Penyebab herpes pada anak

Pada kebanyakan kasus, herpes pada anak disebabkan oleh virus herpes simplex 1. Infeksi virus ini bisa menular dari satu orang ke orang lainnya.
Penularan herpes bisa terjadi dari sentuhan dengan orang yang mengalami herpes atau melalui berbagi peralatan makan dan handuk bersama penderita herpes.
Namun, virus ini juga bisa ditularkan sejak 24—48 jam sebelum luka muncul.
Setelah anak terinfeksi, virus herpes akan menjadi tidak aktif untuk waktu yang lama. Namun, virus tetap bisa aktif lagi dan menyebabkan luka timbul kembali.
Herpes, salah satu penyakit infeksi yang bisa terjadi pada anak, biasanya hanya terjadi selama beberapa hari hingga paling lama 2 minggu.
Kondisi ini lebih rentan terjadi pada anak yang memiliki daya tahan tubuh lemah, penyakit, maupun sering terpapar angin dingin atau sinar matahari yang panas.
Diagnosis herpes pada anak
Untuk mendeteksi herpes yang dialami oleh anak, dokter akan menanyakan tentang gejala yang dialami dan riwayat kesehatan anak.
Dokter kemudian akan melakukan pemeriksaan fisik lengkap untuk melihat luka dan lepuhan pada mulut secara langsung.
Herpes biasanya bisa dikenali dari luka dan lepuhan yang timbul. Namun, untuk memastikannya, dokter mungkin juga akan melakukan tes berikut ini.
- Tes sampel, dengan mengampil sedikit lapisan di bagian yang luka secara perlahan untuk kemudian diteliti untuk mendeteksi virus penyebab infeksi.
- Tes darah, untuk mendeteksi gejala infeksi virus di dalam darah.
Pengobatan herpes pada anak
Cara mengobati herpes pada anak akan ditentukan sesuai dengan gejala yang dialami, usia, dan kondisi kesehatan anak secara keseluruhan.
Infeksi virus herpes kan berlangsung seumur hidup. Jadi, virus ini tidak bisa benar-benar dihilangkan dari dalam tubuh.
Namun, pengobatan bisa membantu meredakan gejala. Pengobatan biasanya dilakukan dengan pemberian obat untuk herpes, seperti obat antivirus dan beberapa jenis obat resep lainnya.
Obat-obatan tersebut bisa bekerja dengan lebih baik jika digunakan sejak awal pertama gejala muncul atau kambuh kembali.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar