Susah tidur (insomnia) tidak hanya dialami oleh orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Kondisi ini umumnya terjadi pada anak yang memasuki usia sekolah. Akibatnya, ia akan kekurangan tidur, dan bisa berimbas pada aktivitas dan prestasinya di sekolah serta kesehatannya. Untuk mengatasinya, Anda mungkin bertanya-tanya, bolehkah anak minum obat tidur?
Cari tahu jawabannya melalui ulasan berikut ini agar Anda dapat lebih memahami perawatan kesehatan yang tepat untuk anak.
Amankah anak minum obat tidur saat susah tidur?
Obat tidur adalah obat yang dapat menyebabkan kantuk dan memperpanjang waktu tidur. Obat ini banyak tersedia di pasaran, baik yang dapat dibeli bebas di apotek atau yang diresepkan oleh dokter.
Meskipun cukup ampuh mengatasi insomnia, menurut American Academy of Sleeping Medicine, obat tidur sebaiknya tidak diberikan pada anak-anak.
Alasannya, obat tidur tidak dibuat untuk anak-anak dan berisiko menyebabkan efek samping.
Melatonin, misalnya, adalah salah satu jenis suplemen yang sering digunakan untuk membantu tidur.
Meski dianggap lebih alami karena merupakan hormon yang diproduksi secara alami oleh tubuh, melatonin tetap tidak direkomendasikan untuk anak-anak, kecuali atas indikasi tertentu seperti pada anak dengan ADHD atau autisme.
Hal ini karena penggunaan melatonin pada anak dapat menyebabkan efek samping seperti sakit kepala, mengantuk di siang hari, atau bahkan gangguan hormonal yang memengaruhi perkembangan.
Efek samping lain dari obat tidur pun beragam, yang paling mungkin terjadi adalah overdosis (kelebihan dosis). Pasalnya, dokter harus menyesuaikan dosis orang dewasa dengan berat badan anak.
Anak yang minum obat tidur juga berisiko mengalami pembengkakan di wajah keesokan paginya atau sleep apnea (kehilangan napas sementara ketika tidur).
Jadi, memberikan obat tidur buat anak bukanlah solusi yang tepat untuk mengatasi masalah susah tidur yang dialaminya, apalagi jika obat diberikan sembarangan tanpa berkonsultasi dulu kepada dokter.
Sekalipun diberikan, dokter akan mempertimbangkan efektivitas obat dan efek samping yang mungkin terjadi.
Lakukan hal ini ketimbang diberi obat tidur
Untuk mengatasi gangguan tidur pada anak, dokter akan menyesuaikan pengobatan dengan penyebab yang mendasarinya.
Bila susah tidur disebabkan oleh anak alergi, pilek, atau asma yang membuat si Kecil sulit bernapas dengan nyaman ketika tidur, dokter akan memberikan antihistamin.
Obat ini bekerja dengan mengurangi gejala dan membuat anak tertidur.
Ketimbang minum obat tidur yang belum jelas keamanannya untuk anak, orangtua lebih baik mengatasi hal ini dengan perawatan yang tidak melibatkan obat, seperti berikut ini.
1. Ubah jam tidur anak lebih awal
Salah satu penyebab utama anak susah tidur adalah kebiasaan tidur yang terlambat. Oleh karena itu, bila si Kecil kesusahan tidur, jangan biarkan ia tidur larut malam.
Akan lebih baik jika Anda memajukan jam tidur sehingga kemungkinan anak tidur tidak terlalu malam.
Misalnya, jika si Kecil biasanya tidur jam 10 malam, majukan menjadi jam 9 malam.
Sebaiknya, lakukan perubahan ini secara konsisten setiap hari agar anak terbiasa dengan jadwal baru tersebut.
2. Bantu anak untuk tidur lebih nyaman
Kondisi tidur yang tidak nyaman bisa menjadi alasan anak susah tidur. Hal ini bisa disebabkan oleh kecemasan, ketakutan, atau gangguan suara di sekitar tempat tidur.
Bila ini menjadi alasan si Kecil susah tidur, tenang saja, Anda bisa mengurangi semua gangguan tersebut tanpa perlu memberi obat tidur untuk anak, dengan beberapa cara berikut ini.
- Pastikan kamar tidur anak redup, suhu kamarnya sesuai, dan bersih.
- Matikan TV atau sesuatu yang menimbulkan kebisingan di sekitar kamar anak.
- Berikan rasa aman dengan menenangkan anak menggunakan kata-kata lembut dan pelukan. Usapan kepala juga bisa membantu menenangkan anak yang gelisah.
- Pastikan ia sudah minum obat yang diresepkan dokter jika kondisinya memang tidak sehat
Jika dua cara tersebut tidak menunjukkan hasil yang efektif, lakukan konsultasi lebih lanjut ke dokter. Dokter mungkin akan merekomendasikan terapi agar tidur anak menjadi lebih nyenyak dan baik.
Dokter mungkin akan menyarankan terapi tidur atau memberikan rekomendasi pengobatan yang lebih tepat, tergantung pada penyebab gangguan tidur yang dialami anak.
Jika gangguan tidur anak disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti alergi atau asma, dokter mungkin akan meresepkan antihistamin atau obat lain untuk membantu anak tidur lebih nyaman.
Perlu diingat kembali bahwa pada dasarnya pemberian obat tidur tidak selalu menjadi pilihan utama, dan harus selalu dilakukan dengan pengawasan medis yang ketat.
Kesimpulan
[embed-health-tool-vaccination-tool]