Imunisasi sangat penting untuk mencegah penularan penyakit sejak dini. Namun, jenis imunisasi yang harus diterima setiap orang sangat banyak, salah satunya vaksin hepatitis A. Seberapa penting vaksin ini? Apakah Anda harus mendapatkannya meski sudah melakukan imunisasi hepatitis B? Berikut penjelasannya.
Apa itu vaksin hepatitis A?
Vaksin hepatitis A adalah jenis vaksin yang diberikan untuk mencegah infeksi virus penyebab hepatitis A (HAV). Bukan hanya pada orang dewasa, hepatitis A pada anak juga bisa terjadi.
Virus penyakit hepatitis A sangat menular dan bisa menginfeksi bagian hati secara akut sehingga mengakibatkan peradangan.
Oleh sebab itu, manfaat pemberian imunisasi hepatitis A tidak hanya berdampak positif terhadap kesehatan pribadi, melainkan juga bisa membasmi wabah penyakit yang merugikan banyak orang.
Mengutip dari WHO, ada dua tipe vaksin yang dapat digunakan untuk mencegah infeksi virus hepatitis A dan penularannya.
Pertama, live attenuated vaccines khusus digunakan untuk menghentikan wabah hepatitis A di India dan Tiongkok.
Kedua, vaksin HAV non-aktif (formaldehyde-inactivated vaccines) yang digunakan di negara selain India dan Tiongkok.
Untuk orang dewasa, biasanya terdapat vaksin kombinasi yang sekaligus dapat melawan infeksi virus hepatitis A dan B.
Dosis vaksin hepatitis A
- Pada masing-masing pemberian, dosis imunisasi hepatitis A untuk anak-anak berumur 1—15 tahun adalah 0,5 ml.
- Sementara pada orang dewasa, pemberian vaksin hepatitis A sebanyak dua kali dengan rentang waktu 6 bulan setelah vaksinasi pertama. Dosisnya 1 ml untuk setiap pemberian vaksin.
- Namun, untuk orang yang memiliki kondisi kesehatan dengan kekebalan tubuh yang tinggi, mendapatkan satu dosis vaksin sudah cukup efektif untuk menangkal infeksi virus hepatitis A.
Siapa yang membutuhkan vaksin hepatitis A?
Meski WHO dan pemerintah sudah melakukan strategi pencegahan melalui pemberian imunisasi hepatitis A, sekelompok orang masih berisiko terjangkit penyakit ini.
Untuk itu, pemberian vaksin mungkin perlu dilakukan beberapa kali pada sebagian orang. Berikut ketentuan pemberian vaksin hepatitis A.
1. Bayi dan anak-anak
Berdasarkan jadwal imunisasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pemberian vaksin hepatitis A pada anak dapat dilakukan saat si Kecil berusia 12—24 bulan sebanyak dua kali dengan jeda 6—36 bulan setelah suntikan pertama.
Sebagai contoh, berikut jeda pemberiannya.
- Usia 12 bulan untuk suntikan pertama.
- Usia 3 tahun untuk suntikan kedua.
2. Orang dewasa
Frontline Medical Communications menerbitkan penelitian bahwa orang dewasa termasuk ke dalam kelompok orang yang rentan terhadap paparan virus hepatitis A.
Ini membuat pemberian vaksin hepatitis A masih perlu dilakukan untuk meredakan epidemi. Berikut beberapa kondisinya.
- Akan berpergian ke tempat yang mengalami wabah penyakit hepatitis A (vaksin hepatitis A sebaiknya diberikan 2—4 minggu sebelum keberangkatan).
- Pulang dari tempat yang terjangkit epidemi hepatitis A.
- Memiliki penyakit hati kronis.
- Tinggal bersama orang yang terinfeksi virus hepatitis A.
- Menjalani pengobatan yang menggunakan jarum suntik.
- Menggunakan obat-obatan terlarang.
- Bekerja dalam penelitian virus hepatitis A.
- Merawat atau berinteraksi dengan hewan primata yang terinfeksi.
Sementara itu, ibu hamil dan menyusui tetap bisa mendapatkan imunisasi hepatitis A. Vaksin ini tidak berdampak buruk pada proses menyusui dan tidak menyebabkan keguguran pada ibu hamil.