Tes IQ sering kali dianggap sebagai cara untuk menilai kecerdasan seseorang. Ada pula yang menganggap hasil tes IQ sebagai penentu kesuksesan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Klinik Chika Medika
Tes IQ sering kali dianggap sebagai cara untuk menilai kecerdasan seseorang. Ada pula yang menganggap hasil tes IQ sebagai penentu kesuksesan.
Namun, benarkah demikian? Apa sebenarnya tes IQ itu? Untuk menjawabnya, simak fakta seputar tes IQ berikut ini!
Tes Intelligent Quotient (IQ) adalah penilaian untuk mengukur kemampuan kognitif seseorang.
Kemampuan kognitif sendiri merupakan kemampuan inti otak Anda untuk berpikir, belajar, mengingat, dan memusatkan perhatian.
Hasil tes IQ dianggap sebagai ukuran kemampuan dan potensi intelektual yang dimiliki seseorang.
Sejak pertama kali ditemukan oleh Alfred Binet pada awal abad ke-20 dan dikembangkan oleh Charles Spearman, sampai saat ini tes IQ masih sering digunakan sampai sekarang.
Beberapa aspek yang dinilai pada tes IQ adalah kemampuan berbahasa, matematika, penyimpanan memori, kecepatan dalam memproses atau mempelajari hal baru, pemrosesan visual, dan kemampuan penalaran.
Berikut adalah tingkatan skor atau nilai tes IQ dari rendah ke tinggi.
Berdasarkan nilai tersebut, dapat dilihat bahwa nilai IQ normal berada pada kisaran angka 90–109.
Pemilik skor IQ tinggi kerap dianggap sebagai seseorang yang memiliki kemampuan akademis yang baik. Meskipun begitu, skor IQ tidak bisa dijadikan satu-satunya penentu kecerdasan seseorang.
Secara umum, tes IQ memiliki beberapa fungsi seperti berikut.
Jika khawatir dengan nilai IQ yang rendah, Anda bisa melakukan pemeriksaan lain sebagai penunjang, seperti pemeriksaan keterampilan adaptif atau tes kejiwaan.
Sebelum memutuskan untuk mengikuti tes IQ, berikut beberapa fakta yang sebaiknya Anda ketahui terlebih dahulu seputar tes ini.
Perlu diingat bahwa tes IQ hanya menunjukkan kecerdasan kognitif. Kenyataannya, kecerdasan tidak hanya terbatas soal logika dan penalaran.
Kecerdasan seseorang juga bisa mencakup kecerdasan spiritual, empati, sosial, dan kreativitas yang tidak bisa diukur dengan tes IQ.
Selain itu, otak manusia saat ini telah berevolusi menjadi begitu kompleks. Alhasil, tes IQ yang didasarkan pada kondisi otak di masa lalu menjadi kurang relevan.
Lingkungan, akses pendidikan, dan proses adaptasi merupakan beberapa faktor yang bisa membuat skor IQ seseorang berubah seiring waktu.
Faktanya, skor IQ rata-rata memang meningkat antargenerasi. Fenomena yang dikenal sebagai Flynn Effect ini terjadi berkat akses pendidikan dan informasi yang semakin mudah didapat.
Perubahan skor IQ juga berkaitan dengan perkembangan otak seiring bertambahnya usia. Perkembangan otak anak-anak belum sempurna sehingga hasil tes yang dilakukan anak-anak cenderung lebih rendah.
Oleh karena itu, Anda tidak perlu terkejut apabila skor IQ Anda meningkat atau justru menurun dibandingkan hasil tes IQ yang pertama kali.
Sampai saat ini, belum ada penelitian yang memadai untuk membuktikan hubungan antara IQ tinggi dengan gangguan mental.
Hanya saja, seseorang dengan IQ tinggi dianggap bisa menerima respons yang lebih kuat terhadap rangsangan di sekitarnya.
Kondisi tersebut membuat mereka dinilai lebih rentan mengalami gangguan kecemasan, depresi, dan gangguan mental lainnya.
Namun, perlu diingat bahwa kondisi mental seseorang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk genetika dan lingkungan yang tidak bisa diukur menggunakan tes IQ.
Mengutip dari laman Medline Plus, berikut adalah beberapa jenis tes yang bisa digunakan untuk mengukur IQ seseorang.
Meski memiliki rentang penilaian yang sama, setiap jenis tes mungkin memberikan hasil yang berbeda.
Kecerdasan merupakan kombinasi dari banyak faktor, termasuk emosional, kepekaan sosial, dan tentu saja kemampuan kognitif.
Maka dari itu, karena tes IQ hanya bisa menilai kemampuan kognitif, dapat disimpulkan bahwa skor IQ yang rendah tidak menandakan orang itu bodoh.
Seseorang dengan skor IQ rendah masih bisa memiliki potensi lain di luar bidang akademik, seperti olahraga, musik, atau kemampuan praktikal.
Apa pun hasilnya, tes IQ untuk mengukur kecerdasan kognitif ini bukanlah penentu yang dapat memprediksi masa depan Anda. Terlebih lagi, karakter manusia lebih kompleks dari sekadar tingkat kecerdasan.
Oleh karena itu, jangan biarkan hasil skor IQ menghalangi Anda untuk menggapai impian dan kesuksesan.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar