Data Kementerian Kesehatan pada 2022 menunjukkan, sebanyak 35% penderita demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia merupakan anak usia 5—14 tahun. Meski angkanya tidak sebanyak remaja dan orang dewasa (39%), persentase kematian anak usia 5—14 tahun dengan DBD menempati posisi tertinggi yang mencapai angka 45%. Itulah mengapa penting bagi orangtua untuk mengenali gejala atau ciri-ciri DBD pada anak.
Ciri-ciri demam berdarah dengue (DBD) pada anak
Indonesia menjadi salah satu habitat ideal nyamuk demam berdarah Aedes aegypti karena merupakan negara beriklim tropis.
Inilah mengapa demam berdarah menjadi penyakit infeksi yang terjadi setiap tahun di Indonesia dan paling umum terjadi di Asia Tenggara.
Mengutip Mayo Clinic, penyebab terjadinya demam berdarah yaitu virus dengue yang disebarkan oleh nyamuk melalui aliran darah.
Dalam kasus yang jarang terjadi, penyakit infeksi ini dapat menyebabkan kondisi yang lebih serius pada orang dewasa maupun anak-anak.
Ada tiga jenis penyakit demam berdarah, yakni demam dengue, demam berdarah dengue (DBD), dan dengue shock syndrome, dengan gejala yang berbeda-beda.
Gejala demam berdarah dengue pada anak-anak juga bisa bervariasi, mulai dari yang ringan sampai berat, dan sering kali mirip dengan gejala penyakit lain, seperti penyakit flu.
Maka dari itu, mengenali gejala awal DBD sangat penting agar dapat segera mendapatkan penanganan medis yang tepat. Berikut ciri-ciri DBD pada anak yang perlu diketahui orangtua.
1. Demam tinggi mendadak
Demam memang umum terjadi pada anak. Namun pada kondisi DBD, demam yang muncul secara tiba-tiba dan bisa mencapai 40° C atau lebih.
Gejala demam pada anak ini juga bisa berlangsung selama 2—7 hari. Sering kali, gejala demam yang terjadi disertai dengan menggigil.
2. Sakit kepala berat
Sakit kepala yang parah dapat terjadi pada anak yang mengalami demam berdarah, terutama di area dahi dan belakang mata.
Rasa sakit kepala pada anak tersebut bisa terasa tajam dan sering kali bertambah parah ketika mata digerakkan.
3. Nyeri otot dan sendi
Nyeri dan nyeri tekan yang luas pada otot dan sendi bisa menjadi ciri demam berdarah pada anak. Namun nyeri yang timbul pada anak DBD bisa sangat menyakitkan.
Gejala inilah yang menyebabkan DBD sering kali disebut juga sebagai “demam patah tulang”.
4. Lemas dan kelelahan
Rasa lelah yang tidak biasa dan kehilangan energi bisa menjadi ciri-ciri DBD pada anak.
Ketika terinfeksi virus dengue, sistem imun tubuh berusaha melawannya. Kondisi ini bisa menyebabkan kelelahan dan perasaan lemah karena energi tubuh terfokus pada perlawanan terhadap infeksi.
5. Ruam kulit
Pada anak dengan DBD, munculnya ruam atau bercak merah pada kulit bisa berbeda-beda bentuk dan tingkat keparahannya serta mungkin muncul pada fase yang berbeda selama infeksi.
Ruam ini biasanya muncul pada hari ke-3 hingga ke-4 setelah demam pertama, kadang-kadang ruam bisa menyebar ke seluruh tubuh.
6. Mual dan muntah
Anak mungkin mengalami mual yang terus-menerus dan beberapa kali muntah sebagai ciri-ciri infeksi DBD pada tubuhnya.
Mual dan muntah pada anak biasanya terjadi karena virus dengue memengaruhi perut dan usus serta sebagai respons tubuh terhadap infeksi.
7. Perdarahan ringan
Dalam kasus DBD yang lebih serius, mungkin ada tanda-tanda perdarahan seperti mimisan, gusi berdarah, atau memar dengan mudah.
Pada beberapa kasus, mungkin juga ada darah dalam muntah atau tinja anak.
8. Perut sakit dan kembung
Sakit perut yang tajam dan terus-menerus termasuk ciri-ciri DBD yang cukup umum pada anak-anak. Rasa sakit ini pun sering kali disertai dengan perasaan kembung.
Pasalnya, virus dengue dapat menyebabkan peradangan di perut dan usus. Peradangan ini bisa mengganggu fungsi normal dari sistem pencernaan, sehingga memunculkan gejala-gejala tersebut.
9. Kulit pucat, dingin, atau berkeringat
Dalam fase kritis, anak mungkin menunjukkan tanda-tanda syok, seperti kulit yang menjadi pucat, dingin, dan lembap karena penurunan tekanan darah.
Kulit pucat bisa disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke permukaan kulit. Sebagai ciri-ciri DBD pada anak, ini bisa terjadi karena volume darah yang berkurang akibat kebocoran plasma dari pembuluh darah.
Penting untuk diingat bahwa tidak semua anak akan mengalami semua gejala ini. Tingkat keparahan gejalanya pun bisa berbeda-beda pada setiap anak.
Kapan gejala DBD muncul?
Gejala demam berdarah dengue (DBD) pada anak-anak muncul dalam rentang waktu yang mirip dengan pada orang dewasa. Masa inkubasi, yaitu periode antara seseorang terpapar virus dengue hingga munculnya gejala, biasanya berkisar antara 4 hingga 10 hari dengan kemungkinan ekstrem hingga 14 hari.
Fase demam berdarah dengue (DBD) pada anak
Ciri-ciri DBD pada anak sering kali lebih sulit didiagnosis karena bisa mirip dengan penyakit lain, seperti penyakit flu.
Maka dari itu, pemahaman tentang fase-fase penyakit ini sangat penting untuk memberikan pengobatan yang tepat dan mencegah komplikasi serius.
Anak-anak biasanya melewati beberapa fase DBD, yang meliputi berikut ini.
- Fase demam (fase febril). Fase ini biasanya berlangsung selama 2—7 hari. Anak akan mengalami demam tinggi secara tiba-tiba yang bisa mencapai 40° C.
- Fase kritis. Setelah fase demam, suhu tubuh anak akan turun ke nilai normal atau subnormal. Fase ini biasanya berlangsung 24—48 jam. Meskipun demam sudah berkurang, ini adalah fase yang paling berisiko karena dapat terjadi kebocoran plasma, penumpukan cairan, dan perdarahan.
- Fase pemulihan. Jika anak berhasil melewati fase kritis tanpa komplikasi serius, ia akan memasuki fase pemulihan. Fase ini ditandai dengan perbaikan secara keseluruhan dalam kondisi klinis, dengan normalisasi tekanan darah dan diuresis (produksi urine) yang baik.
Apa yang harus dilakukan jika timbul ciri-ciri DBD pada anak?
Jika anak tiba-tiba mengalami demam tinggi, muncul bintik merah, atau mengalami pegal linu serta nyeri otot, sebaiknya segera bawa anak ke dokter.
Dokter akan melakukan sejumlah tes untuk memeriksa apakah ciri-ciri tersebut benar menunjukkan gejala demam berdarah pada anak atau bukan.
Tidak ada pengobatan spesifik yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan DBD. Dokter mungkin akan meresepkan paracetamol untuk menurunkan demam pada anak.
Selain itu, untuk membantu menyembuhkan ciri demam berdarah pada anak, Anda bisa melakukan hal-hal di bawah ini.
- Memastikan anak cukup istirahat.
- Memberikan anak makanan yang bergizi, mudah ditelan dan dicerna, serta mengandung vitamin C.
- Memberikan jus jambu untuk menaikkan trombosit.
- Beri anak minum air putih atau cairan elektrolit yang banyak untuk mencegah dehidrasi.
Jangan sepelekan gejala demam berdarah dengue pada anak. Orangtua disarankan untuk selalu memerhatikan kebersihan lingkungan di sekitar rumah agar anak tidak tergigit nyamuk.
[embed-health-tool-vaccination-tool]