Selepas pemberian ASI eksklusif, tantangan selanjutnya yang harus orangtua hadapi yakni mengajarkan bayi makan sendiri. Perihal memperkenalkan dan mengajarkan bayi makan memang bukan perkara mudah. Bahkan tak jarang, ada bayi yang tidak mau makan sehingga membuat Anda kebingungan.
Padahal, kondisi ini ditakutkan dapat membuat kebutuhan gizi bayi tidak tercukupi dengan baik. Sebenarnya kenapa bayi susah makan dan bagaimana cara mengatasinya? Mari simak ulasan selengkapnya di dalam artikel berikut ini.
Apa penyebab bayi tidak mau makan?
Melihat bayi susah makan mungkin bikin Anda geleng-geleng kepala. Alih-alih menghabiskan makanan, ia malah memainkannya sehingga makanan anak berantakan kemana-mana.
Saat Anda menyuapinya pun, bayi malah memilih untuk mendorong sendok agar menjauh. Tak jarang, setelah makanan berhasil masuk ke dalam mulutnya, ia malah melepeh makanan tersebut.
Meski membuat cemas, bayi yang susah makan tak perlu terlalu dikhawatirkan selama ia tetap tumbuh dan berkembang sesuai usianya.
Anda bisa mencoba menyuapinya jika ia tak mau makan sendiri. Namun, bila ia tetap menolak makan setelah disuapi, Anda perlu tahu apa penyebabnya.
Berikut ini beberapa penyebab bayi tidak mau makan atau yang sering dikenal dengan kondisi GTM pada si Kecil.
1. Bayi susah makan karena sudah kenyang
Salah satu penyebab bayi susah bahkan tidak mau makan yakni karena sudah merasa kenyang.
Bayi seharusnya memang punya jadwal MPASI sendiri untuk membantu mengatur kapan ia harus mengonsumsi ASI, makan makanan padat, hingga makan camilan.
Mengatur jadwal makan bayi sedemikian rupa dapat membantu membiasakan bayi untuk makan sesuai jam serta mengajarkannya mengerti rasa kenyang dan lapar.
Mungkin ada kalanya Anda memberi makanan pendamping ASI (MPASI) di kala bayi sudah atau masih merasa kenyang.
Jadi, bukannya menghabiskan makanannya, si Kecil malah akan melepeh, mengemut makanan, atau memainkannya tanda tidak ingin makan.
2. Enggan mencoba jenis makanan baru
Hampir setiap bayi tentu mengalami masalah saat mencoba jenis makanan baru.
Meski ada bayi yang bisa dengan mudah mencicipi makanan baru yang Anda sajikan, beberapa di antaranya dapat menolak makanan yang masih asing.
Memperkenalkan jenis makanan baru kepada si Kecil memang butuh waktu, kadang beberapa hari, minggu, bahkan bulan.
Selama masa memperkenalkan makanan baru tersebut, wajar bila bayi tampak susah, tidak mau makan, menolak, bahkan melepeh kembali makanan yang sudah ada di dalam mulutnya.
Intinya, jangan menyerah jika jenis makanan baru yang Anda perkenalkan ditolak anak Anda. Memang butuh berulang kali percobaan hingga Anda tahu anak benar-benar menolak atau tidak.
3. Bayi susah makan karena sedang sakit
Sama halnya seperti orang dewasa, bayi juga bisa kehilangan nafsu makan saat kondisi tubuhnya sedang kurang sehat.
Ketika si Kecil sedang flu, sakit tenggorokan, maupun tumbuh gigi, akan sulit baginya untuk berselera saat Anda menyajikan makanan padat.
Ibaratnya, keluhan bayi karena rasa sakit yang dialaminya seolah lebih besar ketimbang keinginannya untuk makan.
Alhasil, hal tersebut membuat bayi susah makan, entah itu saat makan sendiri maupun disuapi.
Anda harus tetap bersabar jika bayi tidak mau makan saat sedang sakit bahkan hingga berat badannya turun. Teruslah berusaha dan kejar kembali berat badan si Kecil jika sudah sehat.
4. Tidak menyukai tekstur dan rasa makanan
Selain susah makan karena enggan mencoba jenis makanan baru, bayi juga bisa menolak tekstur dan rasa makanan yang asing baginya.
Ada kalanya bayi menolak makan karena merasa tekstur makanan yang Anda berikan terlalu cair, kental, lembek, atau mengenalkan jenis makanan baru.
Dalam kondisi lainnya, si Kecil bisa saja susah bahkan tidak mau makan karena cenderung memiliki kesukaan sendiri terhadap rasa makanan tertentu.
Ini misalnya terjadi ketika ia senang dengan rasa makanan yang manis seperti saat Anda memberi buah untuk bayi guna memenuhi kebutuhan vitamin bayi, serat, hingga mineral.
Hal ini akan membuat bayi susah atau tidak mau makan saat diberikan makanan dengan rasa tawar, asam, atau agak pahit, contohnya sayur kangkung, kubis, atau selada.
Bagaimana cara mengatasi bayi yang susah makan?
Melihat bayi menolak makan memang kerap membuat orangtua khawatir jika hal ini terus berlanjut.
Alih-alih merasa cemas, Anda bisa menghadapi masalah si Kecil yang enggan makan ini dengan kepala dingin.
Setiap anak sebenarnya unik sehingga pendekatan yang dilakukan untuk mendukung tumbuh kembangnya sebaiknya disesuaikan dengan karakteristiknya masing-masing.
Beberapa cara berikut bisa Anda terapkan untuk membantu mengatasi si Kecil susah makan atau bahkan tidak mau makan.
1. Perkenalkan bayi pada makanan baru dengan cara menarik
Jika si Kecil sulit mencoba makanan baru karena bentuk atau teksturnya, coba olah dengan cara berbeda. Buat makanan baru menyerupai favoritnya.
Misalnya, jika bayi suka kentang tumbuk, campurkan wortel dengan kentang dan haluskan. Beri dalam porsi kecil agar ia terbiasa, lalu ulangi cara ini selama beberapa hari.
Usahakan untuk memberikan porsi makan bayi sedikit terlebih dahulu agar ia tidak terlalu ‘kaget’ pada pengalaman barunya.
2. Tunggu sampai nafsu makan bayi kembali
Ketika bayi sedang sakit dan membuatnya susah makan, Anda bisa menunggu sampai nafsu makannya kembali normal.
Solusinya, Anda sebaiknya tetap memberikan makanan kepada bayi seperti biasanya. Biarkan bayi yang menentukan seberapa banyak ia ingin makan.
Intinya, meski bayi menolak makan di saat sedang sakit, Anda tetap harus menawarkannya makanan untuk mengisi ulang tenaganya agar cepat sembuh.
3. Biarkan sampai keinginan makan bayi kembali
Mengutip dari Family Doctor, sebaiknya hindari terlalu memaksa bayi agar mau makan.
Bukannya mendorong bayi untuk bersedia makan, cara tersebut justru akan semakin membuatnya lebih susah atau tidak mau makan karena kehilangan selera.
Anda dapat terus bersabar dan berusaha membujuk supaya si Kecil mau makan, tetapi tetap dengan menunggu sampai nafsu makannya kembali normal.
4. Perhatikan jadwal makan dan pilihan makanannya
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), memberikan makan secara teratur sesuai jadwal sedikit banyak dapat membantu menambah nafsu makan bayi yang tidak mau makan.
Coba rutin memberi jarak minimal 3 jam di antara waktu makan utama agar membantu bayi mengenal rasa lapar dan kenyang. Cara ini diharapkan dapat membuat si Kecil makan dalam porsi yang cukup.
Tak kalah penting juga, sebaiknya hindari memberikan jenis makanan yang mengandung terlalu banyak susu.
Ini karena susu bisa membuat anak cepat merasa kenyang sehingga justru mengurangi nafsu makannya.
Bagi bayi usia 6—8 bulan, pemberian makanan bisa dilakukan 2 kali dengan ASI 6 kali per hari. Sementara untuk bayi usia 9—11 bulan, pemberian makanan dan ASI disarankan sama-sama 4 kali per hari.
Berbeda untuk bayi 12 bulan ke atas, pemberian makanan sudah bisa disamakan dengan orang dewasa dan ASI atau susu formula bayi 2 kali per hari.
Jika permasalahan bayi yang susah atau tidak mau makan berlangsung berkali-kali bahkan sampai memengaruhi berat badannya, tidak ada salahnya untuk segera mengonsultasikannya kepada dokter.
Dokter dapat membantu mencari tahu penyebab dan penanganan yang sesuai dengan kondisi si Kecil.
Selain bertujuan agar keinginan makannya kembali seperti semula, penanganan yang tepat juga membantu mencegah terjadinya masalah gizi pada bayi.
Rangkuman
- Bayi yang susah makan merupakan tantangan yang umum dialami orangtua setelah masa ASI eksklusif.
- Penyebabnya beragam, mulai dari rasa kenyang, keengganan mencoba makanan baru, kondisi sakit, hingga ketidaksukaan terhadap tekstur atau rasa tertentu.
- Meski bisa membuat khawatir, orangtua sebaiknya tetap tenang dan menerapkan strategi yang tepat, seperti memperkenalkan makanan dengan cara menarik, menyesuaikan jadwal makan, serta tidak memaksa anak untuk makan.
[embed-health-tool-baby-poop-tool]