Bagaimana prosedur melakukan sunat perempuan?
Sunat perempuan biasanya dilakukan oleh orang yang dituakan di masyarakat (biasanya perempuan, tetapi tidak selalu) yang ditunjuk oleh masyarakat untuk mengemban tugas tersebut.
Praktik ini juga mungkin dilakukan oleh bidan tradisional, tabib atau dukun beranak, tukang cukur laki-laki, maupun terkadang anggota keluarga sendiri.
Pada kasus tertentu, tenaga medis profesional menyediakan layanan praktik sunat wanita. Hal ini disebut dengan “medikalisasi” sunat perempuan.
Menurut perkiraan UNFPA baru-baru ini, sekitar 1 dari 4 anak perempuan menerima perlakuan sunat wanita yang disediakan oleh penyedia layanan kesehatan profesional.
Praktik sunat wanita dapat dilakukan menggunakan pisau, gunting, pisau bedah, potongan kaca, bahkan silet.
Anestesi dan antiseptik tidak umum digunakan pada prosedur tradisional, kecuali jika dilakukan di bawah pengawasan praktisi medis.
Setelah prosedur infibulasi, kedua kaki perempuan umumnya akan diikat bersama-sama agar anak tak bisa berjalan selama 10-14 hari yang memungkinkan pembentukkan jaringan parut.
Kenapa sunat perempuan dianggap berbahaya?

Terlepas dari kepercayaan masyarakat dan alasan menjalaninya, prosedur sunat wanita tidak aman, bahkan ketika sunat dilakukan oleh penyedia layanan kesehatan terlatih di lingkungan steril.
Medikalisasi sunat perempuan hanya memberikan jaminan keamanan palsu dan tidak ada pembenaran medis untuk melakukan hal ini.
Mutilasi genital perempuan memiliki dampak serius bagi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan, berikut ini di antaranya.
1. Komplikasi yang mungkin menyebabkan kematian
Komplikasi langsung dari sunat perempuan, termasuk:
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar