backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

4 Kondisi yang Membuat Ibu Hamil Perlu Segera Mendapatkan Transfusi Darah

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Rr. Bamandhita Rahma Setiaji · Tanggal diperbarui 16/08/2021

    4 Kondisi yang Membuat Ibu Hamil Perlu Segera Mendapatkan Transfusi Darah

    Ada beberapa kondisi yang menyebabkan Anda perlu mendapatkan transfusi darah saat hamil. Anda bisa saja harus mendapat donor darah secepatnya di awal kehamilan, di pertengahan hamil, hingga selama melahirkan. Kondisi apa saja yang membuat ibu hamil perlu mendapatkan transfusi darah?

    Beberapa kondisi yang membuat ibu perlu mendapat transfusi darah saat hamil

    1. Mengalami anemia defisiensi besi parah

    Anemia defisiensi besi parah saat hamil dapat berakibat fatal. Hemoglobin yang kurang dari 5 gr/dL sangat melipatgandakan risiko kematian pada ibu hamil.

    Itu sebabnya jika bacaan tes darah menunjukkan kadar hemoglobin Anda di bawah lebih rendah dari 7 gr/dl ketika usia kehamilan berada dalam minggu ke 34 ke atas, dokter kandungan Anda akan menganjurkan Anda untuk mendapat donor darah.

    2. Mengalami thalassemia

    Thalassemia adalah penyakit genetik yang membuat tubuh tidak mampu untuk menghasilkan bentuk hemoglobin yang sempurna. Seseorang yang mengalami thalassemia perlu mendapatkan transfusi darah rutin. Kebutuhan ini kemudian meningkat apabila Anda memiliki thalassemia dan sedang hamil. Pasalnya, ibu hamil yang memiliki thalassemia lebih berisiko tinggi untuk mengalami anemia berat, sehingga sangat membutuhkan donor darah sepanjang kehamilannya.

    3. Mengalami perdarahan saat hamil dan persalinan

    Perdarahan berat selama kehamilan dan persalinan termasuk situasi gawat darurat yang membutuhkan sumbangan darah secepat mungkin.

    Jika tidak mendapatkan transfusi darah di saat kritis ini untuk menggantikan darah yang hilang, ibu hamil berisiko mengalami kematian. Perdarahan hebat selama hamil bisa diakibatkan oleh keguguran, kehamilan ektopik, infeksi vagina, masalah pada plasenta (misalnya abrupsi plasenta), hingga erosi serviks.

    Perdarahan hebat juga bisa terjadi setelah melahirkan, karena disebabkan oleh banyak hal — contohnya atonia uteri (rahim tidak dapat berkontraksi dengan baik), retensio plasenta, dan gangguan pembekuan darah.

    4. Mengalami anemia segera setelah melahirkan

    Ibu yang mengalami anemia segera setelah melahirkan akibat perdarahan hebat akan mendapatkan transfusi darah. Namun, hal ini akan tergantung pada seberapa parah gejala yang muncul.

    Kebanyakan ibu akan segera mendapat donor darah setelah melahirkan, sementara yang lainnya dianjurkan untuk bed rest dulu. Jika gejala semakin parah, seperti pusing hebat dan sesak napas (napas makin pendek), maka dokter akan secepatnya melakukan transfusi darah.

    Ibu hamil membutuhkan darah yang cukup untuk memenuhi tumbuh kembang janin dan kesehatan dirinya sendiri. Namun sebelum Anda memutuskan untuk mendapatkan transfusi darah saat hamil, pastikan Anda telah mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan seputar kondisi Anda dan prosedur transfusi darah selama kehamilan. Jika Anda masih ragu, coba tanyakan kembali pada dokter kandungan Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Rr. Bamandhita Rahma Setiaji · Tanggal diperbarui 16/08/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan