backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan

Waspadai 7 Penyebab Anak Muntah Saat Tidur dan Cara Mengatasinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 06/11/2023

    Waspadai 7 Penyebab Anak Muntah Saat Tidur dan Cara Mengatasinya

    Melihat anak muntah saat tidur memang bisa membuat orangtua khawatir. Anda pun mungkin bertanya-tanya apa penyebabnya dan bagaimana mengatasi masalah ini. Untuk tahu jawabannya, simak informasi lengkapnya di bawah ini.

    Apa penyebab anak muntah saat tidur?

    penyebab radang amandel pada anak

    Faktanya, kapan pun adalah waktu yang buruk untuk muntah. Namun, kondisi ini bisa menjadi lebih sulit ketika anak muntah saat tidur pada malam hari. 

    Adapun anak atau bayi yang muntah ketika tidur bisa terjadi karena berbagai hal.

    Kondisi ini bisa terjadi hanya sementara dan membaik setelahnya, tetapi juga dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan pada anak yang perlu mendapat penanganan.

    Oleh karena itu, jangan sepelekan anak yang muntah pada malam hari, apalagi jika sudah sering terjadi.

    Lantas, apa saja penyebab anak tiba-tiba muntah saat tidur? Berikut ini adalah beberapa kemungkinan penyebabnya.

    1. Keracunan makanan

    Pada kebanyakan kasus, anak yang muntah ketika tidur bisa disebabkan oleh respons tubuh terhadap makanan yang seharusnya tidak dikonsumsi.

    Sebagai contoh, makanan yang sudah basi atau yang kurang dimasak dengan benar. Meski begitu, Anda mungkin kesulitan memastikan makanan mana yang jadi penyebabnya.

    Apalagi, anak Anda mungkin tidak menunjukkan gejala selama beberapa jam setelah memakannya. Ketika gejala muncul, si Kecil akan muntah, bahkan ketika tidur. 

    Keracunan makanan pada anak juga bisa memicu gejala lain, seperti: 

    • sakit perut, 
    • kram perut, 
    • mual, 
    • pusing, 
    • demam, 
    • berkeringat, dan
    • diare.

    2. Sensitif terhadap makanan tertentu

    Sensitif terhadap makanan juga dapat menjadi penyebab anak muntah saat tidur. Ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh anak bereaksi berlebihan terhadap makanan tertentu. 

    Makanan ini umumnya berupa produk susu, gandum, telur, dan kedelai. Setelah anak mengonsumsi makanan tersebut, gejala mungkin tidak muncul segera.

    Gejala bisa terjadi hingga satu jam setelahnya, termasuk ketika ia sudah tidur, terutama jika anak makan malam atau camilan sebelum tidur.

    Jadi, penting untuk memeriksa apakah anak telah mengonsumsi makanan yang menyebabkan mereka muntah saat tidur.

    Jika anak muntah dan disertai dengan gejala alergi makanan, seperti ruam, bengkak, atau masalah pernapasan, segera bawa ke rumah sakit. 

    3. Batuk

    Anak batuk sampai muntah juga bisa terjadi ketika ia tidur. Anak mungkin hanya mengalami batuk ringan pada siang hari, tetapi saat malam tiba, batuk bisa menjadi lebih parah. 

    Kondisi ini bisa memicu refleks muntah. Adapun hal ini bisa terjadi pada anak yang mengalami batuk kering maupun batuk berdahak. 

    Batuk kering terkadang bisa menjadi lebih parah ketika anak bernapas melalui mulut saat tidur. Sebab, bernapas melalui mulut bisa mengeringkan tenggorokan dan menyebabkan iritasi.

    Sementara itu, batuk berdahak biasanya disebabkan oleh pilek atau flu yang disertai dengan banyak lendir. Cairan tambahan ini dapat mengalir ke saluran udara dan perut. 

    Jika terlalu banyak lendir terakumulasi di perut, mual bisa terjadi dan akhirnya anak muntah saat tidur. 

    4. Flu perut

    Flu perut atau gastroenteritis adalah penyakit umum dan menular yang dapat memengaruhi anak-anak. Masalah pencernaan ini bahkan bisa terjadi pada malam hari saat anak tidur. 

    Gejala utama dari flu perut adalah muntah yang sering disebabkan oleh infeksi virus. Selain muntah, anak mungkin akan mengalami demam ringan, kram perut, sakit kepala, dan diare. 

    Perlu diketahui, virus penyebab flu perut bisa menyebar dengan cepat, terutama di sekolah yang ramai.

    Itu sebabnya, penting untuk mengingatkan anak agar menjaga kebersihan untuk mencegah penularan virus flu perut. 

    5. Refluks asam lambung

    Refluks asam atau GERD pada anak terjadi ketika cairan asam dari lambung naik kembali ke kerongkongan dan tenggorokan.

    Hal ini bisa menyebabkan iritasi di area tersebut dan memicu gejala seperti batuk dan muntah, terutama pada bayi maupun anak. 

    Refluks asam juga bisa terjadi terutama saat anak tidur setelah mereka mengonsumsi makanan yang bisa merelaksasi otot antara lambung dan kerongkongan.

    Beberapa makanan tersebut juga bisa merangsang lambung untuk menghasilkan lebih banyak asam. 

    6. Asma

    Anak yang menderita asma bisa tiba-tiba muntah saat tidur.

    Kondisi ini disebabkan oleh sensitivitas paru-paru dan saluran pernapasan yang meningkat pada malam hari saat anak tidur. 

    Gejala asma seperti batuk dan mengi seringkali muncul lebih intens pada malam hari dan bisa memicu muntah, dilansir dari The Children’s Hospital of Philadelphia.

    Bila anak menderita pilek atau alergi, asma akan semakin memburuk dan mungkin memerlukan perawatan. 

    7. Mendengkur dan sleep apnea

    Salah satu penyebab anak tiba-tiba muntah saat tidur adalah sleep apnea. Sleep apnea yaitu kondisi ketika anak mengalami jeda napas yang signifikan saat tidur.

    Kondisi ini bisa membuat anak bernapas melalui mulut dan menyebabkan tenggorokan kering, batuk, dan terkadang muntah. 

    Sementara itu, mendengkur juga bisa membuat anak muntah pada malam hari, terutama ketika mereka sulit bernapas.

    Bahkan, tanpa sleep apnea, mendengkur bisa membuat anak terbangun dengan perasaan seperti tersedak. Akibatnya, anak mungkin merasa panik, batuk, hingga muntah.

    Selain itu, anak dengan asma atau alergi cenderung mendengkur karena hidung mereka tersumbat dan saluran napas terhambat. 

    Bagaimana cara mengatasi anak muntah saat tidur?

    anak yang sering sakit dan cara meningkatkan imun

    Setelah mengetahui apa saja kemungkinan penyebab anak muntah ketika tidur, cari tahu bagaimana cara mengatasinya agar anak tidur nyenyak kembali.

    Berikut beberapa cara mengatasi anak muntah saat tidur yang bisa Anda lakukan.

    1. Cari tahu penyebabnya

    Mengatasi muntah pada anak saat tidur dimulai dengan mencari tahu penyebabnya. Beberapa anak mungkin hanya mengalami muntah sekali dan kembali tidur dengan tenang. 

    Jika muntah terjadi secara berkala, penting untuk mengobati penyebab kesehatan yang mendasarinya. 

    Bicarakan dengan dokter anak untuk menentukan apakah makanan tertentu atau faktor lingkungan yang jadi penyebabnya. Sebagai contoh, alergen, asap rokok, atau polusi udara.

    2. Beri anak minum air

    Setelah anak muntah, pastikan Anda memberikannya minum air untuk menjaga hidrasi. Untuk bayi dan anak kecil, larutan oralit bisa sangat berguna.

    Hal ini terutama jika muntah atau diare pada anak berlangsung lebih lama dari semalam.

    Di mana bisa mendapatkan oralit?

    Anda bisa membeli larutan oralit di toko obat atau apotek. Bahkan, Anda dapat membuatnya sendiri dengan mencampur air, gula, dan garam. 

    3. Pertimbangkan masalah pernapasan

    Muntah saat tidur terkadang dikaitkan dengan masalah pernapasan seperti sleep apnea. Jika anak mendengkur atau punya masalah pernapasan, berkonsultasilah dengan dokter anak.

    Beberapa anak dengan sleep apnea mungkin memerlukan perawatan gigi atau penggunaan penahan mulut untuk menghentikan dengkuran.

    4. Perhatikan alergi dan asma anak

    Alergi makanan atau asma juga dapat menjadi penyebab muntah saat tidur. Jika anak Anda memiliki alergi makanan, hindari makanan yang bisa memicu alergi tersebut. 

    Bila anak menderita asma, bicarakan dengan dokter anak tentang obat yang sesuai untuk mengurangi gejala pada malam hari. 

    Beberapa anak mungkin hanya mengalami batuk pada malam hari. Kondisi ini hanya bisa diatasi dengan bronkodilator, obat steroid inhalasi, obat alergi, atau imunoterapi.

    Untuk mendapatkan pengobatan yang lebih tepat sesuai kondisi si Kecil, konsultasikan kepada dokter anak.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 06/11/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan