapi kini ia cenderung kesal dan rewel, bisa jadi ini gejala masuk angin.

Gas yang terjebak di dalam sistem cerna dan perut bayi yang kembung membuatnya lebih rewel karena ia merasa tak nyaman. 

3. Wajahnya memerah

Masuk angin pada si Kecil juga ditandai dengan merahnya wajah bayi saat ia menangis.

Selain itu, bayi dapat menangis menjerit seperti ia sedang mengalami rasa sakit.

4. Tidak cukup tidur dan tidak nafsu makan

Rasa tidak nyaman pada perut bayi bisa menyerang kapan saja sehingga ia menjadi gelisah dan terus menerus menangis.

Ini menyebabkan waktu tidur bayi terganggu. Tak hanya itu, nafsu makan bayi pun cenderung berkurang saat ia mengalami masuk angin. 

5. Gelisah dan tidak nyaman

Anda bisa melihat perubahan sikap bayi saat kondisi ini terjadi. Umumnya, bayi menunjukkan ketidaknyamanannya dengan menggeliat atau meringkuk karena menahan rasa sakit.

Selain itu, kakinya terangkat hingga ke dada, terutama saat ia sedang rewel.

Apa penyebab masuk angin pada si Kecil?

bayi sesak napas

Masuk angin bisa terjadi ketika udara yang masuk ke dalam sistem pencernaan terlalu banyak.

Adapun penyebabnya bisa beragam. Berikut adalah penyebab masuk angin pada bayi yang umum terjadi.

1. Terlalu banyak menelan udara saat menyusui

Banyaknya udara yang masuk ke dalam perut bayi sering terjadi bila cara menyusui bayi tidak tepat.

Posisi mulut bayi tidak menempel pada puting dan areola sehingga saat mengisap ASI, ada udara yang ikut masuk ke dalam tubuhnya.

2. Terlalu sering menangis

Terlalu sering menangis membuat angin masuk ke dalam perut bayi.

Mungkin sulit mengetahui apakah bayi menangis karena ada gas pada perutnya atau menangis menyebabkannya masuk angin.

Alangkah baiknya untuk menenangkan bayi sesegera mungkin saat ia mulai menangis.

3. Tidak cocok dengan susu atau MPASI

Kemungkinan lainnya, yaitu masuk angin pada bayi disebabkan oleh ketidakcocokan dengan MPASI atau susu formula.

Akibat hal tersebut, sistem pencernaan si Kecil mengalami gangguan, menghasilkan banyak gas, dan membuat perut kembung.

4. Sistem pencernaan belum matang

Penyebab paling utama adalah sistem pencernaan bayi yang belum matang sehingga masih belajar untuk mencerna makanan.

Akibat penyebab ini, masuk angin sering terjadi pada bayi baru lahir hingga berusia 3 bulan serta usia 6—12 bulan saat pertama kali mencoba ragam makanan. 

Bagaimana cara mengatasi masuk angin pada bayi?

pemberian susu formula pada bayi

Setelah mengetahui gejala dan penyebabnya, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi masuk angin pada si Kecil.

Coba ambil langkah di bawah ini sebagai solusi meredakan gejala ketika si Kecil masuk angin.

1. Menggerakkan kakinya

Cobalah untuk merebahkan bayi pada permukaan datar dan naikkan kakinya.

Ayunkan kakinya dengan gerakan seperti mengayuh sepeda untuk membantu mengeluarkan gas yang terjebak dan meredakan gejala masuk angin pada si Kecil.

2. Buat bayi bersendawa

Coba buat bayi bersendawa dengan menggosok atau menepuk punggungnya secara lembut.

Cara ini bisa membantu mengatasi masuk angin dan membuat gas yang terjebak keluar dari perutnya.

3. Pijat perutnya

Melansir University of Michigan Health, Anda bisa memijat bayi di bagian perut untuk mengatasi masuk angin. Pijat lembut perut bayi dengan gerakan searah jarum jam atau berlawanan.

Anda juga bisa menempatkan bayi di atas lutut Anda, tengkurapkan bayi, lalu gosok dengan perlahan bagian punggungnya. 

4. Menyusui dengan posisi sedikit tegak

Saat menyusui, Anda dapat menggendong bayi lebih tegak agar susu dapat mengalir lebih lancar ke perutnya sehingga udara akan naik dan ia bersendawa.

Jika dalam posisi meringkuk atau membungkuk, kemungkinan besar udara akan terperangkap di perut bersama makanannya.

5. Berikan formula protein terhidrolisis sempurna

Ada beberapa susu yang mengklaim dapat mengurangi gas di dalam perut bayi, salah satunya susu formula protein terhidrolisis sempurna

Pada susu ini, protein susu sapi terdapat dalam bentuk yang telah dipecah menjadi komponen yang lebih kecil sehingga bayi dapat mencerna lebih mudah.

Ketika susu dicerna dengan baik, maka tidak ada kelebihan gas yang muncul pada perut bayi.  

Namun, ada baiknya Anda menanyakan kepada dokter apakah perlu menyertakan susu ini untuk mengatasi masalah gas yang terjebak pada sistem pencernaan bayi.

Jika gejala masih menetap setelah melakukan cara-cara di atas, sebaiknya Anda berkonsultasi kepada dokter anak.

6. Balurkan minyak telon agar tubuh anak hangat dan nyaman

Rasa tidak nyaman akibat masuk angin membuat si Kecil mudah rewel dan menangis. Untuk mengurangi rasa tidak nyaman ini, Anda bisa membalurkan minyak telon pada tubuh bayi.

Kandungan kayu putih di dalam minyak telon bermanfaat untuk menghangatkan tubuh bayi, mencegah masuk angin, dan perut kembung. 

Untuk menghindari gigitan nyamuk selama 8 jam, pilih minyak telon dengan kandungan anti nyamuk alami seperti lavender dan geranium atau lemongrass yang memberikan efek relaksasi untuk si Kecil.

Pastikan aromanya lembut alami tanpa tambahan parfum dan pilih minyak telon yang teksturnya lembut, sehingga lebih aman untuk digunakan oleh bayi yang kulitnya masih sensitif. 

Dengan membalurkan minyak telon pada bayi, tubuh si Kecil akan terasa lebih hangat dan nyaman. Ini juga akan membantu si Kecil untuk beristirahat lebih nyaman.

Kesimpulan

  • Masuk angin pada bayi adalah kondisi umum yang terjadi karena berbagai faktor, seperti udara yang tertelan saat menyusui, sistem pencernaan yang belum matang, atau reaksi terhadap jenis makanan tertentu.
  • Gejala masuk angin pada bayi termasuk perut kembung, seringnya bayi kentut dan bersendawa, serta perilaku bayi yang rewel dan sulit tidur.
  • Untuk mengatasi masuk angin pada bayi, Anda bisa mencoba menggerakkan kakinya, membuatnya bersendawa, atau memberikan pijatan lembut pada perutnya.
  • Selain itu, posisi menyusui yang tepat dan penggunaan susu formula tertentu juga dapat membantu mengurangi gejala.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. S.T. Andreas, M.Ked(Ped), Sp.A

Kesehatan anak · Rumah Sakit EMC Pekayon


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 24/06/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan