Penyakit hepatitis pada anak merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum terjadi. Namun, perlu dipahami bahwa penyakit ini bisa terbagi berdasarkan penyebabnya. Salah satu jenisnya yaitu hepatitis A. Jenis hepatitis ini bisa menyerang siapa saja di semua umur, termasuk anak-anak. Ketahui selengkapnya terkait hepatitis A pada anak di bawah ini.
Gejala hepatitis A pada anak
Hepatitis A adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV) dan sangat menular.
Pada anak-anak, hepatitis A sering kali lebih ringan dibandingkan dengan orang dewasa. Akan tetapi, penyakit ini pada anak-anak tetap memerlukan perhatian dan perawatan yang tepat.
Pada anak-anak, gejala hepatitis A bisa bervariasi. Bahkan, beberapa anak mungkin tidak menunjukkan gejala sama sekali.
Namun, gejala hepatitis pada A pada anak yang umum meliputi berikut ini.
- Demam ringan hingga sedang.
- Kelelahan dan kelemahan.
- Mual dan muntah.
- Kehilangan nafsu makan.
- Sakit perut, terutama di sisi kanan atas perut.
- Urine berwarna gelap.
- Tinja berwarna pucat atau keputih-putihan.
- Penyakit kuning (ikterus), yaitu menguningnya kulit dan bagian putih mata.
- Gatal-gatal pada kulit.
Tahukah Anda?
Berdasarkan data yang dilansir dari
WHO, sekitar 90% anak yang tinggal di negara berpendapatan rendah dan menengah telah terinfeksi virus hepatitis A sebelum usia 10 tahun. Adapun sebagian besar kasusnya terjadi tanpa disertai gejala. Sementara itu, infeksi hepatitis A lebih rendah di negara berpendapatan tinggi dengan kondisi kebersihan dan sanitasi yang baik.
Penyebab hepatitis A pada anak
Hepatitis A pada anak disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A (HAV). Virus ini dapat masuk ke tubuh anak melalui beberapa cara, terutama melalui jalur tinja dan mulut.
Berikut adalah penjelasan lebih mendetail tentang penyebab hepatitis A pada anak.
1. Kontaminasi makanan dan minuman
Makanan yang tidak dimasak dengan baik dapat terkontaminasi oleh virus hepatitis A.
Bukan hanya itu, minum air yang terkontaminasi atau menggunakan air tersebut untuk mencuci makanan juga dapat menjadi sumber infeksi.
Bahkan, mengonsumsi es batu yang dibuat dari air terkontaminasi juga dapat menularkan virus.
2. Kebersihan diri yang buruk
Anak-anak yang tidak mencuci tangan dengan baik setelah menggunakan toilet atau sebelum makan berisiko lebih tinggi terkena infeksi.
Selain itu, hidup di atau mengunjungi tempat dengan sanitasi buruk juga meningkatkan risiko penularan virus hepatitis A.
3. Kontak langsung dengan orang yang terinfeksi
Anggota keluarga atau orang yang tinggal serumah dengan seseorang yang terinfeksi hepatitis A memiliki risiko tinggi terpapar virus.
Di tempat-tempat seperti penitipan anak, virus juga dapat menyebar dengan mudah melalui kontak antar anak-anak dan staf.
4. Kebiasaan hidup yang berisiko
Menggunakan peralatan makan atau minum yang sama dengan orang yang terinfeksi dapat menyebabkan penularan pada anak.
Anak-anak yang suka memasukkan tangan atau benda-benda lain yang tidak bersih ke dalam mulut mereka juga berisiko lebih tinggi tertular virus hepatitis A.
Diagnosis hepatitis A pada anak
Diagnosis hepatitis A pada anak melibatkan beberapa langkah yang dilakukan oleh tenaga medis untuk memastikan adanya infeksi virus hepatitis A.
Dokter akan mengumpulkan informasi mengenai gejala yang dialami anak. Berikut adalah tahapan yang biasanya dilakukan dalam mendiagnosis hepatitis A pada anak.
1. Pemeriksaan Fisik
Selama pemeriksaan fisik, dokter akan memeriksa tanda-tanda penyakit kuning pada kulit dan mata.
Dokter juga akan memeriksa pembesaran hati dengan meraba perut anak untuk mendeteksi pembesaran atau nyeri pada area hati.
2. Tes laboratorium
Jika dicurigai hepatitis A, dokter akan meminta pengambilan sampel darah untuk dilakukan tes laboratorium. Tes darah adalah cara utama untuk mendiagnosis hepatitis A.
Beberapa tes yang dapat dilakukan, yaitu tes fungsi hati dan tes serologi. Tes fungsi hati berfungsi untuk mengukur kadar enzim hati (seperti ALT dan AST) dalam darah.
Peningkatan kadar enzim ini menunjukkan adanya peradangan atau kerusakan pada hati. Selain itu, tes bilirubin dilakukan untuk mengukur kadar bilirubin dalam darah, yang sering meningkat pada penderita hepatitis.
Sementara tes serologi adalah metode yang melibatkan pengukuran antibodi spesifik terhadap virus hepatitis A dalam darah.
3. Riwayat paparan
Dokter juga akan mengajukan pertanyaan mengenai kemungkinan paparan virus hepatitis A, seperti berikut ini.
- Riwayat perjalanan ke daerah dengan endemi hepatitis A.
- Kontak dengan orang yang diketahui terinfeksi hepatitis A.
- Konsumsi makanan atau minuman yang mungkin terkontaminasi.
Berdasarkan hasil tes dan gejala yang ada, dokter akan memberikan diagnosis dan menyarankan langkah-langkah perawatan serta pencegahan lanjutan.
Pengobatan hepatitis A pada anak
Hepatitis A pada anak umumnya tidak memerlukan pengobatan khusus karena infeksi ini biasanya sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu hingga beberapa bulan.
Perawatan yang diberikan bertujuan untuk meredakan gejala dan mendukung proses pemulihan.
Berikut adalah langkah-langkah perawatan yang biasa dianjurkan untuk anak yang terinfeksi hepatitis A.
- Mengurangi aktivitas fisik. Anak yang terinfeksi hepatitis A biasanya disarankan untuk mengurangi aktivitas fisik dan beristirahat lebih banyak. Ini membantu tubuh anak dalam proses pemulihan.
- Menjaga hidrasi. Perbanyak minum cairan untuk mencegah dehidrasi pada anak, terutama jika mereka mengalami mual dan muntah. Minuman seperti air, jus, dan kaldu bisa membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh.
- Mengonsumsi makanan bergizi. Pola makan seimbang yang kaya akan nutrisi membantu mempercepat pemulihan. Anak-anak disarankan untuk mengonsumsi makanan yang mudah dicerna seperti buah-buahan, sayuran, dan protein tanpa lemak.
- Menghindari makanan berlemak. Makanan berlemak dan berminyak dapat memperberat kerja hati, sehingga sebaiknya perlu dihindari.
- Minum obat penghilang rasa sakit. Obat-obatan seperti paracetamol dapat digunakan untuk meredakan demam dan rasa sakit, tetapi harus digunakan dengan hati-hati dan sesuai petunjuk dokter untuk menghindari kerusakan lebih lanjut pada hati.
- Mengonsumsi obat antiemetik. Jika anak mengalami mual dan muntah yang parah, dokter mungkin akan meresepkan obat antiemetik untuk membantu mengurangi gejala tersebut.
Selama masa pengobatan, pemantauan berkala oleh dokter sangat penting untuk memastikan bahwa obat untuk hepatitis bekerja secara efektif dan anak pulih dengan baik.
Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fungsi hati dan tes lainnya untuk memastikan tidak ada komplikasi.
Hindari penggunaan obat-obatan yang dapat membebani atau merusak hati, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) atau obat-obatan tertentu yang tidak diresepkan oleh dokter.
Selain itu, orangtua harus memantau gejala anak dan melaporkan perubahan signifikan atau gejala yang memburuk kepada dokter.
Dengan perawatan yang tepat dan perhatian terhadap kebersihan, sebagian besar anak-anak yang terinfeksi hepatitis A akan pulih sepenuhnya tanpa komplikasi jangka panjang.
Jika Anda memiliki kekhawatiran atau pertanyaan lebih lanjut tentang pengobatan dan perawatan hepatitis A pada anak, segera konsultasikan kepada dokter atau tenaga medis lainnya.
Pencegahan penularan hepatitis A pada anak
Pencegahan penularan hepatitis A pada anak sangat penting untuk mengurangi risiko infeksi dan penyebaran virus.
Berikut adalah beberapa cara efektif untuk mencegah penularan hepatitis A pada anak.
- Vaksinasi. Jika belum divaksinasi, anak-anak sebaiknya menerima vaksin hepatitis A untuk mencegah infeksi di masa depan. Sesuai dengan rekomendasi IDAI, vaksin anak hepatitis A diberikan dalam dua dosis pada periode usia 2—18 tahun. Dosis kedua diberikan dalam interval 6—12 bulan setelah dosis pertama. Sementara itu, orang yang hendak pergi ke wilayah endemis hepatitis A sebaiknya menjalani imunisasi 2—4 pekan sebelum berangkat.
- Menjaga kebersihan lingkungan. Pastikan lingkungan rumah bersih dan sanitasi baik, terutama di area dapur dan kamar mandi.
- Menjaga kebersihan diri. Mengajarkan anak tentang menjaga kebersihan, termasuk mencuci tangan dengan sabun dan air setelah menggunakan toilet dan sebelum makan untuk mencegah penyebaran virus kepada orang lain.
- Isolasi sementara. Anak yang terinfeksi mungkin perlu dijauhkan dari sekolah atau tempat penitipan anak untuk mencegah penyebaran virus hingga mereka tidak lagi menular, biasanya sekitar dua minggu setelah gejala mulai muncul atau setelah penyakit kuning mereda.
Dengan memahami penyebab dan langkah-langkah pencegahan, risiko anak terkena hepatitis A dapat dihindari.
Edukasi tentang kebersihan dan vaksinasi juga menjadi kunci utama dalam mencegah penyebaran virus hepatitis pada anak-anak.
Kesimpulan
- Hepatitis A pada anak adalah kondisi yang umumnya dapat diatasi dengan perawatan yang tepat dan pencegahan yang baik.
- Vaksinasi, kebersihan tangan, dan sanitasi yang baik adalah langkah-langkah pencegahan yang paling efektif.
- Diagnosis dan perawatan dini dapat memastikan pemulihan yang cepat dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
[embed-health-tool-vaccination-tool]