2. Meningkatnya risiko stres
Multitasking dapat meningkatkan risiko Anda untuk mengalami stres. Apalagi saat tugas-tugas yang Anda kerjakan mempunyai tingkat kesulitan tinggi, risiko stres tentu akan semakin besar.
Stres yang dirasakan nantinya dapat berpengaruh terhadap performa Anda secara keseluruhan. Apabila dibiarkan begitu saja, kondisi tersebut dapat berkembang menjadi masalah kesehatan mental, salah satunya gangguan kecemasan.
3. Tekanan darah tinggi
Ketika mengerjakan banyak tugas dalam waktu bersamaan, Anda berisiko mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi). Kondisi ini terjadi akibat stres yang dirasakan saat mengerjakan tugas-tugas tersebut.
Stres yang Anda rasakan juga dapat meningkatkan denyut jantung. Suasana hati saat bekerja pun dapat terpengaruh, yang tentunya akan meningkatkan kemungkinan pekerjaan tidak selesai dengan maksimal.
4. Rusaknya hubungan dengan pasangan
Anda mungkin sering menjumpai pasangan yang duduk bersama dalam satu meja, tapi tak ada satu pun dari mereka memulai pembicaraan karena terlalu sibuk memainkan ponsel. Hal tersebut tentu saja akan mengganggu kualitas waktu bersama.
Jika dibiarkan begitu saja, komunikasi pun perlahan akan renggang. Terlebih jika salah satu di antara pasangan tidak menyukai tindakan melihat ponsel saat mengobrol atau makan. Ini dapat menjadi permasalahan serius.
5. Penurunan IQ

Salah satu dampak multitasking adalah penurunan kecerdasan intelektual (IQ). Temuan ini disampaikan dalam studi yang dirilis oleh University of London pada 2015.
Dalam studi tersebut, disampaikan bahwa peserta yang mengerjakan banyak tugas dalam waktu bersamaan mengalami penurunan IQ hingga 15 poin.
Penurunan tersebut membuat poin IQ setara dengan anak usia delapan tahun secara rata-rata.
6. Gangguan fungsi otak
Mengerjakan banyak hal pada satu waktu dapat menyebabkan gangguan pada fungsi otak. Sebuah penelitian menjelaskan, kinerja otak dalam mengontrol tubuh berpotensi mengalami penurunan akibat multitasking.
Belum berhenti sampai di situ, Anda berisiko mengalami gangguan dalam menanggapi rangsangan pancaindera, bicara, dan mengatur emosi.
Berkurangnya kemampuan untuk mengingat dan menangkap informasi juga menjadi kondisi yang tak terhindarkan.
7. Peningkatan risiko kecelakaan
Mulltitasking sambil berkendara dapat meningkatkan risiko kecelakaan. Sebagai contoh, jika Anda berkendara sambil membalas pesan menggunakan ponsel, fokus Anda saat mengemudi tentu menjadi terganggu.
Kondisi tersebut meningkatkan potensi Anda mengalami kecelakaan. Tidak hanya berbahaya bagi diri sendiri, berkendara sambil bermain ponsel juga dapat membahayakan nyawa orang lain.
Cara menghentikan kebiasaan multitasking

Melihat dampak yang mungkin ditimbulkan, ada baiknya kebiasaan multitasking mulai dihilangkan. Tidak hanya merugikan diri sendiri, tindakan yang Anda lakukan juga dapat berdampak buruk terhadap orang lain.
Beberapa cara menghentikan kebiasaan multitasking adalah sebagai berikut.
1. Terapkan aturan 20 menit
Untuk menghindari multitasking, Anda bisa menerapkan aturan 20 menit. Caranya, fokuskan pikiran dan tenaga Anda untuk mengerjakan satu tugas dengan baik selama 20 menit sebelum kemudian beralih ke kegiatan lainnya.
2. Mengerjakan tugas secara terjadwal
Membuat jadwal pengerjaan tugas-tugas Anda secara terperinci dapat membantu menghentikan kebiasaan multitasking.
Dengan begitu, pikiran dan fokus tidak akan terbagi ke hal lain yang dapat mengganggu performa dan produktivitas Anda.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar