Dalam mendeteksi dini, menurtunya perlu dilakukan edukasi pencegahan dan penanganan komprehensif pada penderita yang telah mengalami pecahnya aneurisma otak. Akan lebih baik bila dapat ditangani sebelum aneurisma tersebut pecah.
“Penanganan kasus aneurisma otak ini membutuhkan kolaborasi multidisiplin melibatkan dokter bedah saraf, neurointervensionist, neurologist, intensivist, dan lain sebagainya. Di samping itu diperlukan berbagai peralatan dan fasilitas penunjang yang memadai dan mutakhir agar kita dapat menangani kasus aneurisma otak dengan tingkat keberhasilan yang cukup baik,” jelas dr. Abrar lebih lanjut.
Cek risiko Anda terhadap penyakit jantung di sini.
Ada beberapa metode yang bisa dilakukan dalam penanganan pembuluh darah yang pecah di otak, yakni operasi bedah mikro (clipping aneurysm) dan teknik minimal invasif endovaskular (coiling aneurism).
Clipping aneurysm merupakan prosedur untuk menutup aneurisma. Ahli bedah saraf akan mengangkat bagian tengkorak untuk mengakses aneurisma dan menemukan pembuluh darah yang memberi makan aneurisma. Kemudian, ahli bedah akan menempatkan sebuah klip logam di laher untuk menghentikan aliran darah ke sana.
Sementara, perawatan coiling aneurysm adalah tindakan memasukkan coil lewat pemnbuluh darah menuju lokasi target, sehingga darah tidak masuk ke dalam aneurisma yang pecah tersebut.
Guna mengevaluasi secara detail kelainan pada pembuluh darah otak yang bermasalah, sering kali dokter akan merekomendasikan pasien untuk menjalani DSA (Digital Subtraction Angiography). Hasil pemeriksaan ini nantinya dapat membantu menentukan jenis terapi terbaik untuk mengatasi pembuluh darah pecah di otak.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar