backup og meta

Jenis-Jenis Narkoba Paling Mematikan di Dunia

Jenis-Jenis Narkoba Paling Mematikan di Dunia

Narkoba adalah pembunuh generasi muda. Anda pasti telah mengetahui berbagai macam narkoba yang banyak beredar di Indonesia, seperti ganja, shabu, heroin, dan kokain. BNN (Badan Narkotika Nasional) mengatakan bahwa sekitar 50 orang meninggal setiap hari karena narkotika dan obat-obatan terlarang tersebut. Namun, selain jenis-jenis narkoba yang sering kita dengar, ternyata masih banyak narkoba jenis lainnya di dunia ini yang bahkan lebih mematikan ketika dikonsumsi. Mari kita lihat apa saja jenis-jenis narkoba yang paling mematikan, berikut ini.

7 jenis narkoba paling mematikan di dunia

Menurut penelitian, ketujuh narkoba ini merupakan jenis yang sangat mematikan di antara banyak jenis lainnya. Berikut adalah peringkat narkoba pembunuh generasi muda dari peringkat ketujuh hingga peringkat pertama:

7. Shabu kristal

Ini adalah zat yang paling merusak di dunia. Shabu dikembangkan pada tahun 1887, dan banyak digunakan pada Perang Dunia ke-2 untuk membuat pasukan terus terjaga. Efek shabu menghancurkan. Dalam penggunaan jangka pendek efeknya adalah sulit untuk tidur dan merasa cemas. Namun dalam jangka panjang, shabu akan menyebabkan tubuh rusak akibat kerusakan pada otak dan pembuluh darah.

6. AH-7921

AH-7921 adalah opioid sintetik yang sebelumnya dijual online secara legal hingga ia menjadi obat Kelas A pada bulan Januari 2015. Obat ini diyakini memiliki 80% potensi morfin, sehingga ia dikenal sebagai heroin legal. Meskipun hanya ada satu kematian di Inggris yang terkait dengan AH-7921, namun obat ini diyakini sangat berbahaya dan mampu menyebabkan berhentinya pernapasan dan gangren (kematian jaringan tubuh).

5. Flakka

Flakka adalah stimulan yang mirip dengan bahan kimia seperi amfetamin yang ditemukan dalam “bath salts” (salah satu jenis narkoba). Meskipun pada awalnya narkoba ini dipasarkan sebagai alternatif legal untuk ekstasi, namun efeknya berbeda secara signifikan. Pengguna flakka akan merasakan peningkatan denyut jantung, peningkatan emosi, dan jika telah dicerna, dapat menyebabkan halusinasi yang kuat. Narkoba ini dapat menyebabkan kerusakan psikologis permanen, karena ia mempengaruhi neuron pengatur suasana hati yang menjaga sertraline pikiran dan dopamin terkendali. Selain itu, narkoba jenis ini juga dapat mengakibatkan gagal jantung.

4. Heroin

Diciptakan pada tahun 1874 oleh C.R. Alder Wright, heroin merupakan salah satu obat tertua di dunia. Pada awalnya, heroin diresepkan sebagai obat penghilang rasa sakit yang sangat kuat untuk mengobati nyeri kronis dan trauma fisik. Namun, pada tahun 1971 ia dinyatakan ilegal oleh Misuse of Drugs Act. Sejak saat itu, heroin dianggap sebagai salah satu zat yang merusak masyarakat dan menghancurkan keluarga.

Efek samping dari heroin termasuk radang gusi, keringat dingin, menurunnya sistem kekebalan tubuh, lemah otot, dan insomnia. Ia juga dapat merusak pembuluh darah yang nantinya bisa menyebabkan gangren jika tidak ditangani.

3. Kokain

Kokain pertama kali muncul di tahun 1980 ketika menjadi barang yang tersebar luas dalam dunia perdagangan narkoba. Awalnya, kokain menawarkan harga yang sangat tinggi akibat kelangkaan dan kesulitan dalam memproduksinya, tetapi seiring meluasnya peredaran kokain, maka harga kokain turun secara signifikan. Akibatnya, pengedar membentuk kokain seperti batu dengan menggunakan baking soda sebagai cara penyulingan kokain bubuk ke dalam bentuk batu. Orang-orang melakukan hal ini karena mereka dapat menjual kokain dengan kuantitas yang rendah, dan dengan jumlah konsumen yang lebih tinggi.

Sejak saat itu kokain merupakan salah satu “wabah” terbesar di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dan selama puncak popularitasnya diyakini bahwa ada lebih dari 10 juta penduduk Amerika Serikat yang merupakan pengguna kokain. Efek samping dari kokain termasuk kerusakan hati, ginjal, paru-paru, serta kerusakan permanen pada pembuluh darah, yang sering menyebabkan penyakit jantung, stroke, dan kematian.

2. Whoonga

Whoonga adalah kombinasi dari obat antiretroviral, yang digunakan untuk mengobati HIV, dan berbagai agen pemotong seperti deterjen dan racun. Obat ini banyak beredar di Afrika Selatan karena tingginya penderita HIV di sana, dan narkoba ini menjadi terkenal akibat harganya yang murah. Obat ini sangat adiktif dan dapat menyebabkan masalah kesehatan utama seperti pendarahan internal, sakit maag, dan akhirnya kematian.

1. Krokodil

Krokodil adalah candu rahasia dari Rusia. Harganya yang relatif rendah membuat para pecandu tertarik untuk mengonsumsinya. Krokodil lebih berbahaya karena biasanya obat ini merupakan buatan sendiri, dengan bahan-bahan termasuk obat penghilang rasa sakit, iodine, cairan korek api, dan agen pembersih industri. Bahan kimia tersebut dapat membuat krokodil menjadi sangat membahayakan, dan cenderung menyebabkan gangren dan pembusukan daging.

BACA JUGA:

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

BNN Ingatkan 50 Orang Meninggal Setiap Hari Karena Narkoba http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150429202212-12-50148/bnn-ingatkan-50-orang-meninggal-setiap-hari-karena-narkoba/. Accessed September 14, 2016.

10 of the Most Dangerous Street Drugs in the World http://www.independent.co.uk/news/uk/home-news/from-krokodil-to-purple-drank-the-worlds-10-most-deadly-street-drugs-a6719541.html. Accessed September 14, 2016.

The Top 10 Deadliest Street Drugs http://www.medicaldaily.com/pulse/top-10-deadliest-street-drugs-theyll-destroy-your-vital-organs-and-rot-your-flesh-359058. Accessed September 14, 2016.

Versi Terbaru

08/01/2021

Ditulis oleh Adinda Rudystina

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Nadhila Erin


Artikel Terkait

Efek Kokain Terhadap Otak dan Tubuh yang Harus Anda Ketahui

Flakka, Narkoba Murah yang Dampaknya 10 Kali Lipat Lebih Berbahaya dari Kokain


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Adinda Rudystina · Tanggal diperbarui 08/01/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan