Saat anak sakit, orangtua pasti khawatir dan mencari pengobatan yang sesuai untuk memulihkan kesehatan sang anak. Walaupun diobati, ternyata ada beberapa kesalahan minum obat yang kerap orangtua lakukan pada anak.
Bukannya menyembuhkan, bisa jadi kondisi kesehatan anak malah semakin memburuk. Apa saja kesalahan minum obat yang sering dilakukan orangtua pada anak? Cari tahu jawabannya pada ulasan berikut.
Kesalahan minum obat yang dilakukan orangtua pada anak
Para ahli mengatakan bahwa banyak orangtua yang tidak sengaja melakukan kesalahan pada anaknya saat minum obat.
Kesalahan minum obat yang dilakukan orangtua tersebut sayangnya dapat menyebabkan penyakit berkepanjangan serta efek samping obat yang berpotensi serius, terutama pada bayi dan balita.
Ini karena metabolisme anak-anak masih belum matang dan sempurna, sehingga lebih rentan berisiko terhadap kesalahan pengobatan.
Perlu diketahui!
Berikut kesalahan minum obat yang kerap dilakukan orangtua pada anak dan cara menghindarinya.
1. Memberi obat secara berlebihan
Saat anak mengalami pilek, Anda pasti merasa tidak tega melihatnya terus-menerus tersiksa akibat hidungnya tersumbat.
Apalagi jika si Kecil juga mengalami demam. Mungkin Anda akan membeli obat pilek dan obat penurun demam di toko untuk menyembuhkannya.
Namun, perlu Anda ketahui bahwa banyak obat pilek di pasaran yang sebenarnya mengandung bahan yang sama dengan obat penurun demam, yaitu acetaminophen (paracetamol).
Jika anak mengonsumsi obat pilek tersebut sekaligus dengan obat penurun panas anak, maka ia telah minum dua dosis acetaminophen.
Jadi saat demam sudah mereda, sebaiknya hentikan penggunaan obat. Ini memberi kesempatan pada tubuh untuk memperkuat sistem kekebalan tubuhnya dalam melawan infeksi.
Sebaiknya, gunakan kompres penurun demam dengan menggunakan air hangat suam-suam kuku di daerah ketiaknya.
2. Tidak memperhatikan waktu pemberian obat
Selain jumlah atau dosis obat, Anda juga harus memperhatikan jarak dan jangka waktu pemberian obat.
Penting bagi orangtua untuk mengikuti anjuran jarak waktu minum obat sesuai arahan dari dokter atau apoteker agar terhindar dari kesalahan.
Misalnya, jika obat harus diberikan setiap 4 jam sekali, maka ikuti aturan tersebut secara rutin. Jangan lupa apalagi sampai terlewat jauh dari yang dianjurkan.
Tidak dianjurkan juga untuk memberikan obat lebih awal dari jeda waktu yang disarankan. Tidak diperkenankan untuk memberikan obat lebih dari dosis jika gejalanya tidak membaik.
Selain itu, perhatikan juga jangka waktu pemberian obat. Beberapa jenis obat harus terus digunakan meskipun gejala sudah mereda atau hilang, misalnya antibiotik.
Obat antibiotik berfungsi membunuh bakteri di dalam tubuh. Oleh karena itu, obat ini harus digunakan sesuai dosis yang diperlukan untuk membunuh bakteri tersebut.
Jika tidak, infeksi bisa mengalami kekambuhan atau bahkan menyebabkan bakteri kebal (resisten) terhadap antibiotik yang dikonsumsi.
3. Menggunakan obat alami tanpa izin dokter
Agar si Kecil cepat sembuh, orangtua kerap kali memberikan beberapa obat alami untuk anak, meski sudah mendapat pengobatan medis dari dokter.
Padahal, ini juga merupakan kesalahan minum obat yang kerap dilakukan orangtua. Pasalnya, obat alami dan obat resep dokter memiliki proses yang berbeda dalam tubuh.
Kemungkinan fungsi keduanya saling bertolak belakang pada kondisi tertentu sehingga menyebabkan reaksi yang membahayakan pada tubuh.
Jadi, sebaiknya Anda tidak memberikan obat alami bersamaan dengan obat resep dokter kepa anak, apalagi tanpa sepengetahuan dokter.