Imunisasi pada anak diberikan sebagai langkah untuk mencegah penularan dan penyebaran penyakit, salah satunya penyakit yang disebabkan oleh bakteri Haemophilus influenza tipe B (HiB). Pemberian vaksin HiB pada bayi mulai usia 2 bulan. Apa saja penyakit yang bisa vaksin cegah dan bagaimana cara kerjanya? Berikut penjelasan lengkap seputar imunisasi HiB.
Apa itu vaksin HiB?
Vaksin HiB adalah cara untuk mencegah penyakit karena bakteri Haemophilus influenza tipe B (HiB).
Mengutip dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), Haemophilus influenza tipe B (HiB) adalah bakteri yang menyebabkan beberapa penyakit berbahaya, seperti pneumonia dan meningitis.
Penyakit ini sering menyerang anak-anak usia kurang dari 5 tahun. Penularan bakteri HiB melalui saluran pernapasan dari orang yang terinfeksi ke orang yang rentan atau sistem kekebalan tubuhnya kurang baik.
Di Indonesia, vaksin HiB termasuk ke dalam daftar imunisasi dasar yang wajib pada bayi dan anak-anak. Artinya, imunisasi ini bisa diberikan secara gratis di puskesmas atau posyandu terdekat.
Pemberian imunisasi HiB bisa dalam bentuk vaksin mandiri atau kombinasi yang bergabung dengan vaksin lainnya.
Namun saat ini, penggunaan vaksin HiB lebih sering bersamaan dengan vaksin kombinasi bernama pentabio. Vaksin pentabio adalah gabungan dari 6 vaksin, yaitu vaksin DPT, hepatitis B, dan HiB.
Bagaimana cara kerja vaksin HiB?
Mungkin Anda bertanya-tanya, untuk apa vaksin HiB? Vaksin atau imunisasi HiB bekerja dengan mencegah penyebaran bakteri Bakteri Haemophilus influenzae tipe B (HiB).
Penularan bakteri HiB terjadi melalui saluran pernapasan dari orang yang terinfeksi ke orang yang rentan atau sistem kekebalan tubuhnya kurang baik.
Berikut beberapa penyakit yang bisa vaksin HiB cegah:
Pneumonia
Ini adalah penyakit infeksi yang menyerang paru sehingga kantung udara dalam paru membengkak dan meradang.
Infeksi ini mulai dengan mengganggu sistem pernapasan atas (tenggorokan dan hidung), kemudian pindah ke paru-paru, dan menghambat pergerakan udara dalam paru-paru.
Tanda pneumonia pada anak justru tidak dengan tempo pernapasan yang meningkat, tetapi gejalanya muntah-muntah, demam, dan nyeri perut bagian bawah.
Meningitis
Ini adalah kondisi infeksi yang menyebabkan peradangan sekitar otak dan sumsum tulang belakang.
Penyebab meningitis atau radang selaput otak adalah infeksi beberapa bakteri, salah satunya Haemophilus influenza tipe B (HiB).
Bakteri ini bisa menyebar lewat saluran pernapasan dan cairan yang keluar dari mulut, sehingga bisa menular lewat batuk dan bersin.
Vaksin HiB bisa mencegah penyebaran penyakit meningitis yang penyebabnya adalah bakteri Haemophilus influenzae tipe B (HiB).
Osteomielitis
Penyakit ini adalah kondisi infeksi pada tulang yang menyebar lewat aliran darah. Osteomielitis bisa terjadi ketika mengalami cedera yang membuat tulang mudah terkena kuman.
Bakteri Haemophilus influenzae tipe B (HiB) menyebabkan penyakit ini yang menyebar lewat kulit dan otot yang letak infeksinya dekat dengan tulang.
Epiglotitis
Ini adalah kondisi peradangan pada epiglotitis, jaringan yang terdiri dari tulang rawan dan terletak pada pangkal lidah.
Kondisi ini sangat umum pada anak-anak dan penyebabnya adalah infeksi bakteri Haemophilus influenzae tipe B (HiB).
Ketika epiglotitis terinfeksi bakteri ini, kondisi tenggorokan akan meradang, membengkak, bahkan jalur pernapasan bisa terganggu.
Dokter sering menemukan kondisi ini pada bayi usia kurang dari 1 tahun dan mengatasinya dengan vaksin HiB untuk mencegah penyebaran bakteri.
Selulitis
Selulitus adalah infeksi kulit karena bakteri dan ini sangat umum terjadi. Kondisi ini diawali dengan muncul kemerahan pada kulit, bengkak, terasa panas dan lembut saat disentuh.
Mengutip dari Medscape, penyebab selulitis adalah infeksi bakteri Haemophilus influenzae tipe B (HiB) menyerang bagian wajah, kepala, atau leher. Anak usia kurang dari 2 tahun paling sering mengalami kondisi ini.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan dalam situs resminya bahwa imunisasi HiB hanya bisa mencegah meningitis (radang otak) dan pneumonia (radang paru) yang disebabkan oleh bakteri HiB.
Sementara itu, bila penyebab meningitis dan pneumonia adalah kuman pneumokokus, vaksin HiB tidak bisa mencegahnya. Akan tetapi dengan imunisasi PCV atau pneumokokus.
Maka, sebaiknya bayi mendapatkan kedua vaksin tersebut sesuai jadwal pemberian agar terhindari dari penyakit pneumonia dan meningitis.
Siapa yang membutuhkan vaksin HiB?
Rekomendasi dari Center for Disease Control and Prevention (CDC), jadwal imunisasi HiB yaitu 3 kali sebagai imunisasi dasar dan satu kali sebagai booster atau penguat.
Pemberian vaksin ini bisa dalam bentuk suntikan mandiri atau sebagai bagian dari vaksin kombinasi yang bergabung dengan imunisasi lain.
Jenis imunisasi kombinasi yang biasanya bergabung dengan HiB yaitu pentabio. Berikut beberapa kelompok usia yang perlu mendapatkan vaksin ini:
Bayi
Berdasarkan rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), biasanya bayi akan mendapatkan vaksin HIB pada usia 2,3,4 bulan. Kemudian rangkaian imunisasi ini akan mendapatkan booster pada usia 15-18 bulan
Anak-anak
Untuk anak-anak berusia di bawah 5 tahun dan rentang usia 15-18 bulan yang sebelumnya belum menerima imunisasi HiB, akan membutuhkan 1 kali imunisasi HiB tambahan.
Pemberian vaksin HiB untuk menguatkan tubuh dari paparan bakteri Haemophilus influenzae tipe B.
Anak usia lebih dari 5 tahun dan orang dewasa
Biasanya anak usia lebih dari 5 tahun dan orang dewasa tidak menerima vaksin HiB. Akan tetapi vaksin ini juga penting untuk mereka yang memiliki beberapa masalah kesehatan.
Masalah kesehatan yang membutuhkan imunisasi HiB seperti menjalani transplantasi sumsum tulang dan operasi pengeluaran limpa.
IDAI juga merekomendasikan imunisasi HiB juga untuk anak berusia 5-18 tahun yang memiliki penyakit HIV. Pemberian imunisasi HiB bisa bersamaan dengan jenis vaksin lainnya.
Berapa harga imunisasi HiB?
Pemberian imunisasi HiB bisa secara tunggal atau gabungan dengan vaksin lain. Biasanya, vaksin HiB bergabung dengan kelompok vaksin DPT pentavalen atau pentabio.
Harga imunisasi HiB tunggal (tanpa bergabung dengan vaksin lain), tergantung mereknya.
Untuk Hiberix sekitar Rp200 ribu sampai Rp300 ribu. Sementara itu merek Act-Hib berkisar Rp250 ribu sampai Rp370 ribu.
Adakah kondisi yang membuat anak perlu menunda pemberian vaksin HiB?
Imunisasi memiliki banyak manfaat, tapi ada kondisi yang membuat anak perlu menunda pemberian vaksin HiB.
Sebagai contoh, ketika anak sedang mengalami sakit ringan atau tidak enak badan (batuk, pilek, demam).
Bila anak Anda datang ke klinik, rumah sakit, atau posyandu dalam keadaan tersebut, petugas kesehatan biasanya akan menyarankan untuk menunda sampai kondisinya sehat.
Vaksin tidak akan bekerja optimal bila tubuh si kecil dalam keadaan kurang sehat.
Apa efek samping dari vaksin HiB?
Imunisasi termasuk ke dalam jenis obat sehingga bisa menimbulkan efek samping. Namun tidak perlu khawatir karena efek samping cenderung ringan dan akan sembuh dengan sendirinya.
Berikut efek samping ringan yang biasanya terjadi setelah pemberian vaksin HiB:
- Demam ringan
- Kulit kemerahan pada area suntikan
- Kulit sedikit bengkak setelah penyuntik
Efek samping imunisasi ini akan mereda 2-3 hari setelah anak mendapatkan vaksin. Namun meski kasusnya sangat jarang terjadi, vaksin bisa menyebabkan reaksi alergi yang sangat parah. Beberapa tandanya yaitu:
- Ruam kulit sampai gatal
- Kesulitan bernapas
- Detak jantung cepat
Bila si kecil mengalami kondisi tersebut, segera hubungi dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Kapan harus ke dokter?
Anda perlu membawa anak ke dokter ketika mengalami efek samping berat yang sampai mengancam jiwa, seperti kesulitan bernapas.
Kasus ini hanya ada 1 dari 1 juta pemberian imunisasi HiB sehingga sangat jarang terjadi.
Saat membawa anak ke rumah sakit, beri tahu dokter bahwa si kecil baru saja mendapatkan vaksin sehingga dokter bisa menangani sesuai kondisinya.
Imunisasi memang memiliki efek samping, tapi anak yang tidak diimunisasi memiliki risiko lebih besar tertular penyakit lebih berbahaya dan kemungkinan mengancam jiwa.
Ini yang membuat manfaat imunisasi lebih besar dibanding risiko kematian dan penting diberikan untuk anak agar tidak mudah tertular penyakit.
[embed-health-tool-vaccination-tool]