backup og meta

5 Penyebab Batuk pada Anak serta Jenis yang Perlu Diwaspadai

5 Penyebab Batuk pada Anak serta Jenis yang Perlu Diwaspadai

Batuk pada anak memang cukup sering terjadi, terutama ketika ia sedang flu. Batuk biasanya akan sembuh seiring dengan pulihnya tubuh dari penyakit tersebut. Meski begitu, orangtua perlu memperhatikan jenis batuk yang sering menyerang anak. Berikut penjelasan seputar penyakit batuk pada anak.

Apa yang menjadi penyebab batuk pada anak?

Batuk bisa terjadi karena berbagai penyebab. Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab batuk pada anak.

1. Virus 

Batuk dan pilek bisa disebabkan oleh infeksi virus pada hidung, tenggorokan, dan sinus. Batuk pilek pada anak bisa lebih sering terjadi karena ia belum mempunyai sistem kekebalan tubuh yang kuat. 

Sebelum usia 7 tahun, sistem kekebalan tubuh anak belum kuat sepenuhnya. Pada usia itu, tubuh anak belum membangun kekebalan pada lebih dari 100 virus berbeda yang menyebabkan batuk-pilek.

Saluran pernapasan atas anak (termasuk telinga dan bagian sekitarnya) belum sepenuhnya berkembang sampai setelah usia sekolah. Hal ini memungkinkan bakteri dan virus lebih bisa menyerang imunitas anak.

2. Alergi 

Alergi juga merupakan salah satu penyebab batuk pada si Kecil.

Ketika anak terpapar dengan alergen tertentu, seperti serbuk sari, maka sistem kekebalan tubuh akan merespons dengan menghasilkan zat kimia yang menyebabkan peradangan pada saluran pernapasan.

Hal ini dapat menyebabkan iritasi dan pembengkakan pada saluran pernapasan, yang akhirnya menyebabkan anak mengalami batuk.

3. Asma 

Asma juga dapat menjadi penyebab batuk pada anak. Ini merupakan kondisi yang dapat menyebabkan peradangan dan penyempitan saluran napas, sehingga anak akan sulit bernapas.

Ketika anak dengan asma terpapar dengan pemicunya, mereka dapat mengalami serangan asma yang memicu batuk.

Batuk pada anak dengan asma mungkin terjadi terutama pada malam hari atau dini hari, dan bisa disertai dengan gejala lain, seperti mengi atau sesak napas.

4. Infeksi bakteri 

Ada beberapa infeksi bakteri yang mungkin dapat menyebabkan batuk pada anak, termasuk berikut ini.

  • Pneumonia. Infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteri seperti Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, atau Staphylococcus aureus dapat menyebabkan batuk yang parah, demam, sesak napas, dan sakit dada pada anak.
  • Sinusitis. Infeksi pada sinus yang disebabkan oleh bakteri dapat menyebabkan batuk, hidung tersumbat, nyeri atau tekanan pada wajah, dan keluarnya lendir dari hidung pada anak.
  • Bronkitis. Infeksi pada bronkus yang disebabkan oleh bakteri tertentu dapat menyebabkan batuk yang persisten, terutama pada bronkitis bakterial akut.

5. Paparan polusi 

Paparan polusi udara yang tinggi dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan anak, terutama pada anak-anak yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih berkembang.

Polusi udara dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk asap kendaraan bermotor, asap industri, debu, dan polutan lainnya.

Ketika anak-anak terpapar polusi udara secara terus-menerus, mereka dapat mengalami berbagai gejala termasuk batuk, pilek, sesak napas, dan iritasi pada mata dan tenggorokan.

Jenis batuk pada anak yang perlu diwaspadai

batuk pada anak

Walau sering dianggap penyakit biasa, tapi orangtua perlu waspada. Pasalnya, batuk bisa menjadi gejala pada penyakit tertentu. Berikut jenis batuk pada anak yang perlu diperhatikan.

1. Batuk berdahak 

Anak-anak sering terkena batuk karena pilek atau flu. Ini menyebabkan hidung menjadi tersumbat atau berair, nafsu makan berkurang, mata berair, dan sakit tenggorokan.

Saat pilek, batuk berdahak juga sering menyertai dan biasanya sembuh dalam 1—2 minggu.

Namun, bila demam terus terjadi dan disertai berubahnya warna ingus menjadi kehijauan, sebaiknya segera periksa ke dokter.

Dikhawatirkan terjadi infeksi bakteri pada anak. Infeksi ini tidak hanya di tenggorokan, tapi bisa sampai infeksi di paru-paru. 

Menggunakan humidifier (alat pelembap udara), mandi dengan air hangat, serta mengonsumsi makanan atau minuman yang hangat bisa melegakan saluran napas anak dan meredakan sakit tenggorokan serta batuk dan pilek tanpa obat.

2. Batuk mirip mengi pada anak

Kondisi ini terdengar seperti gejala batuk asma yaitu mengi. Mengi adalah suara napas yang mirip siulan bernada tinggi seperti ngik-ngik.

Ini memang umum terjadi pada anak yang berusia 6 bulan sampai 3 tahun. Namun jika disebabkan oleh asma, mengi bisa terjadi di atas 2 tahun.

Batuk mengi biasanya akan membaik pada siang hari, tapi akan memburuk pada malam hari atau saat udara sekitarnya terasa dingin.

Biasanya, batuk akan bertambah parah saat si Kecil menangis atau merasa gelisah. Batuk tersebut bisa disebabkan oleh penyakit croup.

Mengutip dari Kids Health, ini adalah infeksi pernapasan yang terjadi ketika laring (kotak suara), trakea (batang tenggorokan), serta bronkus (saluran udara ke paru-paru) mengalami iritasi dan membengkak.

Selain batuk mengi, gejala lain yang meliputinya, yaitu bernapas menjadi lebih cepat. Untuk meringankan kondisi batuk, jaga si Kecil agar tidak kedinginan. Anda juga bisa berikan obat seperti ibuprofen atau acetaminophen.

Bila serangan batuk pada si Kecil terjadi secara tiba-tiba disertai kesulitan bernapas atau mengi yang terjadi lebih dari 5 menit hingga warna kulit di sekitar mulut anak berubah, segera bawa ke dokter.

3. Batuk kering pada malam hari

Batuk ini akan memburuk ketika malam hari atau sehabis beraktivitas fisik. Ini merupakan gejala utama asma pada anak-anak.

Pada anak dengan asma, kondisi paru-paru yang meradang dan menyempit akan menghasilkan lendir berlebih.

Lendir di paru-paru menyebabkan sensasi menggelitik sehingga anak-anak dengan kondisi asma menjadi batuk.

Selain batuk, tubuh yang kurus, sering mengangkat dada ketika bernapas, atau mudah lelah bisa menjadi pertanda bahwa anak memiliki asma.

Apalagi bila anak pernah mengalami kesulitan bernapas. Untuk memastikannya, sebaiknya Anda periksakan si Kecil ke dokter.

Mencegah terjadinya serangan asma bisa dilakukan dengan menghindari pemicunya. Untuk kasus ringan, anak mungkin membutuhkan bronkodilator inhalasi dan obat pengendali asma.

4. Batuk tersengal-sengal

Ketika anak (terutama usia di bawah 2 tahun) mengalami batuk tersengal, bernapas dengan cepat, dan suaranya terdengar serak, kemungkinan anak mengalami infeksi bronkiolus(bronkiolitis)

Bronkiolitis adalah kondisi di mana saluran kecil pada paru-paru mengalami pembengkakan dan berlendir.

Menurut American Academy of Pediatrics, infeksi yang disebabkan oleh virus sinsitial pernapasan ini tidak memerlukan sinar-X pada dada atau tes darah.

Dokter bisa mendiagnosis penyakit dengan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat kesehatan secara menyeluruh.

Untuk kasus berat, anak mungkin memerlukan perawatan dari rumah sakit untuk menerima oksigen, cairan, dan obat-obatan.

5. Batuk rejan pada anak

Batuk rejan atau dikenal dengan pertusis terjadi akibat bakteri pertusis yang menyerang saluran pernapasan. Ini menyebabkan peradangan dan mempersempit bahkan menghalangi saluran pernapasan.

Bayi berisiko tinggi mengalami batuk ini. Apabila usianya belum mencapai 1 tahun, ia harus mendapatkan perawatan di rumah sakit serta pengobatan antibiotik untuk mengobati batuk pada bayi karena pertusis.

Gejala batuk rejan awalnya seperti flu, tapi akan muncul batuk pada minggu kedua.

Batuknya biasanya lebih cepat dari batuk biasa disertai keluarnya semburan, bahkan bisa muntah atau tersedak karena napas berhenti sejenak.

Penyakit ini mudah menular dan bersifat sangat lama. Bahkan batuknya bisa bertahan hingga lebih dari 6 bulan. Oleh karena itu, penyakit ini dikenal juga dengan istilah batuk 100 hari.

Cara agar batuk pada anak cepat mereda

anak batuk terus menerus

Sebenarnya, untuk mengatasi anak batuk perlu disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya.

Namun, berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat mengurangi batuk pada anak.

  • Hindari faktor pemicunya, misalnya asap rokok, polusi udara, atau alergen.
  • Minum air putih yang cukup.
  • Istirahat yang cukup.
  • Konsumsi teh hangat atau madu.
  • Konsumsi obat batuk untuk anak.
  • Hindari makanan atau minuman penyebab batuk.

Apa obat batuk alami untuk anak anak?

Ada beberapa obat batuk alami yang aman untuk anak-anak, seperti berikut ini.
  • Madu.
  • Jahe.
  • Lemon.
  • Bawang putih.
  • Minyak kayu putih.
  • Air hangat.
Namun, penting untuk diingat bahwa sebelum memberikan obat apa pun kepada anak, terutama yang berada di bawah usia 2 tahun, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter anak untuk memastikan keamanan dan dosis yang tepat

Kapan sebaiknya periksa ke dokter?

Bila kondisi batuk sangat mengganggu, melakukan pemeriksaan ke dokter merupakan langkah yang tepat. Dokter bisa menyarankan pengobatan yang paling efektif untuk mempercepat proses penyembuhan.

Berikut adalah gejala batuk pada anak yang menandakan si Kecil perlu segera di bawa ke dokter.

  • Batuk disertai demam tinggi.
  • Kesulitan bernapas.
  • Batuk rejan.
  • Nyeri dada.
  • Anak sulit atau tidak mau makan.
  • Batuk darah.
  • Batuk disertai muntah-muntah.

Penting untuk memeriksakan ke dokter apabila batuk sudah berlangsung lebih dari 2 minggu (batuk kronis).

Selain itu, apabila batuk pada anak sembuh dan kambuh terus selama lebih dari 3 bulan, orangtua wajib periksakan anak ke dokter untuk ditangani lebih lanjut.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Childhood asthma. (n.d.). Retrieved 14 March 2024,  from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/childhood-asthma/symptoms-causes/syc-20351507 

Staff, Familydoctor. org E. (2023). Repeated Infections In Children – Bacterial and Viral. Retrieved 14 March 2024, from https://familydoctor.org/condition/repeated-infections-in-children/

Croup (for Parents) – Nemours KidsHealth. (2020). Kidshealth.org. Retrieved 14 March 2024, from https://kidshealth.org/en/parents/croup.html

Pertussis | Whooping Cough | Prevention | CDC. (2020). Retrieved 14 March 2024, from https://www.cdc.gov/pertussis/about/prevention/index.html

Pertussis | Whooping Cough | Signs and Symptoms | CDC. (2020). Retrieved 14 March 2024, from https://www.cdc.gov/pertussis/about/signs-symptoms.html

Home Treatments For Croup That Will Help Your Child’s Barking Cough. (2020). Retrieved 14 March 2024, from https://healthcare.utah.edu/the-scope/shows.php?shows=0_bo3b8lay

Croup. (2020). Retrieved 14 March 2024, from https://www.seattlechildrens.org/conditions/a-z/croup/

Croup (for Parents) – Nemours KidsHealth. (2020). Retrieved 14 March 2024, from https://kidshealth.org/en/parents/croup.html

Batuk pada Anak. (n.d.). Retrieved 14 March 2024, from https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/pencegahan-infeksi-pada-anak/batuk-pada-anak 

Versi Terbaru

03/04/2024

Ditulis oleh Aprinda Puji

Ditinjau secara medis oleh dr. Aisya Fikritama, Sp.A

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

7 Penyakit Infeksi pada Anak yang Rentan Terjadi

6 Penyebab Anak Batuk sampai Muntah dan Cara Mengatasinya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Aisya Fikritama, Sp.A

Kesehatan anak · RS UNS Solo


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 03/04/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan