Tahapan makan bayi adalah salah satu hal penting yang perlu diketahui orangtua. Pasalnya, hal ini adalah cara untuk memastikan kebutuhan gizi bayi tetap terpenuhi sesuai dengan usianya.
Lantas, apa saja tahap makan bayi sesuai perkembangannya? Simak ulasan berikut ini untuk mencari tahu jawabannya.
Tahapan makan bayi sesuai tumbuh kembangnya
Berikut ini adalah beberapa tahap makan bayi yang perlu diperhatikan orangtua.
1. ASI
Tahap memberi makan bayi setelah ia baru lahir yang pertama adalah memberikannya ASI. Pada tahapan awal ini, sebaiknya Ibu menyusui anak setiap 2—3 jam.
Merangkum dari Healthy Children, saat memasuki usia 2 bulan, bayi mungkin akan menyusu setiap 3–4 jam.
Tahapan memberi ASI ini akan terus berubah setiap pertambahan usianya. Misalnya, saat usia 4–6 bulan, bayi akan menyusu 4–5 jam sekali.
2. Mulai MPASI saat usia 6 bulan
Setelah ASI, tahapan makan bayi selanjutnya adalah makanan pendamping ASI (MPASI). Tahapan makan bayi ini akan terus berkembang hingga ia pada akhirnya bisa makan sendiri.
Umumnya, bayi sudah boleh dikenalkan dengan makanan padat pertama saat usia 6 bulan alias selepas ASI eksklusif.
Pada usia ini, refleks menjulurkan lidah yang anak miliki untuk mengisap payudara atau dot botol susu akan mulai hilang.
3. Beralih dari susu ke makanan bertekstur
Setelah anak mulai terbiasa dengan makanan pengganti ASI atau susu formula, lanjutkan pemberiannya untuk membiarkan bayi terbiasa dengan makanan padat.
Setelah beberapa minggu, Anda bisa mulai memberikan makanan yang lebih bertekstur. Kenalkan tekstur baru pada anak perlahan-lahan. Anda bisa memulainya dengan memberi bayi pisang atau alpukat tumbuk.
Anda juga bisa memberikan makan kepada bayi dengan tahapan mulai dari bubur lembut (tahap pertama), ke bubur kental (tahap kedua), sampai bubur bergumpal (tahap ketiga).
Makanan bertekstur ini tetap bisa dilumat walaupun gigi bayi belum tumbuh sempurna.
4. Anak mulai duduk di kursi makan
Tahapan makan selanjutnya adalah ketika bayi sudah mulai belajar duduk di kursi makan (high chair).
Meski demikian, saat menempatkan anak di atas kursi makan sebaiknya selalu memperhatikan keselamatan anak dengan selalu gunakan sabuk pengaman.
Ini bertujuan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan karena kecelakaan mungkin saja terjadi ketika orangtua lengah.
5. Anak mulai menggenggam makanan
Umumnya bayi yang berusia sekitar 9–11 bulan sudah mampu menggunakan tangan mereka untuk berusaha mengambil makanan yang dipegang orangtuanya.
Tahapan makan ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa bayi sudah siap untuk makan makanan yang bisa digenggam (finger food).
Pada usia ini, frekuensi makan utama bayi sekitar 3–4 kali sehari dengan makanan selingan atau camilan berkisar 1–2 kali.
Makanan yang dipilih untuk bayi dalam fase makan ini tentunya harus tetap sehat, bergizi, dan bertekstur lembut.
Perlu Anda ketahui
Beberapa makanan yang dapat diberikan kepada anak saat ia belajar untuk menggenggam makanannya sendiri adalah pasta dipotong dalam bentuk dadu, potongan-potongan kecil sayuran matang, seperti wortel, kacang panjang, buncis, atau ayam dan daging lembut yang dibentuk menyesuaikan genggaman tangannya.
6. Ketika anak mulai menggunakan sendok
Sesaat setelah bayi sudah bisa menggenggam makanannya, Anda sudah boleh mencoba memberinya sendok.
Jangan heran apabila mereka malah memainkannya atau bahkan memasukkan sendok ke dalam mulut karena ini wajar terjadi.
Kebanyakan bayi belum bisa menggunakan sendok secara efektif sampai berusia 12 bulan. Namun, tidak ada salahnya bagi Ibu untuk mengajarkan menggunakan sendok pada tahapan makan bayi ini.
Ketika mengajarkan anak makan sendiri menggunakan sendok, mulailah dengan makanan lengket seperti yoghurt, kentang tumbuk, atau keju yang lembut.
Anda bisa memberikan sedikit krim keju di atas sendok, kemudian taruh potongan sereal berbentuk O di atasnya.
7. Mulai mencoba makanan pemicu alergi
Biasanya, Anda dianjurkan untuk menunggu sampai anak berusia 12 bulan sebelum mencoba makanan yang umumnya bisa memicu alergi, seperti telur atau ikan.
Namun nyatanya, menunggu bayi sampai melewati usia tertentu tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan.
Hal ini bisa jadi pengecualian jika orangtua memang memiliki riwayat alergi makanan atau ada dugaan bayi mengidap alergi tertentu.
Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa makanan pemicu alergi yang diberikan pada anak di bawah usia 12 bulan membuat mereka lebih rentan terkena alergi.
Pasalnya, mengenalkan makanan yang bisa memicu alergi sebagai tahapan makan pada bayi sebelum usia 12 bulan sebenarnya sah-sah saja.
Akan tetapi, banyak dokter sepakat bahwa orangtua harus sangat berhati-hati dalam memberi kerang dan kacang. Sebab, reaksi alergi yang ditimbulkan dari makanan ini bisa sangat berbahaya bagi anak.
8. Bayi bisa minum sendiri dengan lancar
Selama enam bulan pertamanya, bayi tidak membutuhkan asupan air tambahan karena semua air yang mereka butuhkan terdapat di dalam ASI atau susu formula.
Pemberian air pada bayi di bawah usia 6 bulan justru dapat mengganggu proses penyerapan nutrisi untuk tumbuh kembangnya.
Setelah usianya di atas 6 bulan, tentu tidak masalah untuk memberikan bayi air putih maupun ASI di dalam botol dot selagi mengajarkannya minum sendiri.
Begitu bayi berusia 9 bulan, biasanya ia dapat mulai minum dengan menggunakan gelas antitumpah atau sippy cup.
9. Anak sudah bisa makan sendiri
Menguasai alat makan merupakan salah satu tahapan makan bayi dengan proses yang panjang. Kebanyakan bayi belum bisa menggunakan sendok secara efektif sampai berusia 12 bulan.
Dorong bayi untuk tetap berlatih dengan aman. Jangan khawatir akan berantakan hingga mengotori bajunya karena ini adalah hal yang wajar.
Ketika usia bayi sudah di atas 12 bulan, frekuensi makan bayi bisa mencapai 3—4 kali sehari. Sementara waktu makan selingan atau camilan umumnya sekitar 1—2 kali sehari atau sesuai dengan nafsu makan bayi.
Itulah beberapa tahap memberi makan bayi yang perlu orangtua ketahui. Selamat menyaksikan tumbuh kembang bayi Anda dengan bahagia dan penuh kasih, ya!
[embed-health-tool-child-growth-chart]