Vasopressin adalah obat yang digunakan untuk mengatasi diabetes insipidus. Kondisi ini biasanya disebabkan karena kurangnya hormon pada kelenjar hipofisis alami di dalam tubuh. Ketahui lebih dalam mengenai dosis dan aturan pakai vasopressin atau vasopresin melalui penjelasan berikut.
Golongan obat: Hormon antidiuretik
Merek dagang: Farpresin
Apa itu obat vasopressin?
Vasopressin adalah hormon antidiuretik yang normalnya diproduksi oleh kelenjar hipofisis. Hipofisis adalah kelenjar yang bekerja di ginjal dan pembuluh darah.
Obat ini bekerja dengan cara mengontrol frekuensi buang air kecil, peningkatan rasa haus, dan hilangnya air di dalam tubuh yang disebabkan oleh diabetes insipidus.
Penyakit diabetes insipidus adalah kondisi yang menyebabkan tubuh kehilangan terlalu banyak air hingga mengalami dehidrasi.
Selain itu, vasopresin digunakan untuk mencegah dan mengobati distensi (penumpukan gas atau cairan) pada perut yang biasanya terjadi setelah operasi.
Tidak hanya itu, obat vasopressin dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan tekanan darah pada orang dewasa dengan menyempitkan pembuluh darah.
Obat ini termasuk dalam golongan obat keras dan diberikan hanya dalam pengawasan dokter. Oleh karena itu, setiap pembeliannya harus menggunakan resep dokter.
Ikuti aturan yang diberikan oleh dokter atau apoteker sebelum memulai pengobatan. Jika Anda memiliki pertanyaan, segera konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.
Dosis obat vasopressin
Obat vasopressin hanya tersedia dalam bentuk cairan injeksi. Adapun dosis obatnya menyesuaikan dengan sediaan obat, kegunaan, dan usia pasiennya.
Berikut adalah dosis obat vasopressin berdasarkan laman MIMS.
1. Diabetes insipidus
- Dewasa: Pada asal non-nefrogenik, dosis awal 5-20 unit (0,25-1 mL) melalui injeksi SC (subkutan) atau IM (intramuskuler) setiap 4 jam.
2. Kontrol awal perdarahan varises
- Dewasa: Dosis awal 20 unit dalam 100 mL dekstrosa 5% diinfuskan selama 15 menit.
3. Syok
- Dewasa: Diberikan pada pasien hipotensi (darah rendah) dengan syok vasodilatasi yang tetap rendah meskipun telah diberikan cairan dan katekolamin.
- Syok pascakardiotomi: Dosis awal 0,3 unit/menit, maksimal: 0,1 unit/menit.
- Syok septik: Dosis awal 0,01 unit/menit, maksimal: 0,07 unit/menit. Semua dosis dititrasi (penambahan larutan) hingga 0,005 unit/menit dengan interval 10-15 menit sampai tekanan darah target tercapai.
Dosis vasopressin dapat disesuaikan, ditunda, atau dihentikan tergantung pada bagaimana Anda menolerir obat selama setiap siklus pengobatan.
Oleh karena itu, pastikan Anda selalu mengikuti petunjuk dokter ketika menggunakannya.
Aturan pakai obat vasopressin
Vasopressin diberikan dengan cara disuntikkan ke otot atau di bawah kulit. Petugas kesehatan akan membantu menyuntikkannya pada Anda.
Obat ini biasanya digunakan sesuai kebutuhan setiap 3—4 jam. Rentan waktu antar dosis tergantung respons tubuh Anda terhadap obat.
Untuk mengobati diabetes insipidus, vasopresin terkadang diberikan ke hidung menggunakan semprot hidung atau penetes obat, atau dengan memasukkan kapas yang telah dibasahi dengan vasopressin.
Injeksi vasopressin biasanya diberikan sebelum melakukan X-ray perut.
Dokter juga akan menganjurkan Anda untuk menerima prosedur pemasukan cairan ke dalam kolon melalui anus (enema) sebelum mendapat dosis pertama vasopressin.
Jangan menambah dosis atau minum obat ini lebih sering tanpa persetujuan dokter.
Kondisi Anda tidak akan membaik dengan lebih cepat dan risiko efek samping serius mungkin meningkat.
Efek samping obat vasopressin
Segera dapatkan bantuan medis darurat bila Anda mengalami tanda reaksi alergi, seperti ruam, gatal, sulit bernapas, detak jantung cepat, hingga pembengkakan di lidah atau tenggorokan.
Beri tahukan kepada dokter jika Anda mengalami efek samping serius, di antaranya sebagai berikut.
- Denyut jantung lambat atau tidak terasa.
- Gangguan napas atau terengah-engah.
- Nyeri dada atau terasa berat, nyeri menyebar ke lengan atau bahu, mual, berkeringat, tidak enak badan.
- Kesemutan atau baal pada tangan atau kaki.
- Kulit berubah warna.
- Berat badan cepat bertambah.
- Terasa seperti melayang, pingsan.
- Mual atau nyeri perut hebat.
Hubungi dokter segera apabila Anda mengalami efek samping ringan yang mungkin terjadi, seperti berikut.
- Nyeri perut ringan hingga kembung.
- Pusing.
- Sakit kepala berdenyut.
Tidak semua orang mengalami efek samping tersebut. Mungkin pula ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas.
Bila Anda khawatir mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah kepada dokter atau apoteker Anda.
Peringatan dan perhatian saat pakai obat vasopressin
Sebelum memutuskan untuk menggunakan obat ini, pertimbangkan dulu manfaat dan risikonya. Ini adalah keputusan yang harus dibuat setelah berdiskusi dengan dokter Anda.
Pastikan selalu beri tahu kepada dokter mengenai kondisi medis yang Anda miliki untuk menghindari hal-hal buruk yang tidak diinginkan.
Untuk memastikan vasopressin aman, informasikan pula kepada dokter jika Anda memiliki kondisi di bawah ini.
- Jantung koroner (arteri mengeras).
- Penyakit jantung.
- Penyakit ginjal.
- Asma.
- Migrain.
- Epilepsi atau penyakit kejang lain.
Selain itu, minumlah 1 atau 2 gelas air putih saat mendapatkan dosis obat ini untuk mencegah atau mengurangi rasa mual, kram, dan area kulit yang pucat.
Meski begitu, efek samping ini biasanya hanya berlangsung beberapa menit.
Apabila Anda ragu untuk memastikan berapa banyak cairan yang harus diminum setiap hari, konsultasikanlah dengan dokter untuk menjalani pemeriksaan medis terlebih dahulu.
Penyimpanan obat vasopressin
Ada beberapa tata cara penyimpanan obat vasopresin yang harus Anda perhatikan.
Simpan obat pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya dan kelembapan. Jangan simpan di dalam kamar mandi dan jangan dibekukan.
Merek lain dari obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda.
Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda. Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
Jangan menyiram obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila diinstruksikan. Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak diperlukan lagi.
Konsultasikan dengan apoteker atau perusahaan pembuangan limbah lokal untuk detail lebih mendalam tentang bagaimana membuang produk obat secara aman.
Apakah obat vasopressin aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan obat ini pada ibu hamil atau menyusui.
Selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini.
Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C menurut US Food and Drugs Administration (FDA).
Artinya, belum ada informasi yang memadai tentang keamanan dalam menggunakan obat ini selama masa kehamilan dan menyusui.
Selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini.
Interaksi obat vasopressin dengan obat lain
Vasopressin termasuk obat yang bisa berinteraksi dengan obat lain.
Meskipun obat-obat tertentu tidak boleh digunakan bersamaan sekaligus, dalam kasus lain, dua obat yang berbeda dapat digunakan bersama-sama bahkan jika interaksi mungkin terjadi.
Berikut adalah beberapa obat yang diketahui dapat berinteraksi dengan vasopresin:
- mekamilamin,
- TCA,
- SSRI,
- karbamazepin,
- haloperidol,
- klorpropamid,
- metildopa,
- enalapril,
- clofibrate,
- fludrokortison,
- urea,
- pentamidin,
- ifosfamid,
- siklofosfamid,
- vincristine,
- felbamate
- clozapine,
- lithium,
- foscarnet,
- demeclocycline,
- heparin,
- alkohol, dan
- norepinefrin.
Dalam kasus ini, dokter Anda mungkin akan mengubah dosis atau melakukan tindakan pencegahan lainnya yang mungkin diperlukan.
Oleh karena itu, beri tahu ahli kesehatan Anda jika Anda sedang mengonsumsi obat resep atau obat lain yang beredar di pasaran.
Menggunakan obat ini dengan salah satu obat-obatan di atas mungkin tidak dianjurkan.
Dokter Anda mungkin memutuskan untuk tidak memberikan obat ini pada Anda atau mengubah beberapa obat lain yang Anda gunakan.
[embed-health-tool-bmi]