backup og meta

Waspada Diare Kronis pada Bayi, Ini Tanda-tandanya

CiriPenyebabPengobatan

Diare kronis pada bayi bukan sekadar gangguan pencernaan biasa. Kondisi ini bisa menjadi sinyal adanya masalah kesehatan yang lebih serius. Ketika si Kecil terus mengalami buang air besar encer selama lebih dari dua minggu, orangtua harus waspada. Bukan hanya karena risiko dehidrasi yang tinggi, tetapi juga karena diare kronis dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi secara keseluruhan. 

Waspada Diare Kronis pada Bayi, Ini Tanda-tandanya

Apa ciri-ciri diare kronis pada bayi?

Salah satu cara untuk mengidentifikasi bayi mengalami diare adalah dari fesesnya.

Feses bayi yang normal biasanya berwarna kekuningan, cokelat, hingga kehijauan. Bentuknya juga lembut, tebal seperti pasta, dan ragam bentuk lainnya.

Sementara itu, bayi yang mengalami diare akan menunjukkan gejala seperti:

  • lembek, basah, berair,
  • berwarna lebih hijau atau gelap dari normalnya,
  • bau busuk, serta
  • ada darah atau berlendir.

Berbeda dengan gejala diare pada bayi yang umum, diare kronis dapat membuat si Kecil mengalami beberapa kondisi berikut ini. 

  • Tinja berdarah. 
  • Demam. 
  • Tidak mampu menahan BAB. 
  • Mual atau muntah.
  • Nyeri atau kram di perut. 
  • Rewel. 
  • Penurunan berat badan

Melansir dari situs National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, diare kronis pada bayi terjadi ketika tinja yang keluar encer dan berair sebanyak tiga kali sehari atau berlangsung lebih dari 2 minggu. 

Mengapa diare bisa berlangsung lebih lama? Ada beberapa faktor penyebabnya, seperti infeksi berulang (persisten), gangguan sistem pencernaan, alergi makanan, hingga inflammatory bowel disease.

Diare kronis pada bayi bisa berdampak pada malabsorpsi. Malabsorbsi terjadi ketika usus tidak dapat menyerap nutrisi dari makanan.

Nantinya, bayi jadi tidak memperoleh nutrisi dari makanan yang masuk ke dalam pencernaannya, sehingga menyebabkan malnutrisi pada anak.

Malnutrisi dapat memicu bayi gagal tumbuh dan berkembang, sehingga beratnya pun tergolong rendah dari tolak ukur berat badan normal sesuai usianya.

Secara keseluruhan, ini akan berdampak pada pertumbuhan otak dan tinggi badan anak.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Apa penyebab diare kronis pada bayi?

rhinitis pada bayi

Ada beberapa penyakit atau gangguan umum yang menyebabkan diare kronis pada anak, di antaranya sebagai berikut. 

1. Infeksi saluran pencernaan berulang (persisten)

Infeksi saluran pencernaan dapat menyebabkan diare kronis jika si Kecil terpapar virus, bakteri, atau parasit melalui makanan, minuman, atau kontak langsung dengan orang lain.

Setelah infeksi, beberapa bayi kesulitan mencerna karbohidrat seperti laktosa atau protein dari susu dan kedelai, yang bisa memicu diare berkepanjangan, terutama jika infeksi tidak diobati secara tuntas. 

2. Penyakit celiac 

Penyakit celiac terjadi ketika tubuh bayi bereaksi terhadap gluten. Ini merupakan protein yang ditemukan dalam gandum dan apabila dimakan dapat timbul reaksi di saluran cerna sehingga merusak usus halus. 

Reaksi ini bisa menyebabkan diare kronis, meskipun kondisi celiac lebih sering terjadi setelah bayi mulai mengonsumsi makanan padat yang mengandung gluten.

3. Gangguan fungsional gastrointestinal  

Gangguan fungsional saluran pencernaan, seperti irritable bowel syndrome (IBS), dapat menjadi penyebab diare kronis meski saluran cerna tidak mengalami kerusakan fisik. 

Biasanya, IBS lebih sulit dikenali pada bayi karena gejalanya seperti nyeri perut yang sulit dijelaskan oleh anak yang belum bisa bicara.

4. Alergi dan intoleransi makanan

Alergi dan intoleransi makanan juga bisa menjadi penyebab diare kronis pada bayi. Bayi bisa alergi terhadap protein susu sapi, produk susu, atau kedelai, yang menimbulkan diare. 

Intoleransi terhadap laktosa, fruktosa, atau sukrosa terjadi ketika tubuh kekurangan enzim yang dibutuhkan untuk mencerna zat-zat tersebut, menyebabkan gangguan pencernaan dan diare setelah konsumsi makanan mengandung karbohidrat tersebut.

5. Penyakit radang usus 

Penyebab diare kronis pada bayi yang selanjutnya adalah penyakit radang usus. Ada dua jenis utama penyakit radang usus, yaitu penyakit Crohn dan kolitis ulseratif. 

Gangguan ini dapat menyerang anak-anak di segala usia. Namun, penyakit ini biasanya terjadi pada usia sekolah dasar atau masa remaja. 

