Bagi Anda yang punya tekanan darah tinggi (hipertensi), mungkin khawatir ketika harus menyusui si Kecil. Tidak sedikit ibu dengan hipertensi ragu untuk memberikan ASI pada bayinya karena takut obat penurun darah tinggi yang diminum saat sedang menyusui juga ikut masuk ke dalam ASI dan memengaruhi kesehatan bayi.
Namun, Apakah benar obat hipertensi berbahaya untuk kesehatan bayi maupun ibu menyusui? Adakah pilihannya yang aman? Simak informasinya di bawah ini.
Bolehkah ibu menyusui minum obat hipertensi?
Ibu menyusui boleh minum obat hipertensi. Namun, perlu berhati-hati dalam memilih jenis obat yang aman bagi bayi.
Pasalnya, hipertensi merupakan gangguan kesehatan kronis yang tidak bisa disembuhkan dan hanya dapat dikendalikan.
Untuk membuat tekanan darah normal kembali, dokter mungkin menganjurkan agar minum obat tensi, termasuk pada ibu menyusui.
Beberapa obat tensi dianggap aman untuk menurunkan tekanan darah pada ibu menyusui, tetapi ada juga yang bisa masuk ke dalam ASI dan berpotensi memengaruhi bayi.
Maka dari itu, sebelum mengonsumsi obat hipertensi, sangat penting untuk berkonsultasi kepada dokter agar diberikan obat yang tepat dan aman selama menyusui.
Terlebih, Anda perlu berhati-hati bila bayi Anda lahir prematur. Pemberian ASI yang mengandung suatu obat tertentu bisa saja memengaruhi kesehatannya karena fungsi tubuhnya, terutama ginjal, belum benar-benar sempurna.
Dokter biasanya akan meresepkan obat dengan risiko minimal bagi bayi.
Selain itu, sebaiknya ibu menyusui selalu berkonsultasi terlebih dulu kepada dokter sebelum menghentikan konsumsi obat tekanan darah tinggi.
Menghentikan atau mengonsumsi obat tidak sesuai dengan anjuran bisa mengganggu kesehatan Anda maupun sang bayi.
Apa saja obat hipertensi yang aman untuk ibu menyusui?
Hampir semua obat hipertensi aman untuk dikonsumsi saat menyusui. Namun, hal ini sebenarnya tergantung pada kondisi fisik Anda serta dosis obat yang diminum.
Semakin parah hipertensi yang dimiliki, maka semakin tinggi dosis obat yang diberikan dokter.
Berdasarkan jurnal Hipertension y Riesgo Vascular, obat tensi yang aman untuk ibu menyusui adalah metildopa, beta blocker, calcium channel blocker, dan ACE inhibitor.
Jika ibu menyusui sudah menderita tekanan darah tinggi selama masa kehamilan dan telah mengonsumsi obat hipertensi dari dokter, biasanya obat-obatan tersebut boleh dilanjutkan setelah ibu melahirkan.
Namun, tentunya Anda perlu berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter mengenai kombinasi obat-obatan tekanan darah tinggi yang aman untuk ibu menyusui.
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai jenis-jenis obat yang aman dan direkomendasikan untuk mengatasi hipertensi pada ibu menyusui.
1. Metildopa
Metildopa termasuk dalam obat hipertensi yang aman dikonsumsi saat menyusui.
Obat yang tergolong dalam acting α2-adrenergic agonist ini bekerja dengan cara mengurangi pelepasan catecholamine, kumpulan hormon yang memicu terjadinya vasokonstriksi (penyempitan pembuluh darah).
Beberapa efek samping yang mungkin dapat timbul dari konsumsi metildopa adalah kelelahan, sulit tidur, produksi air liur meningkat, serta risiko depresi.
Maka dari itu, obat ini biasanya tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui yang pernah atau sedang menderita depresi.
2. Beta blocker
Beta blocker juga merupakan jenis obat hipertensi yang diresepkan dokter untuk ibu menyusui.
Obat beta blocker yang umumnya diberikan untuk mengatasi darah tinggi selama menyusui bayi adalah labetalol dan metoprolol
Labetalol umumnya digunakan untuk mengatasi hipertensi akut yang bersifat parah selama masa menyusui.
Selain itu, obat ini dinilai bekerja lebih efektif apabila dibandingkan dengan metildopa.
Adapun obat beta blocker lain, yaitu atenolol, tidak dianjurkan sebagai pilihan pertama untuk ibu menyusui.
3. Calcium channel blocker
Obat calcium channel blocker, seperti nifedipine dan verapamil, sering pula diresepkan untuk membantu mengatasi tekanan darah tinggi pada ibu menyusui.
Obat ini bekerja dengan cara merilekskan otot pada pembuluh darah, sehingga aliran darah pun jauh lebih lancar.
Efek samping yang mungkin dapat timbul dari konsumsi calcium channel blocker meliputi detak jantung tidak beraturan (takikardi atau palpitasi), edema perifer, sakit kepala, dan wajah memerah.
4. ACE inhibitor
Obat yang termasuk dalam ACE inhibitor dan digunakan sebagai penurun darah tinggi untuk ibu menyusui adalah captopril, enalapril, dan benazepril.
ACE inhibitor membantu meringankan gejala hipertensi dengan cara menghambat produksi senyawa angiotensin II.
Senyawa tersebut dapat memicu penyempitan pembuluh darah pada penderita hipertensi.
Efek samping yang berpotensi muncul akibat obat ini adalah sakit kepala, mulut kering, kelelahan, penglihatan buram, tekanan darah rendah, serta berkeringat berlebih.
Penting untuk memastikan apakah memang aman minum obat darah tinggi untuk ibu menyusui sebelum mengonsumsinya.
Tanyakan juga waktu yang tepat untuk minum obat hipertensi tersebut, apakah ada ketentuan minum sebelum memberikan ASI atau sebaliknya.
Hal yang harus diperhatikan jika ibu menyusui ingin minum obat hipertensi
Obat hipertensi yang bisa masuk ke ASI biasanya kadarnya hanya sedikit, sehingga ibu menyusui tak perlu khawatir mengenai adanya efek samping obat apa pun pada si Kecil.
Akan tetapi, Anda tetap perlu mewaspadai reaksi yang mungkin terjadi pada bayi Anda.
Gejala efek samping pada bayi dapat bervariasi tergantung pada jenis obat dan dosis yang dikonsumsi oleh ibu.
Beberapa gejala efek samping yang mungkin muncul pada bayi antara lain sebagai berikut.
- Perubahan pola makan.
- Perubahan pola tidur.
- Rewel.
- Masalah kulit tertentu, seperti ruam.
Bila ini terjadi pada bayi Anda, Anda tidak perlu panik. Gejala atau reaksi yang muncul pada bayi belum tentu berasal dari obat hipertensi yang Anda konsumsi.
Namun, jika hal tersebut benar terjadi pada bayi Anda, Anda perlu segera periksakan si Kecil ke dokter untuk ditangani lebih lanjut.
Kesimpulan
[embed-health-tool-vaccination-tool]