Anda mungkin pernah atau sering mendengar tentang akselerasi di sekolah. Namun, tahukah Anda apa yang dimaksud dengan akselerasi sekolah? Lalu, apakah semua anak bisa ikut akselerasi di sekolah dan apa saja persyaratannya? Ketahui selengkapnya di bawah ini.
Apa itu kelas akselerasi di sekolah?
Akselerasi di sekolah adalah istilah ketika anak naik kelas lebih cepat atau melompati kelas tertentu.
Maureen Marron dari Connie Belin and Jacqueline N. Blank International Center for Gifted Education and Talent Development, menyatakan bahwa program akselerasi sekolah berfungsi sebagai metode pembelajaran untuk menyamakan kurikulum belajar dengan kemampuan belajar anak.
Melalui akselerasi, anak yang dianggap atau dinilai memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari anak-anak seusianya diperbolehkan untuk belajar lebih cepat.
Ini artinya, anak bisa menyelesaikan materi pembelajaran lebih awal dibandingkan teman-temannya.
Jika anak berhasil lulus ujian yang diberikan, ia bisa langsung melanjutkan ke kelas berikutnya tanpa harus menyesuaikan dengan usianya.
Dilansir dari Australian Association for the Education of the Gifted and Talented, ada beberapa program percepatan atau akselerasi, antara lain sebagai berikut.
1. Loncat kelas
Pada program ini, siswa bisa melompati 1 kelas atau lebih. Sebagai contoh, siswa naik dari kelas 3 sekolah dasar (SD) langsung ke kelas 5 SD.
2. Masuk sekolah lebih awal
Program ini memperbolehkan siswa untuk mulai bersekolah pada usia yang lebih muda dari murid lainnya.
3. Percepatan kelas
Melalui percepatan kelas, siswa bisa belajar dengan 2 atau lebih kurikulum dalam waktu yang lebih cepat dari jumlah tahun akademik normal.
Artinya, dalam 1 tahun, anak bisa belajar mata pelajaran untuk 2 kelas atau lebih sekaligus.
4. Percepatan berbasis mata pelajaran
Pada program ini, siswa belajar di tingkat kelas yang lebih tinggi untuk mata pelajaran tertentu. Program ini dapat dilakukan dengan cara berikut.
- Belajar di kelas mereka sendiri, tetapi mengerjakan materi kelas yang lebih tinggi.
- Menghadiri kelas-kelas yang lebih tinggi untuk mata pelajaran tersebut.
- Melalui pendaftaran ganda, yaitu dengan mendaftar di tingkat sekolah yang lebih tinggi untuk mata pelajaran tertentu. Misalnya, mempelajari mata pelajaran universitas saat masih di sekolah menengah.
Perlukah anak ikut akselerasi di sekolah?
Jawaban pertanyaan ini tergantung dari kemampuan dan potensi masing-masing anak.
Untuk mengatahui apakah anak Anda pelu mengikuti kelas akselerasi, berikut beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.
1. Memiliki kecerdasan akademik
Beberapa anak memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata. Kemampuan ini memungkinkan anak untuk menyerap pelajaran dengan lebih cepat.
Sayangnya, anak yang memiliki kemampuan belajar yang lebih cepat dari anak-anak lainnya dapat merasa bosan di kelas.
Jumlah siswa yang banyak dengan kemampuan yang beragam mengharuskan guru di sekolah mengajar dengan tempo yang lambat.
Ini untuk mencegah adanya murid yang merasa tertinggal dan belum memahami materi pembelajaran.
Namun, hal ini justru bisa membuat anak yang pintar dan cepat memahami materi merasa mudah bosan karena harus menunggu teman yang lain paham dan mengulang materi yang sama.
Padahal, ia seharusnya sudah bisa belajar dan paham lebih banyak ilmu dan materi pembelajaran.
2. Memiliki motivasi belajar
Banyak orangtua yang masih takut untuk mengizinkan anak mereka ikut kelas atau progaram akselerasi.
Alasannya biasanya karena mereka takut si Kecil belum siap secara psikologis dan tidak bisa beradaptasi karena usianya yang lebih mudah dibandingkan anak-anak lain yang belajar materi yang sama.
Oleh karena itu, motivasi belajar anak untuk menjalani kelas akselerasi juga harus diperhatikan.
Pasalnya, anak kemungkinan akan mendapatkan jam pelajaran yang lebih banyak atau harus bergaul dengan teman-teman yang berusia lebih tua saat mengikuti akselerasi di sekolah.
Apa syarat ikut akselerasi sekolah?
Untuk bisa ikut akselerasi di sekolah, kemampuan anak harus diukur terlebih dahulu. Ini meliputi kemampuan akademik dan psikologi anak.
Pemeriksaan akan dilakukan oleh seorang psikolog pendidikan yang ahli dalam menangani anak-anak berbakat.
Berikut beberapa tes yang akan dilakukan sebelum anak ikut akselerasi.
1. Tes IQ
Tes IQ berfungsi untuk mengukur tingkat kecerdasan anak secara tepat. Untuk bisa ikut akselerasi di sekolah, anak umumnya paling tidak memiliki tinggi IQ 130 atau lebih.
Namun, ini juga harus disertai dengan kemampuan akademis yang melebihi rata-rata di semua mata pelajaran.
2. Tes kemampuan emosional
Tes ini dilakukan untuk mengetahui kesehatan anak secara emosional. Anak yang ikut akselerasi tidak boleh memiliki gangguan emosional dan sosial yang berat.
Namun, hal ini sebenarnya cukup sulit untuk dipastikan. Sekolah mungkin akan menganggap anak yang memiliki masalah perilaku dan kesulitan untuk bergaul sebagai tanda anak belum memiliki kedewasaan secara emosi dan sosial.
