Anak keracunan obat adalah salah satu hal yang mungkin terjadi. Pasalnya, semakin bertambahnya usia, rasa ingin tahu anak pun semakin meningkat. Alhasil, anak mungkin akan mencoba sesuatu hal yang menurutnya terlihat menarik, termasuk obat-obatan.
Sayangnya, bahaya keracunan obat bukanlah hal yang dapat dianggap sepele. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memahami gejala, penanganan, serta cara mencegahnya.
Apa itu keracunan obat pada anak?
Keracunan obat pada anak adalah kondisi ketika anak mengonsumsi atau terpapar obat-obatan dalam jumlah yang melebihi batas aman atau tidak sesuai dengan anjuran dari dokter.
Hal ini biasanya terjadi secara tidak sengaja, misalnya anak menemukan obat dan meminumnya. Namun, kondisi ini juga dapat terjadi karena kesalahan minum obat dari orangtua, seperti kesalahan dosis.
Selain dosis yang berlebih, keracunan obat pada anak juga bisa disebabkan oleh konsumsi obat yang sudah tidak layak atau kedaluwarsa.
Adapun anak keracunan obat-obatan sering terjadi pada balita usia 1–3 tahun. Pada usia ini, anak belum mengetahui perbedaan antara mana yang aman dan mana yang berbahaya.
Perlu Anda ketahui
Apa saja tanda dan gejala anak keracunan obat?
Tanda dan gejala serta tingkat keparahan keracunan obat pada anak bisa bervariasi.
Hal ini tergantung dari jenis obat (termasuk nilai ambang keamanan masing-masing obat), dosis yang dikonsumsi, serta karakteristik tubuh anak itu sendiri.
Obat dengan nilai ambang keamanan yang luas mungkin baru menimbulkan gejala keracunan setelah dosis yang lebih besar dibandingkan obat dengan nilai keamanan yang sempit.
Berikut ini adalah beberapa gejala yang umumnya timbul pada anak yang mengalami keracunan obat.
- Muntah.
- Diare.
- Kelelahan atau lemah.
- Perubahan perilaku, seperti gelisah atau kebingungan.
- Sakit perut.
- Mual.
- Mengantuk
- Timbul ruam pada kulit.
- Kesulitan bernapas, seperti sesak napas.
Apa penyebab anak keracunan obat?
Seperti yang telah dijelaskan di atas, semakin bertambahnya usia anak, ia akan memiliki rasa ingin tahu yang lebih tinggi. Hal ini normal dan termasuk dalam proses tumbuh kembangnya.
Anak biasanya penasaran akan hal-hal baru yang ia lihat, termasuk saat orang lain memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya. Ia pun jadi ingin mencoba melakukan hal tersebut.
Selain itu, seorang anak bisa mengalami keracunan bila diberikan obat yang salah atau dosis obat yang berlebih oleh orangtuanya.
Obat yang salah bisa berarti obat yang sudah tidak layak, termasuk obat yang sudah mengalami perubahan bentuk, warna, dan telah kedaluwarsa.
Mengutip dari Raising Children Network, berikut ini adalah beberapa obat yang umumnya dapat membahayakan dan menyebabkan anak mengalami keracunan.
- Obat antikejang.
- Antidepresan.
- Antihistamin.
- Aspirin.
- Obat-obatan ADHD, seperti methylphenidate.
- Obat pilek dan flu.
- Minyak esensial, seperti kayu putih dan tea tree oil.
- Obat diabetes.
- Obat asam urat dan radang sendi.
- Ibuprofen.
- Paracetamol.
- Suplemen zat besi.
- Obat tidur.
Pertolongan pertama untuk anak keracunan obat
Berikut ini adalah langkah yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama untuk anak yang mengalami keracunan obat.
- Minta anak untuk mengeluarkan obat yang tersisa di dalam mulut. Namun, jangan paksa ia untuk muntah.
- Baringkan anak dengan cara menyanggah bagian punggung hingga kakinya dengan batal. Buat posisi kakinya berada lebih tinggi dari kepala.
- Segera hubungi layanan kontak darurat (112) lalu sampaikan gejala yang muncul, termasuk jenis obat dan dosis yang sekiranya dikonsumsi anak.
- Hindari memberikan anak minum atau makan kecuali ada instruksi khusus dari petugas medis. Pasalnya memberikan makanan atau minuman tertentu mungkin dapat meningkatkan penyerapan obat dalam tubuh.
- Sambil menunggu bantuan medis tiba, pastikan anak tetap terjaga dan selalu awasi gejala yang mungkin timbul untuk memberikan informasi lebih lanjut kepada tim medis.