Diare atau mencret adalah gangguan pencernaan yang umum terjadi pada bayi. Ada berbagai penyebab diare pada bayi usia 0-6 bulan yang sering membuat orangtua khawatir. Untuk mengurangi rasa cemas, berikut beberapa penyebab diare pada bayi yang perlu dipahami orangtua.
Penyebab diare pada bayi usia 0-6 bulan
Diare membuat intensitas buang air besar bayi lebih sering dari biasanya dengan tekstur feses yang cair.
Tidak hanya mencret, bayi dan anak juga akan mengalami gejala diare, seperti mual, muntah, kadang demam.
Ada beragam penyebab diare alias mencret dengan kondisi anak yang berbeda. Pada umumnya, masalah buang-buang air pada anak kecil cenderung dipengaruhi oleh pola makannya sehari-hari.
Berikut beberapa penyebab diare pada bayi usia 0-6 bulan yang paling sering terjadi:
1. Virus, bakteri, dan parasit
Mengutip dari Seattle Children’s, diare pada bayi bisa disebabkan oleh virus, bakteri, dan parasit yang ada di lingkungan sekitar.
Pada bayi, rotavirus adalah penyebab diare yang paling umum, sehingga perlu diberikan imunisasi rotavirus secara berkala untuk mengurangi penyebab virusnya.
Sementara untuk diare pada bayi usia 0-6 bulan disebabkan bakteri, yang paling sering adalah salmonella. Bila bayi diare disebabkan bakteri salmonella, tandanya adalah terdapat darah pada feses si kecil.
Sementara untuk diare yang disebabkan oleh parasit jenis giardia, biasanya terjadi di tempat penitipan anak yang banyak orang.
2. Intoleransi laktosa
Laktosa adalah kandungan gula di dalam susu dan tidak semua anak bisa menerimanya, sehingga terjadi intoleransi laktosa.
Tanda intoleransi laktosa adalah perut kembung, tekstur feses bayi berair, dan banyak gas. Ini terjadi karena bakteri di dalam usus mengubah laktosa menjadi gas.
Intoleransi laktosa biasanya diturunkan lewat anggota keluarga lain, seperti ayah, ibu, atau lainnya.
3. Pola makan yang berubah
Penyebab mencret pada bayi yang paling umum adalah perubahan pola makan seiring masa tumbuh kembangnya. Bayi yang sudah menginjak usia 6 bulan biasanya mulai diperkenalkan dengan makanan lembut pendamping ASI atau susu formula.
Beberapa contoh menu makan MPASI yang umum adalah buah pisang yang dilumatkan, biskuit susu yang dijadikan bubur, atau bubur nasi.
Perubahan pola makan yang cukup drastis dari yang tadinya hanya susu (cair) menjadi makanan agak padat dapat membuat anak diare.
Hal ini pada umumnya menandakan reaksi sistem pencernaan yang belum terbiasa terhadap asupan jenis makanan baru.
4. Aktivitas anak
Menurut Stanford Children’s Health, kuman penyebab diare dapat masuk ke dalam tubuh anak lewat berbagai cara. Namun, jalur infeksi penyebab diare pada bayi usia 0-6 bulan umumnya melalui aktivitas mereka sehari-hari, di antaranya:
Minum air atau makan makanan yang terkontaminasi
Kuman sangat mudah menginfeksi saluran pencernaan anak lewat makanan atau minuman yang telah terkontaminasi.
Perpindahan kuman penyebab diare bisa terjadi pada proses produksi, mengolah, bahkan ketika disajikan.
Makan makanan mentah
Kuman penyebab diare sering kali ditemukan pada makanan mentah. Entah itu sayuran mentah yang tidak dicuci dengan benar, telur mentah, daging mentah, atau susu mentah.
Makanan mentah atau setengah matang sebaiknya tidak diberikan pada anak, apalagi bayi yang sistem imunnya belum sempurna. Untuk bayi usia 6 bulan yang mulai MPASI, orangtua perlu memerhatikan tingkat kematangan bahan makanan yang diberikan.
Berenang
Kuman penyebab diare dapat bertahan dalam air, seperti kolam renang. Jika ada pengunjung yang sedang diare lantas berenang, anak yang merelan air kolam saat berenang berisiko besar tertular diare setelah berenang.
Kebiasaan memasukkan jari ke mulut atau menggigit kuku
Kuman penyebab mencret dapat menempel di permukaan benda-benda yang ada di sekitar, contohnya mainan.
Bila anak menyentuh mainan kemudian memasukkan jari atau menggigit kukunya tanpa mencuci tangan, kuman bisa masuk ke tubuh dan menginfeksi.
5. Masalah kesehatan tertentu
Selain pilihan makanan dan infeksi, masalah medis tertentu bisa menjadi penyebab diare pada bayi usia 6 bulan. Melansir laman Mayo Clinic, ada beberapa kondisi dan penyakit yang menjadi penyebab mencret pada anak dan bayi, di antaranya:
Penyakit celiac
Penyakit Celiac adalah salah satu penyakit yang bisa menjadi penyebab diare kronis pada anak.
Gejalanya akan muncul setelah bayi atau anak mengonsumsi makanan yang mengandung gluten. Gluten adalah protein alami dalam gandum, yang juga ada pada pasta dan roti.
Penyakit Crohn
Penyakit Crohn adalah penyebab diare kronis pada bayi maupun anak. Kondisi ini terjadi akibat peradangan pada sistem pencernaan yang berkaitan erat dengan sistem imun dan faktor keturunan.
Penyakit lainnya
Selain penyakit di atas, ada juga penyakit langka yang bisa menjadi penyebab diare pada bayi usia 0-6 bulan, seperti:
- Kekurangan zat zink bisa jadi penyebab diare pada anak sehingga kadang ibu butuh suplemen zink.
- Cystic fibrosis merupakan penyebab diare akibat adanya penumpukan lendir yang mengganggu penyerapan nutrisi makanan di usus.
- Penyakit Hirschsprung merupakan kondisi bawaan lahir yang menyebabkan hilangnya sel-sel di otot pada usus sehingga menimbulkan gejala diare.
Mengetahui penyebab diare pada bayi usia 0-6 bulann sangat penting bagi dokter dan orangtua. Pasalnya, pengobatan yang dilakukan akan disesuaikan dengan penyebab diarenya.
Pengobatan diare umumnya adalah mencukupi asupan cairan dengan minum air putih dan oralit, terus memberikan ASI, memperbaiki kembali pola makan, dan makanan untuk anak diare yang disesuaikan dengan kondisinya.
Pada beberapa kasus, dokter akan memberikan obat diare, contohnya antibiotik untuk membunuh kuman penyebab diare pada anak dan bayi.
Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease (NIDDK), segera hubungi dokter jika bayi usia 0-6 bulan menunjukan gejala diare berikut ini:
- Menunjukan tanda-tanda dehidrasi
- Mengalami diare lebih dari 24 jam
- Demam lebih dari 39 derajat celcius
- Feses berwarna hitam
- Terdapat darah atau nanah pada feses
Tanyakan pada dokter apakah perlu diberikan larutan elektrolit karena mengatasi diare harus sesuai dengan penyebab diare pada bayi usia 0-6 bulan. Pemberian larutan elektrolit harus berada di bawah pengawasan dokter. Jangan dulu memberikan obat-obatan sebelum menemui dokter.
[embed-health-tool-vaccination-tool]