Studi tersebut menemukan bahwa semakin banyak bayi menyusui ASI, semakin sedikit berat badan yang ia dapat pada usia 3,5,7, dan 12 bulan.
Sementara itu, bayi yang minum susu formula memiliki kenaikan berat badan yang lebih cepat pada usia tersebut.
Namun, perlu ibu ingat. Ini bukan berarti bayi yang menyusui ASI yang menjadi penyebab tubuhnya kurus, tidak memiliki perkembangan yang sehat.
Hal ini karena bayi yang minum susu formula sejak baru lahir, justru mengalami kelebihan berat badan bahkan sampai obesitas.
Maka dari itu, bila ibu memberikan ASI pada si kecil dan ia terlihat kurus, tidak perlu khawatir. Asalkan perkembangan bayi sesuai dengan grafik yang sudah IDAI tentukan.
3. Pola makan yang kurang tepat
Anak kurus memang belum tentu sakit, tetapi orangtua juga perlu evaluasi pola makan sehari-hari. Mungkin berat badan bayi kurang karena cara makan yang kurang tepat.
Mengutip dari situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia, jenis dan pola makan yang tepat bisa meningkatkan status gizi bayi.
Setidaknya, anak yang kurus tetapi grafik pertumbuhan tetap normal, akan membuat tubuhnya mampu menangkal infeksi serta penyakit.
Pada usia 6 bulan ke atas, ASI tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi harian bayi maka dari itu, bayi usia 6 bulan ke atas perlu mendapatkan Makanan Pendamping ASI (MPASI).
Rekomendasi IDAI untuk pola makan yang tepat untuk bayi usia 6 bulan ke atas yaitu:
- Usia 6-8 bulan: 70 persen ASI, 30 persen MPASI.
- Bayi usia 9-11 bulan: 50 persen ASI, 50 persen MPASI.
- Anak usia 12-23 bulan: 70 persen MPASI, 30 persen ASI.
Hindari membuatnya terbalik, misalnya 70 persen ASI dan 30 persen MPASI untuk bayi 1-2 tahun. Hal ini karena susu bisa membuatnya lebih cepat kenyang dan tidak mau makan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar