Ada banyak pilihan obat hormonal yang umum digunakan untuk mengatasi berbagai masalah pada sistem reproduksi wanita. Dari banyaknya pilihan tersebut, norethisterone adalah salah satunya. Ketahui aturan pakai dan ketentuan lain tentang penggunaan obat ini melalui ulasan berikut.
Golongan obat: Hormon
Merek dagang: Luteron, Norestril, Retrogest, Norethisterone, Norestril, Regumen, Meprolut, Novasteron, Primolut N, Norelut, Norestril, Nosthyra
Apa itu obat norethisterone?
Norethisterone (noretisterone) adalah obat yang tergolong ke dalam kelompok progestogen. Progestogen itu sendiri mirip dengan hormon progesteron yang secara alami ada di tubuh wanita.
Obat ini umumnya digunakan untuk mengobati endometriosis, yaitu kondisi ketika jaringan dinding rahim tumbuh secara abnormal di luar rahim seorang wanita.
Selain kegunaan tersebut, obat norethisterone juga umum digunakan untuk mengobati berbagai gangguan menstruasi, seperti:
- haid tidak teratur,
- tidak haid,
- nyeri haid (dismenore),
- darah haid yang berlebihan (menorrhagia), serta
- sindrom prahaid atau premenstrual syndrome (PMS).
Noretisterone juga dapat digunakan untuk mengatasi perdarahan uterus abnormal lainnya, mengatasi kanker payudara, serta sebagai pil KB untuk mencegah kehamilan.
Obat ini juga mungkin dokter resepkan untuk mengatasi kondisi medis lainnya. Tanyakan kepada dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut.
Dosis obat norethisterone
Di Indonesia, norethisterone tersedia dalam bentuk tablet 5 mg yang digunakan secara oral (minum). Sementara dosisnya menyesuaikan dengan kegunaan obat.
Melansir MIMS, berikut adalah dosis obat noretisterone sesuai dengan masing-masing kegunaannya.
1. Menorrhagia
Dosis untuk orang dewasa, yaitu 5 mg, dua sampai tiga kali sehari dari hari ke-19 hingga ke-26 siklus menstruasi (hari pertama menstruasi sebagai hari ke-1).
2. Perdarahan uterus abnormal
Dosis untuk orang dewasa, yaitu 5 mg tiga kali sehari selama 10 hari. Untuk mencegah kekambuhan, dosisnya, yaitu 5 mg dua kali sehari dari hari ke-19 sampai ke-26 dari dua siklus berikutnya.
Sebagai norethisterone asetat, dosisnya, yaitu 2,5 – 10 mg setiap hari selama 5 – 10 hari.
3. Penundaan menstruasi
Dosis untuk orang dewasa, yaitu 5 mg tiga kali sehari hingga 14 hari, dimulai pada tiga hari sebelum perkiraan awal menstruasi.
4. Premenstrual syndrome
Dosis untuk orang dewasa, yaitu 5 mg dua hingga tiga kali sehari pada hari ke-19 hingga ke-26 siklus menstruasi. Dosis dapat diulangi untuk beberapa siklus.
5. Dismenore
Dosis untuk orang dewasa, yaitu 5 mg tiga kali sehari selama 20 hari, dimulai pada hari ke-5 siklus menstruasi. Pertahankan pengobatan selama 3 – 4 siklus yang diikuti dengan siklus bebas pengobatan.
6. Kontrasepsi
Dosis untuk orang dewasa, yaitu 0,35 mg setiap hari, dimulai pada hari pertama menstruasi, setelah aborsi atau keguguran, atau pada hari ke-21 setelah melahirkan.
Minum obat secara terus menerus selama kontrasepsi diinginkan.
7. Endometriosis
Dosis untuk orang dewasa, yaitu 10 – 20 mg setiap hari mulai antara hari pertama dan ke-5 siklus, terus menerus selama 4 – 6 bulan atau lebih.
Sebagai norethisterone asetat, dosisnya, yaitu 5 – 15 mg setiap hari, mulai dari 5 mg per hari dan meningkat sebesar 2,5 mg dengan jarak 14 hari. Minum terus menerus selama 6 – 9 bulan.
Dosis untuk setiap orang bisa berbeda, tergantung pada kegunaan dan kondisi pasien. Selalu ikuti ketentuan yang dokter berikan untuk mengatasi kondisi Anda secara tepat.
Aturan pakai obat norethisterone
Selalu ikuti aturan pakai obat yang telah dokter berikan atau yang tertera pada label kemasan sebelum memulai pengobatan.
Jangan mengurangi atau melebihkan dosis obat atau mengonsumsinya lebih sering dari yang dokter tentukan.
Jika Anda mengonsumsi obat lebih banyak atau sering dari yang seharusnya, tanyakan kepada dokter untuk tindakan selanjutnya.
Obat ini bisa Anda minum dengan atau tanpa makanan. Cobalah untuk meminumnya secara teratur pada waktu yang sama setiap hari agar hasilnya efektif.
Apabila Anda lupa atau melewatkan satu dosis obat, lewati dosis yang terlupakan dan kembali ke jadwal dosis yang biasa. Intinya, jangan menggandakan dosis obat Anda.
Anda pun sebaiknya tidak berhenti mengonsumsi obat tanpa sepengetahuan dokter, meski Anda sudah merasa lebih baik.
Jika Anda masih belum yakin atau paham tentang aturan pakainya, mintalah kepada dokter atau apoteker untuk menjelaskan kembali perihal ini.
Efek samping obat norethisterone
Mintalah bantuan medis segera jika Anda mengalami reaksi alergi setelah mengonsumsi obat ini, seperti gatal-gatal, kesulitan bernapas, atau bengkak pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
Hentikan penggunaan obat dan hubungi dokter jika Anda mengalami gejala efek samping serius, seperti di bawah ini.
- Sulit bernapas atau dada terasa tidak nyaman.
- Sakit kepala parah atau migrain.
- Gangguan penglihatan. ‘
- Perdarahan dari vagina yang tidak normal.
- Kulit atau bagian putih mata menguning.
- Depresi.
- Tanda-tanda trombosis, seperti nyeri dada yang tiba-tiba dan parah, batu berdarah, sesak napas, serta jantung berdetak lebih cepat.
Efek samping yang lebih umum dan tidak begitu serius juga bisa terjadi. Di antaranya adalah sebagai berikut.
- Tidak menstruasi.
- Sakit kepala.
- Pusing.
- Mual.
- Perubahan berat badan.
- Nyeri atau bengkak pada payudara.
- Muncul jerawat.
- Keluar bercak atau darah dari vagina.
- Ruam.
- Pembengkakan pada tungkai kaki, tangan, atau kaki.
Tidak semua orang mengalami efek samping tersebut. Mungkin pula ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas.
Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.
Peringatan dan perhatian saat pakai obat norethisterone
Anda tidak dianjurkan untuk mengonsumsi obat ini jika memiliki kondisi medis seperti berikut.
- Alergi terhadap norethisterone, obat hormon lainnya yang mirip, atau kandungan lain dalam obat ini.
- Gangguan pembekuan darah.
- Nyeri dada atau angina.
- Serangan jantung atau stroke belum lama ini.
- Penyakit hati atau liver.
- Riwayat kanker payudara.
- Perdarahan vagina yang tidak biasa dan tak diketahui penyebab pastinya.
- Missed abortion, yaitu keguguran yang terjadi tanpa gejala.
- Sedang hamil atau merencanakan kehamilan.
- Pruritus atau gatal yang umum dan parah di seluruh tubuh.
- Porfiria, yaitu penyakit darah bawaan yang langka.
- Pernah mengalami kehamilan di mana Anda menderita penyakit kuning atau ruam gatal yang disebut sebagai pemfigod gestasi.
Untuk memastikan noretisterone aman untuk Anda konsumsi, informasikan pula kepada dokter jika Anda memiliki kondisi medis tertentu, terutama di bawah ini.
- Penyakit jantung atau faktor risikonya, seperti tekanan darah tinggi atau kolesterol tinggi.
- Epilepsi.
- Asma.
- Migrain.
- Penyakit ginjal.
- Depresi.
- Lupus eritematosus sistemik, yaitu penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan.
- Sedang menyusui.
Pada kondisi di atas, dokter mungkin perlu menyesuaikan dosis obat atau memantau kondisi Anda terkait kemungkinan munculnya efek samping.
Perlu Anda pahami, mengonsumsi obat hormon, seperti noretisterone, sedikit meningkatkan risiko tromboemboli vena dengan pembentukan gumpalan darah di pembuluh darah kaki, paru-paru, atau bagian tubuh lainnya.
Meski begitu, baik mengonsumsi noretisterone maupun tidak, Anda lebih berisiko mengalami gumpalan darah jika memiliki kondisi berikut.
- Kelebihan berat badan.
- Menderita lupus eritematosus sistemik.
- Pernah mengalami penggumpalan darah atau memiliki saudara dengan riwayat tersebut.
- Tidak dapat bergerak dalam waktu lama, misal setelah operasi.
- Mengalami cedera serius atau menjalani operasi besar.
- Riwayat keguguran berulang.
Bagaimana cara penyimpanan norethisterone?
Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan, tidak lebih dari 25° Celsius. Pastikan obat ini masih tersimpan dalam bungkus aslinya.
Jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan simpan obat di kamar mandi. Jauhkan pula semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
Selalu periksa kelayakan produk dan tanggal kedaluwarsa obat sebelum digunakan.
Bila sudah tak digunakan atau habis masa berlakunya, sebaiknya kembalikan obat kepada klinik, rumah sakit, atau apotek untuk dibuang sesuai ketentuan limbah medis.
Bila masih bingung, cek label kemasan atau tanyakan kepada apoteker untuk informasi lebih lanjut mengenai cara aman membuang obat Anda.
Apakah obat norethisterone aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori X (kontraindikasi) menurut US Food and Drugs Administration (FDA).
Artinya, obat ini tidak boleh dikonsumsi selama kehamilan karena bisa memengaruhi janin yang sedang berkembang.
Oleh karena itu, beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, berpikir hamil, atau merencanakan kehamilan. Dokter akan memberikan pengobatan yang tepat sesuai kondisi Anda.
Apabila sedang menyusui, mintalah saran kepada dokter sebelum menggunakan obat ini.
Dokter akan mempertimbangkan manfaat dan risiko dari obat ini untuk Anda serta memberi saran apakah Anda perlu berhenti menyusui jika mengonsumsinya.
Interaksi obat norethisterone dengan obat lain
Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat Anda atau meningkatkan risiko efek samping yang serius.
Oleh karena itu, beri tahu kepada dokter mengenai semua obat yang sedang Anda konsumsi, termasuk obat resep, yang bisa dibeli bebas di apotek, serta suplemen dan juga obat herbal.
Jangan memulai, menghentikan, atau mengganti dosis obat apa pun tanpa persetujuan dokter.
Berikut adalah beberapa obat yang diketahui bisa berinteraksi dengan noretisterone jika dikonsumsi secara bersamaan.
- Obat epilepsi, seperti phenytoin, carbamazepine, oxycarbazepine, phenobarbital, atau primidone.
- Obat-obatan antikanker.
- Obat-obatan untuk tekanan darah tinggi.
- Obat NSAID untuk mengobati nyeri dan peradangan.
- Antibiotik untuk mengatasi infeksi, seperti rifampicin, tetracyclines, atau co-trimoxazole.
- Obat antivirus, seperti ritonavir atau nelfinavir.
- Obat-obatan untuk infeksi jamur, seperti griseofulvin.
- Aminoglutethimide, yang terkadang digunakan untuk sindrom Cushing.
- Ciclosporin, yaitu obat penekan sistem imun.
- Obat herbal St John’s wort.
Mungkin ada obat lainnya yang bisa berinteraksi dengan norethisterone. Tanyakan pada dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut.
[embed-health-tool-bmi]