Itu sebabnya jika bacaan tes darah menunjukkan kadar hemoglobin Anda di bawah lebih rendah dari 7 gr/dl ketika usia kehamilan berada dalam minggu ke 34 ke atas, dokter kandungan Anda akan menganjurkan Anda untuk mendapat donor darah.
2. Mengalami thalassemia
Thalassemia adalah penyakit genetik yang membuat tubuh tidak mampu untuk menghasilkan bentuk hemoglobin yang sempurna. Seseorang yang mengalami thalassemia perlu mendapatkan transfusi darah rutin. Kebutuhan ini kemudian meningkat apabila Anda memiliki thalassemia dan sedang hamil. Pasalnya, ibu hamil yang memiliki thalassemia lebih berisiko tinggi untuk mengalami anemia berat, sehingga sangat membutuhkan donor darah sepanjang kehamilannya.
3. Mengalami perdarahan saat hamil dan persalinan
Perdarahan berat selama kehamilan dan persalinan termasuk situasi gawat darurat yang membutuhkan sumbangan darah secepat mungkin.
Jika tidak mendapatkan transfusi darah di saat kritis ini untuk menggantikan darah yang hilang, ibu hamil berisiko mengalami kematian. Perdarahan hebat selama hamil bisa diakibatkan oleh keguguran, kehamilan ektopik, infeksi vagina, masalah pada plasenta (misalnya abrupsi plasenta), hingga erosi serviks.
Perdarahan hebat juga bisa terjadi setelah melahirkan, karena disebabkan oleh banyak hal — contohnya atonia uteri (rahim tidak dapat berkontraksi dengan baik), retensio plasenta, dan gangguan pembekuan darah.
4. Mengalami anemia segera setelah melahirkan
Ibu yang mengalami anemia segera setelah melahirkan akibat perdarahan hebat akan mendapatkan transfusi darah. Namun, hal ini akan tergantung pada seberapa parah gejala yang muncul.