Padahal, terkadang anak yang pintar bisa merasa tidak cocok dengan teman sebayanya dan lebih mudah berteman dengan anak atau orang yang lebih tua.
Ini mungkin bisa terlihat jika anak bisa bergaul dengan lebih baik setelah mengikuti akselerasi dan berada di kelas yang lebih tinggi dari usianya.
Selain itu, anak juga harus memiliki motivasi dan kegigihan untuk belajar dengan baik.
Masa pecobaan akelerasi sekolah
Penting untuk memastikan apakah seorang anak tepat untuk mengikuti akselerasi sekolah. Masa percobaan perlu dilakukan dengan menempatkan anak selama beberapa waktu di kelas yang lebih tinggi.
Hasil dari masa percobaan ini kemudian bisa digunakan sebagai acuan dan pertimbangan untuk menentukan apakah anak bisa mengikut akselerasi di sekolah.
Jika masa percobaan program akselerasi tidak berhasil, anak dapat kembali ke kelas reguler. Sementara jika siswa memiliki kemajuan sangat pesat dalam satu tahun, mungkin dapat dipertimbangkan untuk melakukan akselerasi lebih lanjut.
Apa saja kelebihan akselerasi sekolah?
Sebelum memutuskan apakah program akselerasi tepat untuk anak Anda, ada baiknya Anda mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan akselerasi sekolah.
Faktanya, sudah banyak bukti anak yang ikut akselerasi bisa mendapat banyak keuntungan, Sebaliknya, anak yang tidak ikut padahal seharusnya mampu malah merasa dirugikan.
Maka itu, banyak peneliti yang menyarankan bagi anak yang berbakat dan memiliki kecerdasan di atas rata-rata untuk ikut akselerasi. Ini untuk mendukung anak agar bisa mencapai potensi yang dimiliki secara penuh.
Berikut kelebihan yang bisa didapat oleh anak jika mengikuti program akselerasi.
1. Kepuasan akademik
Anak yang ikut akselerasi di sekolah umumnya tidak merasa kesulitan. Sebaliknya, ia malah merasa lebih tertantang dan bersemangat untuk belajar.
Ini dibuktikan dengan nilai-nilai yang lebih baik dari teman-teman sebayanya atau setara dengan anak yang lebih tua saat mengerjakan soal dengan tingkat kesulitan yang sama.
2. Mendapat teman yang sama pintar
Beberapa studi menunjukkan anak yang memiliki teman yang sama pintar akan memiliki kemampuan sosial dan akademik yang lebih baik.
Meski tidak memiliki umur yang sama, anak yang ikut akselerasi mungkin merasa lebih nyaman berinteraksi dengan anak yang lebih tua tapi memiliki tingkat kecerdasan dan gaya belajar yang sama.
3. Menurunkan risiko gangguan perilaku
Anak yang pintar dan berbakat diketahui menghabiskan sekitar 50% waktu di dalam kelas hanya untuk menunggu teman sebayanya paham materi yang diajarkan.
Akibatnya, anak mugkin akan mencari hal lain yang bisa membantunya merasa lebih sibuk di kelas, misalnya mengganggu temannya saat sedang belajar.
Sebaliknya, jika anak merasa tertantang untuk selalu belajar saat di kelas, ia tidak akan memiliki keinginan dan waktu untuk melakukan kenakalan kepada temannya.
Adakah kekurangan akselerasi sekolah?
Meski terbukti memiliki banyak kelebihan, tetapi kekurangan yang mungkin timbul pada anak akibat program akselerasi di sekolah juga tidak dapat diacuhkan.
Ada beberapa kesulitan yang mungkin harus dihadapi oleh anak saat ikut akselerasi sekolah, di antaranya sebagai berikut.
1. Belum siap secara emosional
Anak yang berbakat mungkin mengalami perkembangan asinkron, yaitu ketika anak berkembang pesat secara akademis tetapi belum matang secara emosional.
Jika seorang anak sudah tertinggal dari teman sebayanya secara emosional dan sosial, akselerasi ke kelompok usia yang lebih tua dapat memperparah kondisi ini, terutama jika tidak banyak siswa akselerasi lainnya.
Meski tidak menjadi masalah bagi semua anak berbakat, penting bagi orangtua untuk mempertimbangkan kesiapan emosional anak dan apakah mereka dapat mengatasi tekanan menjadi anak yang paling muda di kelas.
2. Tantangan tidak terduga
Anak yang ikut akselerasi mungkin selalu menduduki peringkat tertinggi dan menjadi paling pintar di kelas sebelumnya.
Namun, saat ikut belajar di kelas yang lebih tinggi, ia mungkin tidak mendapat peringkat yang lebih tinggi karena memiliki tingkat kecerdasan yang sama dengan teman lainnya di kelas.
Hal ini bisa menyebabkan anak stres dan frustasi karena tidak biasa mendapat peringkat yang lebih rendah dari teman-temannya.
3. Perundungan
Saat ikut akselerasi, anak akan berusia lebih muda dari teman lainnya di kelas. Ia mungkin akan merasakan perbedaan dari segi fisik, seperti tubuh yang lebih pendek atau kecil.
Perbedaan fisik tersebut bisa membuat anak lebih rentan menjadi korban perundungan (bully) dari teman-temannya di kelas, meski hal ini tidak selalu terjadi.
Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan setiap kelebihan dan kekurangan untuk memutuskan apakah program akselerasi di sekolah merupakan hal yang tepat untuk anak Anda.
Nah, itulah berbagai informasi seputar akselerasi sekolah. Semoga bermanfaat untuk mendukung pendidikan si Kecil!
[embed-health-tool-vaccination-tool]