Deferoxamine adalah obat yang umumnya digunakan untuk menangani kelebihan kadar zat besi pada darah yang dapat disebabkan oleh transfusi darah berulang.
Transfusi darah berulang umumnya dilakukan karena penyakit kelainan darah, seperti thalassemia atau keracunan zat besi.
Agar tidak salah, ketahui aturan pakai, dosis, efek samping, dan ketentuan lainnya mengenai obat ini pada ulasan berikut.
Golongan obat: Iron chelators
Merek dagang: Desferal
Apa itu obat deferoxamine?
Deferoxamine (deferoksamin) atau deferoxamine mesylate adalah obat yang dapat digunakan untuk menghilangkan zat besi pada pasien dengan kadar zat besi yang tinggi.
Kondisi ini biasanya disebabkan oleh banyaknya transfusi darah.
Kandungan deferoxamine mesylate bekerja dengan mengikat zat besi berlebih pada tubuh serta membantu ginjal dan kandung empedu membuang kelebihan zat besi tersebut.
Obat ini tidak dianjurkan pada anak-anak di bawah usia tiga tahun.
Deferoksamin ini juga dapat digunakan untuk mengatasi kadar aluminum yang tinggi pada pasien dialisis dan pasien dengan keracunan aluminum.
Selain kegunaan tersebut, obat deferoxamine atau deferoksamin juga mungkin digunakan untuk mengatasi kondisi medis lainnya. Tanyakan pada dokter untuk informasi lebih lanjut.
Dosis obat deferoxamine
Obat deferoxamine tersedia dalam bentuk injeksi 500 mg/vial dan 2 g/vial. Obat ini digunakan dengan cara disuntikkan sesuai dengan dosis yang dokter tentukan.
Adapun penentuan dosis umumnya bergantung pada kegunaan obat dan usia pasien. Namun, secara umum, berikut adalah gambaran dosis dari obat deferoxamine yang dilansir dari MIMS.
1. Diagnosis penyakit penyimpanan zat besi
- Dewasa: 500 mg sebagai dosis tunggal dengan cara disuntikkan secara intramuskular. Hitung ekskresi/pengeluaran Fe (zat besi) dalam urine enam jam kemudian. Jika zat besi yang terbuang > 1 g menunjukkan penyakit penyimpanan zat besi dan jika > 1,5 g menunjukkan penyebab patologis.
2. Kelebihan aluminium
- Dewasa: Pasien dengan gagal ginjal stadium akhir, hemodialisis, atau hemofiltrasi dosis awal 5 mg/kg seminggu sekali dengan infus lambat selama jam terakhir sesi dialisis (cuci darah) atau lima jam sebelum sesi pada kasus yang lebih parah. Untuk pasien dengan dialisis peritoneal, dosis awal 5 mg/kg seminggu sekali (melalui infus IV lambat/SC/IM/intraperitoneal) harus diberikan sebelum pertukaran terakhir hari itu.
3. Diagnosis kelebihan aluminium
- Dewasa: Dosis awal 5 mg/kg diberikan melalui IV lambat selama jam terakhir sesi dialisis. Peningkatan konsentrasi aluminium serum di atas nilai awal >150 ng/ml (diukur pada awal sesi dialisis berikutnya) menunjukkan kelebihan aluminium.
4. Kelebihan zat besi kronis
- Dewasa: Dosis awal 500 mg melalui infus IV/SC. Dosis biasanya diberikan selama 8 – 12 jam atau pada beberapa pasien selama 24 jam. Kisaran dosis efektif yang biasa, yakni 20 – 60 mg/kg setiap hari. Berikan 3 – 7 kali/minggu tergantung pada tingkat kelebihan zat besi. Jika diberikan melalui injeksi IM, dosis awal 0,5 – 1 gram setiap hari sebanyak sekali atau dua kali suntikan, sedangkan untuk pemeliharaan ditentukan oleh respons tubuh.
5. Keracunan zat besi akut
- Dewasa: Dosis awal 15 mg/kg/jam dengan infus IV lambat. Dosis diturunkan setelah 4 – 6 jam sehingga dosis total tidak melebihi 80 mg/kg dalam 24 jam. Dapat juga diberikan melalui injeksi IM sebagai dosis tunggal 2 gram.
- Anak: Diberikan melalui injeksi IM dengan dosis 1 gram sebagai dosis tunggal.
Dosis obat deferoxamine bisa berbeda pada setiap pasien. Ikuti perintah dokter atau petunjuk pada label obat.
Jika dosis Anda berbeda, maka jangan mengubahnya, kecuali dokter memberi tahu Anda untuk melakukannya. Jumlah obat yang Anda minum tergantung pada kekuatan obatnya.
Selain itu, dosis yang Anda minum setiap hari, waktu yang diperbolehkan antara dosis, dan lama waktu Anda minum obat tergantung pada jenis penyakit yang diderita.
Aturan pakai obat deferoxamine
Obat deferoxamine akan disuntikkan langsung ke otot bawah kulit atau pada pembuluh darah (intravena) sesuai instruksi dokter Anda.
Dosis obat ini diberikan sesuai dengan kondisi medis dan respons Anda terhadap pengobatan.
Jika Anda menggunakan deferoxamine di rumah, pelajari penggunaan dari penyedia medis Anda.
Sebelum menggunakan, periksa kelayakan produk obat. Jika ada partikel atau perubahan warna produk, maka jangan digunakan.
Pelajari juga cara penyimpanan dan pembuangan obat dengan aman.
Jangan menambah dosis atau minum obat ini lebih sering tanpa persetujuan dokter. Kondisi Anda tidak akan membaik dengan lebih cepat dan risiko efek samping serius mungkin meningkat.
Apabila memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait dengan deferoxamine, konsultasikan dengan dokter atau tenaga medis yang menangani Anda.
Efek samping obat deferoxamine
Dapatkan pertolongan medis darurat jika Anda mengalami tanda reaksi alergi, seperti gatal-gatal, sulit bernapas, atau pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
Hentikan penggunaan deferoksamin dan segera hubungi dokter jika Anda mengalami efek samping serius seperti berikut ini.
- Batuk, napas tersengal, atau permasalahan pernapasan lainnya.
- Jarang buang air kecil atau tidak sama sekali.
- Mengantuk, perubahan mood, meningkatnya rasa haus, kehilangan nafsu makan.
- Masalah pendengaran.
- Pandangan kabur, sakit mata, atau melihat lingkaran pada cahaya.
- Kejang (convulsions).
- Jantung berdetak cepat.
- Bibir, kulit, kuku yang kebiruan.
- Diare parah, berair, dan berdarah disertai kram.
- Hidung tersumbat, demam, kemerahan atau pembengkakan di sekitar hidung dan mata.
- Nyeri pada lambung atau punggung, batuk darah.
- Mudah memar atau perdarahan.
- Kram kaki, masalah pada tulang atau perubahan pertumbuhan (pada anak).
Efek samping yang tidak terlalu serius bisa terjadi karena pemakaian deferoxamine di antaranya sebagai berikut.
- Hot flashes (hangat, kemerahan dan perasaan geli pada wajah).
- Gatal atau ruam pada kulit.
- Mati rasa atau perih pada tubuh.
- Diare ringan, mual, atau sakit perut.
- Urine kemerahan.
- Adanya nyeri, perih, bengkak, kemerahan, iritasi, atau benjolan keras di area suntikan.
Tidak semua orang mengalami efek samping tersebut. Mungkin pula ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas.
Bila khawatir mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah kepada dokter atau apoteker Anda.
Peringatan dan perhatian saat pakai obat deferoxamine
Deferoxamine adalah obat yang penggunaannya harus di bawah pengawasan dokter.
Anda dilarang menggunakan obat ini jika memiliki riwayat alergi, menderita penyakit ginjal yang parah, atau jika Anda tidak dapat buang air kecil.
Untuk memastikan obat deferoksamin aman untuk Anda konsumsi, informasikan pula kepada dokter jika Anda memiliki kondisi di bawah ini.
- Penyakit ginjal atau sedang menjalani cuci darah.
- Penyakit jantung.
- Masalah pada penglihatan atau pendengaran.
- Penyakit hati.
- Asma atau kelainan pernapasan.
- Kadar kalsium yang rendah pada darah (hipokalsemia).
- Kelainan paratiroid.
Pada kondisi di atas, dokter mungkin perlu menyesuaikan dosis obat atau memantau kondisi Anda terkait kemungkinan munculnya efek samping.
Selain itu, deferoxamine adalah obat yang penggunaan jangka panjangnya dapat menghambat pertumbuhan anak.
Beri tahu dokter jika anak yang menggunakan obat ini tidak bertumbuh dengan semestinya.
Penyimpanan obat deferoxamine
Ada beberapa tata cara penyimpanan obat deferoxamine yang harus Anda perhatikan.
Simpan obat pada suhu ruangan, jauh dari cahaya dan kelembapan. Jangan simpan di dalam kamar mandi dan jangan dibekukan.
Obat dengan merek yang berbeda mungkin mempunyai cara penyimpanan yang berbeda. Periksa kotak produk untuk mencari tahu instruksi penyimpanannya atau tanyakan apoteker.
Pastikan pula obat disimpan di tempat yang jauh dari jangkauan anak-anak dan binatang peliharaan.
Dilarang membuang obat ke dalam toilet atau saluran pembuangan, kecuali diinstruksikan sebaliknya. Buang produk ini dengan benar jika sudah melewati batas waktu atau tidak dibutuhkan lagi.
Konsultasikan dengan apoteker atau perusahaan pembuangan limbah lokal untuk detail lebih mendalam tentang bagaimana membuang produk obat secara aman.
Apakah obat deferoxamine aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Tidak ada penelitian memadai mengenai risiko penggunaan obat ini pada ibu hamil atau menyusui.
Selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini.
Obat deferoksamin termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C. Artinya, obat ini memiliki kemungkinan risiko pada bayi.
Namun, belum diketahui secara pasti apakah deferoxamine dapat benar-benar membahayakan calon bayi.
Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil atau merencanakan kehamilan saat menggunakan obat ini.
Selain itu, belum diketahui apakah deferoksamin dapat masuk ke dalam ASI atau dapat membahayakan bayi yang disusui.
Jangan gunakan obat ini tanpa memberi tahu dokter bahwa Anda sedang menyusui.
Interaksi obat deferoxamine dengan obat lain
Interaksi obat dapat mengubah cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping yang serius.
Simpan daftar semua produk yang Anda gunakan, termasuk obat resep atau nonresep dan produk herbal, kemudian beri tahu dokter atau apoteker.
Jangan memulai, menghentikan, atau mengubah dosis obat apa pun tanpa persetujuan dokter.
Beberapa produk yang dapat berinteraksi dengan obat deferoksamin, di antaranya proklorperazin.
Jika Anda memiliki masalah jantung tertentu, seperti gagal jantung, obat ini tidak boleh digunakan dengan vitamin C (asam askorbat) karena interaksi yang sangat serius dapat terjadi.
Konsultasikan dengan dokter atau apoteker Anda untuk keterangan lebih lanjut sebelum memulai pengobatan menggunakan deferoxamine.
Obat ini dapat mengganggu tes laboratorium tertentu, termasuk gallium scintigraphy, yang mungkin bisa menyebabkan hasil tes yang tidak tepat.
Pastikan petugas laboratorium dan semua dokter Anda tahu bahwa Anda menggunakan obat ini sebelum menjalani tes.
Mungkin ada obat lainnya yang bisa berinteraksi dengan deferoxamine. Tanyakan pada dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut.
[embed-health-tool-bmi]