Vaksin merupakan zat yang diberikan saat pelaksanaan imunisasi untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap kuman penyebab penyakit tertentu. Meski terbukti efektif dan aman, masih ada sedikit peluang munculnya suatu reaksi tubuh setelah pemberian vaksin yang dikhawatirkan banyak orang. Hal ini dikenal dengan istilah KIPI, singkatan dari Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi.
Apa itu KIPI?
KIPI adalah timbulnya reaksi tubuh atau sakit yang terjadi setelah menerima vaksin. Efek sampingnya bisa berupa gejala ringan hingga yang serius seperti anafilaksis, reaksi alergi yang mengancam jiwa.
Perlu diingat, KIPI tidak selalu terjadi pada setiap orang yang diimunisasi. Kebanyakan orang cenderung mengalami efek yang ringan daripada reaksi radang atau alergi.
Guna memastikan apakah gejala benar-benar disebabkan oleh vaksin, diperlukan pengamatan, laporan, dan catatan mengenai semua reaksi yang muncul setelah pemberian imunisasi.
Apa saja gejala KIPI?
Gejala KIPI yang ringan dapat bersifat lokal atau sistemik. Reaksi lokal merupakan efek yang muncul di sekitar area tubuh yang disuntik. Beberapa gejalanya meliputi kemerahan, pembengkakan, dan nyeri pada lengan yang disuntik.
Sementara itu, respons sistemik ditandai dengan demam, sakit kepala, lemas, atau rasa tidak enak badan. Berbagai reaksi ini biasanya terjadi sesaat setelah pemberian vaksin.
Baik reaksi lokal maupun reaksi sistemik dapat membaik dengan sangat cepat walau tanpa diberi obat. Biasanya, gejala hanya berlangsung selama 1–2 hari.
Terkadang, benjolan bekas suntikan yang agak keras bisa bertahan selama beberapa minggu atau lebih, tetapi umumnya kondisi ini tidak memerlukan tindakan apa pun.
Gejala KIPI yang berat cenderung langka, tapi bisa menimbulkan dampak yang serius. Efek samping serius pada umumnya disebabkan oleh respons sistem imun terhadap vaksin yang malah menyebabkan reaksi alergi berat.
Bila hal ini terjadi, pasien dapat mengalami penurunan trombosit, kejang, dan kelemahan otot. Untungnya, gejala KIPI berat dapat diatasi dan sembuh secara total tanpa adanya dampak jangka panjang.
Gejala reaksi alergi parah setelah vaksin
- Gatal dan ruam pada kulit.
- Sulit bernapas, batuk, dan bersin-bersin.
- Pusing, kebingungan, kelemahan, detak jantung cepat, atau kepala terasa ringan.
- Mual, muntah, kram perut, atau diare.
Berbagai penyebab terjadinya KIPI
KIPI adalah suatu kasus yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya kondisi dan kesehatan seseorang serta proses imunisasi itu sendiri.
Menurut Immunisation Advisory Centre, berikut merupakan berbagai faktor yang bisa menyebabkan terjadinya KIPI pada pasien.
1. Reaksi produk
Pada kondisi ini, sistem imun bereaksi terhadap salah satu atau beberapa bahan vaksin. Contoh kejadiannya yakni pembengkakan otot setelah pemberian vaksin DPT.
2. Kecacatan produk
KIPI bisa terjadi karena kualitas produk yang tidak sesuai dengan standard pembuatan vaksin oleh perusahaan yang membuatnya. Salah satu contohnya ialah polio paralisis akibat vaksin polio dengan kandungan virus yang masih aktif.
3. Kesalahan proses imunisasi
Kesalahan dalam proses penanganan, penyimpanan, dan penggunaan vaksin dapat menyebabkan infeksi karena kuman lain ikut tercampur dan ditularkan saat pemberian vaksin.
4. Respons kecemasan
Pada beberapa orang, vaksin bisa menimbulkan rasa cemas dan khawatir. Perasaan ini timbul karena rasa takut akan jarum suntik. Kecemasan dapat menimbulkan efek yang lebih serius pada anak-anak.
Mereka bisa saja mengalami pusing, napas berlebihan (hiperventilasi), nyeri, merasakan sensasi pada mulut dan tangan mereka, hingga pingsan secara mendadak.
Kendati demikian, KIPI jenis ini akan membaik dengan sendirinya ketika kecemasan sudah terkendali.
5. Kejadian koinsidental
Ini merupakan kejadian yang diduga sebagai KIPI, tapi tidak berkaitan dengan vaksin ataupun proses pemberian imunisasi.
Kondisi tersebut kemungkinan sudah ada sebelum seseorang menerima imunisasi, tapi baru menimbulkan gejala pada saat atau waktu yang berdekatan dengan pemberian vaksin.