ASI eksklusif menyediakan zat gizi penting bagi bayi selama beberapa bulan pertama kehidupan. Namun, wujud air susu ibu (ASI) tidak selalu sama sejak pertama kali menyusui bayi.
Ada beberapa jenis ASI dengan warna, kandungan, hingga tekstur kental dan cair yang berbeda pula. Supaya tidak salah, simak semua hal seputar ASI termasuk kebutuhan ASI bayi baru lahir hingga usia beberapa bulan di bawah ini.
Apa saja pembagian jenis ASI?
Bagi Anda yang belum pernah melihat air susu ibu, mungkin Anda membayangkan bahwa tekstur dan warnanya sama seperti susu pada umumnya.
Sebenarnya, air susu ibu memang berwarna putih dengan tekstur selayaknya kebanyakan susu yang diberikan pada bayi atau Anda minum.
Hanya saja, sejak pertama keluar dari payudara ibu, air susu ibu tidak langsung berwujud seperti susu pada umumnya.
Minuman pertama bayi ini memiliki beberapa jenis yang akan terus berubah tekstur dan warna seiring berjalannya waktu.
Berikut proses perkembangan berbagai jenis ASI sejak awal bayi lahir sampai beberapa waktu kemudian.
1. Kolostrum
Kolostrum adalah ASI yang keluar pertama kali. Berbeda dengan susu pada umumnya, kolostrum memiliki warna putih agak kekuningan serta bertekstur kental.
Itulah mengapa tidak sedikit ibu yang mengira kolostrum merupakan jenis ASI yang kurang baik. Padahal, ada banyak zat gizi penting yang terkandung di dalam jenis ASI kolostrum ini.
Kolostrum biasanya keluar pertama kali setelah bayi lahir sehingga Anda bisa langsung memberikannya melalui inisiasi menyusui dini (IMD).
Namun, ada juga beberapa ibu yang sudah mengalami keluarnya kolostrum ini beberapa hari sebelum kelahiran meski dalam jumlah yang sangat sedikit.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kolostrum biasanya diproduksi sekitar 1—5 hari pertama sejak kelahiran bayi.
Kolostrum kaya akan kandungan berbagai zat gizi yang baik untuk bayi. Kandungan ini, salah satunya, dapat membantu melindungi bayi dari serangan bakteri dan virus penyebab penyakit.
Itu sebabnya, pastikan Anda memberikan kolostrum alias cairan ASI kental yang pertama kali sebagai cara agar bayi mendapatkan banyak zat gizi tersebut.
2. ASI transisi
Setelah produksi kolostrum habis, sekitar 7—14 hari usai melahirkan, jenis ASI kemudian berubah. Perubahan air susu ibu ini dinamakan transisi.
Jadi, jenis transisi ini merupakan fase peralihan dari kolostrum hingga nantinya menjadi cairan ASI yang sesungguhnya.
Kadar karbohidrat yang terkandung di dalam kolostrum tidak terlalu tinggi. Namun ketika ASI berubah menjadi transisi, jumlah karbohidrat akan mengalami peningkatan, khususnya laktosa.
Bila dibandingkan dengan kolostrum yang mengandung lebih banyak protein, jenis transisi berisikan lebih banyak lemak dan gula susu (laktosa).
Sementara untuk tekstur dan warnanya, jenis ASI transisi merupakan kombinasi antara kolostrum dan ASI matur (matang).
Warna ASI transisi biasanya terlihat kekuningan di awal dengan tekstur agak kental.
Seiring berjalannya waktu dan semakin banyak produksinya, jenis transisi akan mulai terlihat berwarna putih dengan tekstur lebih cair.
Perubahan warna air susu ibu transisi yang juga tergolong bagus ini dapat berlangsung selama kurang lebih 10—14 hari.
Mengutip dari Healthy Children, jumlah produksi jenis ASI transisi jauh lebih banyak ketimbang kolostrum.
3. ASI matur
ASI matur juga disebut sebagai jenis air susu ibu matang. Sesuai dengan namanya, air susu ibu matang merupakan salah satu jenis yang diproduksi di tahap terakhir.
Jenis matur kira-kira baru mulai keluar sekitar 2 minggu pascakelahiran alias setelah produksi ASI transisi habis.
Berdasarkan American Pregnancy Association, sekitar 90% jenis matur atau matang terdiri atas air dan 10% sisanya mengandung karbohidrat, protein, dan lemak.
Banyaknya kandungan air di dalam jenis matur berguna menjaga bayi agar tetap terhidrasi dengan baik.
Sementara kandungan zat gizi seperti karbohidrat, protein, dan lemak merupakan salah satu manfaat ASI.
Air susu ibu matur atau matang umumnya berwarna putih sama seperti susu pada umumnya. Namun terkadang, warna ASI matur bisa berubah entah terlihat agak oranye, kuning, atau hijau.
Ini karena makanan ibu dapat memengaruhi ASI. Bahkan, ASI matur yang keluar juga bisa terlihat berwarna agak kemerahan atau cokelat.
Hal ini biasanya diakibatkan oleh darah pada ASI dari saluran susu atau puting yang terluka sehingga akhirnya masuk ke dalam alirannya.
Ada dua jenis warna dan tekstur ASI matur, yakni sebagai berikut.
- Foremilk. Jenis ASI ini berwarna sedikit jernih dan kebiru-biruan. Foremilk merupakan jenis air susu ibu yang biasanya keluar di awal-awal menyusui. Kandungan lemaknya yang cukup sedikit membuat tekstur foremilk cenderung encer.
- Hindmilk. Jenis ASI ini memiliki tekstur yang jauh lebih kental tapi tidak kalah bagus dari foremilk. Itu sebabnya, warna hindmilk cenderung putih bahkan agak kekuningan sebagai pertanda kandungan lemaknya yang tinggi.
Apa saja manfaat dari ASI bagi kesehatan bayi?
- Mengandung zat gizi sesuai dengan kebutuhan bayi yang berguna untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasannya.
- Melindungi bayi dari alergi.
- Meningkatkan daya tahan tubuh bayi.
Apa saja kualitas kandungan ASI?
Berikut berbagai kandungan zat gizi yang ada di dalam ASI.
1. Protein
Air susu ibu adalah sumber protein tinggi. Namun, kualitas protein ASI jauh lebih tinggi daripada susu sapi karena memiliki kandungan asam amino yang lebih lengkap.
Kualitas protein yang ada di dalam ASI terdiri atas protein whey sebanyak 60% dan kasein sekitar 40%.
Jumlah protein whey yang cukup banyak pada air susu ibu ini mudah larut di dalam air sehingga tidak sulit diserap oleh bayi.
Sementara protein casein pada air susu ibu memiliki kadar yang lebih rendah dan memang cenderung agak susah larut dan diserap oleh bayi.
Di sisi lain, susu sapi justru memiliki kandungan protein whey yang lebih sedikit dan lebih banyak casein ketimbang air susu ibu.
Protein whey yang cukup banyak di dalam air susu ibu juga ternyata mengandung faktor anti-infeksi sehingga dapat mencegah bayi terserang infeksi.
2. Karbohidrat
Kualitas ASI juga memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi. Laktosa merupakan jenis karbohidrat utama dan menyumbang sekitar 42% total energi pada air susu ibu.
Setelah masuk ke dalam tubuh bayi, laktosa kemudian dipecah menjadi glukosa dan galaktosa sebagai salah satu sumber energi untuk otak.
Kadar kandungan laktosa dalam air susu ibu hampir dua kali lipat lebih banyak ketimbang laktosa yang ada pada jenis susu lainnya.
Sebagian laktosa yang masuk ke dalam tubuh bayi juga akan diubah menjadi asam laktat.
Asam laktat berperan dalam membantu mencegah pertumbuhan bakteri jahat sekaligus melancarkan proses penyerapan kalsium dan berbagai mineral lainnya.
Di antara air susu ibu dan susu formula, proses penyerapan laktosa jauh lebih baik dan mudah air susu ibu.
Namun, ada baiknya hindari memberikan ASI campur susu formula (sufor) dalam botol yang sama kepada bayi.