Bagaimana cara mengobati diare kronis pada bayi?

saat bayi menangis

Untuk mengobati diare kronis pada bayi perlu disesuaikan dengan penyebab serta tingkat keparahan diarenya. 

Berikut adalah beberapa cara mengatasi diare kronis pada bayi.

1. Pemberian susu terhidrolisat ekstensif

Diare kronis merupakan salah satu gangguan pencernaan pada anak bayi.

Bagi bayi yang mengonsumsi susu formula, tetaplah diberikan asupan susu. Untuk sementara waktu, Anda bisa memberikan susu terhidrolisat ekstensif.

Susu terhidrolisat ekstensif dapat menjadi pertolongan pertama pada gangguan pencernaan, seperti kolik, muntah, diare dengan atau tidak dengan kehilangan protein atau perdarahan akibat alergi susu sapi dengan gejala ringan atau sedang.

Penelitian dalam jurnal Nutrients, menyebutkan susu terhidrolisat ekstensif dapat menjadi sumber protein yang baik, terutama ketika bayi mengalami diare dan penyerapan nutrisinya tidak berlangsung optimal.

Jika Anda ingin memberikan susu terhidrolisat ekstensif pada bayi dengan diare kronis, tak ada salahnya berkonsultasi kepada dokter anak untuk mengetahui aturan konsumsinya.

2. Konsultasi ke dokter

Ada baiknya Anda segera memeriksakan si Kecil ke dokter anak jika menemukan gejala diare kronis.

Dokter akan mengidentifikasi apa penyebab dari diare kronis. Bila diare disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter akan memberikan antibiotik serta obat-obatan tertentu.

Beberapa kasus juga mungkin harus menyebabkan anak dirawat di rumah sakit, terutama saat mengalami dehidrasi.

Ini tentu akan membuat si Kecil membutuhkan cairan tambahan yang nantinya akan diberikan melalui infus. Dengan begitu, gejala dapat teratasi dengan tepat.

3. Menjaga konsumsi makanan

Apabila si Kecil telah menerima MPASI, cobalah untuk memberikannya makanan seperti pisang yang dihaluskan dan disaring, apel yang dihaluskan, dan sereal berbahan dasar beras.

Berikan makanan ini hingga gejala diare kronis pada bayi mereda, disertai dengan rekomendasi diet atau obat dari dokter.

Untuk anak yang masih minum ASI secara utuh, Anda perlu memperhatikan asupan menu makanan harian diri Anda sendiri.

Beberapa makanan yang harus dihindari ibu menyusui saat bayi diare, yaitu makanan berminyak, makanan tinggi serat, produk susu sapi, maupun makanan atau minuman manis.

Yang perlu dipahami adalah diare kronis bukan sekadar gangguan pencernaan, tetapi juga berpotensi menimbulkan dampak jangka panjang terhadap kesehatan dan tumbuh kembang anak. 

Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk mengenali tanda-tandanya sejak dini, memahami penyebab yang mungkin mendasari, serta segera mencari bantuan medis jika gejala terus berlanjut.

Kesimpulan

  • Diare kronis pada bayi berlangsung lebih dari dua minggu dan bisa menjadi tanda kondisi medis serius yang memengaruhi tumbuh kembang anak.
  • Penyebab umum meliputi infeksi berulang (persisten), alergi makanan, penyakit celiac, gangguan fungsional pencernaan, dan penyakit radang usus.
  • Gejala yang perlu diwaspadai termasuk tinja berdarah, demam, muntah, nyeri perut, rewel, hingga penurunan berat badan.
  • Penanganan yang tepat mencakup konsultasi ke dokter, pemberian susu terhidrolisat ekstensif, dan pengaturan pola makan sesuai anjuran medis.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Vandenplas, Y. (2017). Prevention and Management of Cow’s Milk Allergy in Non-Exclusively Breastfed Infants. Retrieved June 19, 2025, from https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5537845/

Diarrhea (0-12 Months). (2025). Retrieved June 19, 2025, from https://www.seattlechildrens.org/conditions/a-z/diarrhea-0-12-months/

professional, C. C. medical. (2025). Why does my baby have diarrhea? Retrieved June 19, 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/baby-diarrhea

Eating, Diet, & Nutrition for Chronic Diarrhea in Children – NIDDK. (n.d.). Retrieved June 19, 2025, from https://www.niddk.nih.gov/health-information/digestive-diseases/chronic-diarrhea-children/eating-diet-nutrition

Chronic Diarrhea in Children – NIDDK. (n.d.). Retrieved June 19, 2025, from https://www.niddk.nih.gov/health-information/digestive-diseases/chronic-diarrhea-children

Versi Terbaru

25/06/2025

Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari

Ditinjau secara medis oleh dr. Muhammad Yusra Firdaus, Sp.A

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Waspadai 5 Gejala Bayi Sakit yang Sebenarnya Menandakan Penyakit Serius

Bayi Menangis Saat BAB? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya


Ditinjau oleh dr. Muhammad Yusra Firdaus, Sp.A · Kesehatan Anak · Rumah Sakit Tebet · Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Diperbarui 25/06/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan