backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

6

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Pahami Penyebab Anak Susah Fokus dan Tips Melatihnya

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 27/06/2023

Pahami Penyebab Anak Susah Fokus dan Tips Melatihnya

Saat anak susah fokus dalam belajar, mungkin orangtua menganggapnya malas. Padahal, bisa saja anak memang sedang tidak ingin belajar, bosan, atau mengalami kondisi seperti gangguan belajar. Ada baiknya, redam kekesalan orangtua saat melihat anak susah fokus dan pahami penyebab serta cara mengatasinya.

Penyebab anak susah fokus saat belajar

cara meningkatkan konsentrasi anak

Kurang konsentrasi atau susah fokus merupakan kondisi yang kerap dialami oleh anak, apalagi saat sedang di kelas atau belajar di rumah secara daring (online).

Ada teman yang tertawa, mengetuk-ngetuk meja pakai pensil, atau sesederhana embusan angin yang lewat dari jendela kamar.

Hal-hal tersebut cukup untuk memicu anak kehilangan konsentrasi jika ia pada dasarnya sedang sulit untuk fokus. 

Orangtua perlu memahami, berikut beberapa faktor yang menjadi penyebab anak susah fokus saat sedang belajar.

1. Merasa cemas

Mengutip dari Child Mind Institute, rasa cemas yang anak rasakan bisa menjadi penyebab mereka sulit berkonsentrasi saat belajar.

Rasa cemas ini meliputi takut membuat kesalahan atau mempermalukan diri sendiri saat guru memanggilnya. 

Terkadang rasa cemas itu menyebabkan anak membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan tugas demi mendapat hasil maksimal dengan cara yang menurutnya benar.

Sama halnya ketika anak hanya mengerjakan sebagian tugas sekolah, ia cemas kalau hasilnya tidak cukup baik. Selanjutnya, ia mungkin memilih untuk meninggalkan tugas tersebut. 

Tahukah Anda?

Anak bisa mengalami kecemasan ketika anak harus berpisah dengan orangtuanya, misalnya saat pergi sekolah. Ini disebut dengan separation anxiety.
Saat anak jauh dari orangtuanya ia bisa susah fokus belajar karena merasa tidak ada yang melindungi atau membuatnya nyaman.

2. Masih adaptasi dengan lingkungan

Masa-masa adaptasi dengan lingkungan baru juga bisa membuat si Kecil susah fokus saat belajar.

Bukan hanya untuk anak yang baru pindah sekolah, kondisi ini juga bisa terjadi setelah libur panjang.

Anak akan lebih sulit konsentrasi terhadap materi pelajaran karena terbayang-bayang aktivitas menyenangkan selama sekolah. 

3. Tidak mengerti materi

Tantangan belajar online saat pandemi adalah anak tidak leluasa bertanya pada guru saat ada materi yang tidak ia mengerti. 

Jika saat belajar langsung di sekolah si Kecil bisa tinggal menghampiri ke meja guru, sekarang harus melalui perantara gadget yang kadang terasa lebih menyulitkan. 

Saat anak tidak mengerti materi, ia akan lebih susah fokus dan cenderung tidak bersemangat saat belajar.

4. Gangguan obsesif kompulsif (OCD)

Obsessive Compulsive Disorder (OCD) adalah jenis gangguan kecemasan yang membuat penderitanya memiliki pikiran tidak terkendali.

Kondisi ini bisa mulai terlihat saat anak usia sekolah dasar. Saat pikiran (obsesif) tidak terkendali, anak merasa perlu melakukan ritual yang berulang. 

Ambil contoh, anak yang memiliki OCD akan susah fokus saat belajar karena memiliki obsesi untuk memperbaiki sesuatu seperti menarik meja agar sejajar. 

Terkadang, anak dengan kondisi OCD merasa malu dengan kebiasaannya tersebut. 

5. Merasa stres atau ada trauma

Anak-anak yang kurang perhatian atau memiliki pengalaman buruk saat belajar juga bisa mengalami stres sampai trauma. 

Khususnya untuk anak-anak yang melihat atau mendapatkan kekerasan fisik dan verbal bisa membuatnya sangat susah fokus saat belajar. 

Pada kondisi yang parah, anak bisa mengalami gangguan stres pascatrauma (PTSD). Gejala PTSD adalah sulit konsentrasi, terkejut dan waspada berlebihan.

Kondisi tersebut membuat anak lebih mudah gelisah dengan lingkungan sekitar.

6. Gangguan belajar

Bila anak susah fokus saat membaca dan mata melihat kemana-mana, ini bisa menjadi tanda gangguan belajar.

Misalnya, anak-anak dengan kondisi disleksia yang tidak terdeteksi, mungkin merasa malu, gelisah, sampai stres karena tidak bisa melakukan hal yang sama seperti teman-temannya. 

Anak yang memiliki masalah dengan penyerapan dan pemrosesan pelajaran terkadang sulit terdeteksi kalau tidak ada skrining atau pemeriksaan terlebih dahulu.

Mungkin sebenarnya anak mendengarkan dan menyimak, tetapi sikapnya terlihat seperti yang tidak fokus dan malas belajar. 

7. Kurang tidur

Saat anak kurang tidur, ia akan lebih kesulitan untuk fokus, termasuk saat belajar. Berdasarkan Australian Government Guidelines, anak usia 5—13 tahun idealnya harus tidur selama 9—11 tanpa diganggu.

Selain sulit konsentrasi, anak yang kurang tidur juga akan lebih mudah marah dan merasa terganggu.

Akibatnya, anak bisa mengalami penurunan kemampuan saat belajar.

Cara melatih anak agar lebih fokus saat belajar

mengajarkan anak rendah hati

Anda mungkin gemas melihat anak yang susah konsentrasi saat sedang belajar. Nah, orangtua perlu mengerti dari sisi anak bahwa ia juga kesulitan dengan kondisi ini.

Untuk membantu mengatasi kendala dan melatih anak agar lebih fokus, beberapa hal yang bisa ibu dan ayah lakukan, seperti berikut ini.

1. Atur waktu belajar

Penting untuk membuat jadwal belajar untuk anak dengan durasi pendek selama 5—20 menit.

Atur waktu lebih sebentar untuk materi yang lebih sulit, dan waktu yang lebih lama untuk kegiatan belajar yang lebih ringan dan menyenangkan.

2. Kerjakan tugas satu per satu

Berdasarkan penelitian, multitasking atau mengerjakan banyak hal dalam satu waktu dapat menurunkan konsentrasi dan kinerja.

Maka itu, biasakan hanya menyelesaikan satu tugas dalam satu waktu, termasuk saat belajar.

Saat mengajarkan anak belajar, Anda cukup membahas satu materi hingga tuntas sebelum lanjut membahas materi lainnya.

Hal ini bisa membantu anak berlatih untuk fokus di satu kegiatan pada satu waktu.

3. Jauhkan dari segala hal yang mengganggu konsentrasi

Ajarkan anak sejak dini untuk menghindari apapun yang bisa mengalihkan perhatiannya saat belajar, misalnya TV, handphone, atau laptop.

Dengan begitu, anak bisa lebih mudah fokus. Ini juga bermanfaat untuk melatih kontrol diri untuk tidak melakukan hal yang tidak penting saat sedang melakukan suatu tugas.

4. Beri jeda istirahat setelah belajar

Bukan hanya belajar, waktu yang cukup untuk istirahat juga penting bagi anak.

Setelah berhasil fokus untuk waktu yang lama, anak perlu berdiri, bergerak, dan melakukan hal lain agar ia bisa memulihkan tenaga.

Ini berlaku saat anak belajar di sekolah atapun di rumah untuk mengerjakan pekerjaan rumah (PR).

Sementara untuk anak yang lebih kecil, Anda bisa memberinya camilan atau waktu untuk bermain.

5. Latih pernapasan

Pernapasan diafragma yang stabil bisa membantu memperlambat detak jantung dan menenangkan pikiran, sehingga bisa lebih mudah untuk konsentrasi.

Ini juga berlaku pada anak-anak. Maka itu, penting bagi anak untuk bisa mengatur pernapasan agar ia bisa lebih tenang, termasuk saat sedang belajar dan mengerjakan tugas.

Tugas dan materi belajar yang sulit bisa membuat anak merasa cemas. Jika anak tidak bisa membuat dirinya lebih tenang, ia mungkin akan kehilangan fokus dan tidak mau belajar atau mengerjakan tugas.

6. Latih konsentrasi

Untuk meningkatkan fokus anak, Anda juga bisa melatih kemampuannya dalam berkonsentrasi.

Caranya, Anda bisa mengajak anak bermain dengan memerhatikan suatu objek selama beberapa waktu dan kemudian memintanya untuk menjelaskan apa yang ia lihat.

Aatau, Anda dan anak juga bisa melakukan yoga bersama dan meresapi apa yang dirasakan oleh tubuh.

Susah fokus tidak hanya anak-anak rasakan, tetapi juga orang dewasa. Oleh karena itu, saat anak terlihat kesulitan untuk fokus, coba pahami kalau Anda menjadi dirinya. 

Jika ayah dan ibu melihat ada tanda gangguan belajar pada anak, segera konsultasikan ke dokter anak atau psikolog.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 27/06/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan